Dua Calon Ketua Bank Federal AS
23 Agustus 2013Kisah legendaris mengenai Larry Summers banyak yang beredar. Sebagai ekonom utama Bank Dunia di tahun 1999, Summers menandatangani sebuah berkas dokumen yang bercatatkan, limbah dan sampah berbahaya lebih ekonomis bila dikirim ke negara-negara berkembang. Catatan yang sinis itu ternyata ditulis oleh seorang karyawan muda untuk Summers. Ketika terpublikasi, citra Bank Dunia serta merta tercoreng.
Pada sebuah ceramah sebagai Presiden Universitas Harvard di tahun 2005, Summers kembali menjadi sorotan, ketika menyatakan bahwa kurangnya ilmuwan terkemuka perempuan mungkin terkait dengan perbedaan jenis kelamin. Summers memang minta ma'af sesudah itu, namun kesalahan itu dan sejumlah hal lain mendorongnya untuk meletakkan jabatan di universitas elit itu setahun kemudian.
Banyak anekdot mengenai lelaki, yang saat ini menjadi pilihan favorit sebagai pengganti Ketua Federal Reseve AS, Ben Bernanke.”Saya belum pernah mengalami perdebatan serupa, ini hanya disebabkan oleh sosok Larry Summers", ungkap Chris Adolph, Professor untuk Ilmu Politik di Universitas Washington dan penulis buku "Bankers, Bureaucrats, and Central Bank Politics: The Myth of Neutrality."
Pembuka Jalan Menuju Krisis Keuangan
Kisah mengenai Summers berbeda-beda, tapi intinya selalu bahwa Summers bisa salah langkah dan tidak cukup sensitif. Dua karakteristik yang tidak cocok untuk memimpin Bank Sentral terpenting di dunia. Begitu ungkap pengritiknya.
Selain kelemahan-kelemahan ini, para pengritik menunjuk pada sejumlah kegagalan lainnya. Bukan tanpa alasan: sebagai Menteri Keuangan Bill Clinton, Summers merupakan pedukung deregulasi pasar keuangan yang paling vokal. Ia mendesak agar aturan "Glass-Steagall Act" dicabut dan menderegulasi bisnis derivatif. Padahal justru peraturan itulah yang memisahkan bank kredit dari bank investasi. Kini, pembatalan kedua regulasi itu dianggap sebagai pemicu krisis keuangan global 2008.
Sebagai penasihat ekonomi Presiden Barack Obama selama krisis ekonomi, kedekatan Summers dengan Wall Street kembali menuai kritik. Kekesalan memuncak setelah diketahui, bahwa setahun sebelum ia mengisi jabatan itu, Summers telah meraup keuntungan sejuta dolar dari hedgefonds.
"Sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional di bawah Obama, ia kerap bersikap lunak pada pihak perbankan", begitu Wouter Den Haan, profesor ekonomi di London School of Economics.
Ekonom Berpandangan Luas
Wakil Bernankes, Janet Yellen, juga dianggap sebagai calon utama untuk mengisi jabatan Ketua Federal Reserve. Sebagai penasihat ekonomi Bill Clinton, Ketua Bank Sentral San Francisco, dan sekarang Wakil Ketua Federal Reserve nasional, Yellen kerap menghindari skandal.
Harian Wall Street Journal memuji analisa ekonomi Yellen, kemampuan yang penting bagi seorang ekonom.
„Yellen sejak awal mengingatkan akan resiko bagi Wall Street“, jelas Den Haan. "Bagi dia jelas sekali, bahwa kita tengah bergerak ke arah krisis keuangan." Oleh sebab itu menurut Den Haan, Yellen akan lebih keras menghadapi sektor keuangan. Dalam ceramah-ceramahnya Yellen sering membahas tema pengangguran, jadi mungkin sekali „bahwa jika ia mendapatkan jabatan itu, ia tidak hanya akan memusatkan perhatiannya pada inflasi, tapi juga masalah pengangguran", begitu Den Haan.
Bagi Eropa, siapa yang menjadi Ketua Federal Reseve cukup penting, ungkap Chris Adolph terutama posisinya sebagai bank sentral terkuat di dunia. "Bila urusannya adalah menghindari krisis keuangan mendatang, maka pemimpin Bank Sentral Amerika memiliki pengaruh besar, juga dalam menggalakkan kembali ekonomi."