Dua Nelayan Indonesia yang Diperbudak di AS Dapat Ganti Rugi
4 Januari 2018
Dua buruh kapal asal Indonesia yang diperbudak di sebuah kapal ikan Amerika Serikat mendapat uang ganti rugi setelah setuju mencabut gugatan kepada pemilik kapal. Kini keduanya menetap di San Fransisco.
Iklan
Dua nelayan Indonesia yang mengaku diperbudak di sebuah kapal ikan Amerika Serikat menarik gugatan terhadap pemilik kapal. Sorihin dan Abdul Fatah dikabarkan telah menyapakati uang ganti rugi dengan Thoai Van Nguyen, pemilik kapal asal AS dan kapten Sea Queen II.
Keduanya dipaksa bekerja di armada kapal ikan di Hawaii dan California. Nguyen dituding memanfaatkan celah pada Undang-Undang Federal yang mengizinkan pemilik kapal ikan mempekerjakan buruh asing tanpa izin kerja dan visa Amerika Serikat. Buruh kapal yang kebanyakan berasal dari Asia Tenggara itu harus menyerahkan paspor dan tidak diizinkan meninggalkan kapal.
Praktik tersebut lazim digunakan oleh pengusaha ikan di Hawaii. Jaksa Honolulu, Lance Collins mengatakan, kasus Sorihin dan Abdul Fatah tidak bisa menjadi preseden lantaran adanya kesepakatan di luar pengadilan. "Dua nelayan miskin dari negara asing yang cukup berani, atau terlalu takut, untuk melarikan diri dari kapalnya tidak bisa diharapkan ikut membantu menegakkan hukum terhadap industri bernilai jutaan Dollar," ujarnya.
Galeri Foto: Kapal-kapal Ilegal yang Diledakkan Ibu Susi
Ratusan kapal asing ilegal telah diledakkan Indonesia. Presiden Joko Widodo mengatakan aktivitas kapal-kapal nelayan asing ilegal di perairan Indonesia menyebabkan kerugian hingga milyaran dollar per tahun.
Foto: Reuters/I. Mulyawan
Langsung menggebrak
Sejak pertama kali diangkat sebagai menteri lkelautan dan perikanan, Susi Pudjiastusti langsung membuat gebrakan yang tidak tanggung-tanggung. kapal nelayan asing yang masuk peraiaran Indonesia tanpa ampun diperintahkan untuk diledakkan, seperti misalnya kapal Vietnam yang berlayar di kepulauan Anambas tak jauh dari Batam, tanggal 5 Desember 2014.
Foto: Getty Images/AFP/S. Ratifa
Nelayan Anambas jadi jarang temui nelayan asing
Penenggelaman kapal tangkap ikan yang diawaki oleh nelayan asing asal Vietnam dilakukan di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Anambas, 5 Desember 2014. Laporan yang masuk dari nelayan: sejak pemerintah tegas menindak pencuri ikan, aktivitas kapal ikan asing jadi jauh berkurang.
Foto: Getty Images/AFP/S. Ratifa
Belasan kapal dibom
Belasan kapal asing yang ditangkap karena melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah Indonesia dibom di Perairan Kema, Minahasa Utara 20 Mei 2015. Termasuk kapal berbendera Vietnam, Thailand, Cina, dan Filipina.
Foto: Getty Images/LightRocket/I. A. Atifah
Saat peringatan kemerdekaan RI ke-70
Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menenggelamkan puluhan kapal nelayan asing pelaku pencurian ikan dalam rangka memperingati HUT ke-70 RI secara serentak, 18 Agustus 2015. Penenggelaman 38 kapal asing tersebut akan dilakukan di enam lokasi berbeda, yaitu di perairan Pontianak, Bitung, Belawan, Ranai, Tarempa, dan Tarakan. Dalam foto: peledakan di belawan, Sumatera Utara
Foto: Getty Images/G. Ginting
Juga di Pontianak
Angkatan Laut Indonesia juga meledakkan kapal penangkap ikan asing yang menangkap ikan secara ilegal di pulau Lemukutan pada tanggal 18 Agustus 2015 di Pontianak, Kalimantan Barat. Proses penenggelaman kapal asing tersebut merupakan sinergi kerja sama antara Kementrian Kelautan dan Perikanan KKP dengan TNI angkatan laut, kepolisian, kejaksaan agung dan beberapa instansi terkait lainnya.
Foto: Getty Images/Y. K. Irawan
Ratusan kapal telah ditenggelamkan
Angkatan Laut Indonesia menembaki 6 kapal penangkap ikan asing yang tertangkap secara ilegal pada 31 Oktober 2015 di Batam. Menurut laporan media, dari Oktober 2014 sampai Oktober 2015 Indonesia telah menenggelamkan lebih dari 100 kapal asing sebagai bagian dari dorongan terus-menerus untuk menghentikan penangkapan ikan secara ilegal.
Foto: Getty Images/Sijori Images/Barcroft India
Bantuan TNI AL
Tentara Angkatan Laut Indonesia menyaksikan kapal nelayan ilegal yang terbakar pada tanggal 31 Desember 2015 di pulau Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara. Enam kapal ikan asing yang diluluhlantakkan oleh pemerintah Indonesia ini berbendera Thailand, Vietnam, Malaysia dan Myanmar.
Foto: Getty Images/Sijori Images/Barcroft India
Kapal Malaysia dan Belize di Belawan
Angkatan Laut Indonesia meledakkan kapal nelayan Malaysia dan Belize yang terlibat dalam aktivitas ilegal, pada tanggal 22 Februari 2016 di sekitar 12 mil dari Lantan 1 Belawan. Penenggelaman dipimpin langsung Dan Lantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Yudo Margono. Kapal berbendera Malaysia dan Belize itu dihancurkan dengan peledak.
Foto: Getty Images/Jefta Images/Barcroft India
Dengan dinamit daya ledak rendah
Peledakan kapal asing berbendera Malaysia dan Belize tanggal 22 Februari 2016 di sekitar 12 mil dari Lantan 1 Belawan. Indonesia telah menenggelamkan ratusan kapal asing pencari ikan sejak Presiden Joko Widodo mulai berkuasa pada tahun 2014.
Foto: Getty Images/Jefta Images/Barcroft India
Peledakan kapal Viking
Kapal penangkap ikan berbendera Nigeria FV Viking Logas berukuran panjang 70 meter dan lebar 8 meter dimusnahkan di pantai barat Pangandaran, perairan laut blok Batu Mandi, 14 Maret 2016. Kapal FV Viking berbendera Nigeria itu juga merupakan buronan Interpol Norwegia. Kapal tersebut berhasil ditangkap kapal perang KRI Sultan Taha saat mencuri ikan di perairan Indonesia.
Foto: Getty Images/Jefta Images/Barcroft India
Instruksi lewat live streaming
Kepala kepolisian Aceh Irjen Pol. M Husein Hamidi memimpin langsung peledakan 3 unit kapal asing asal Malaysia yang mencuri ikan di perairan Langsa, 5 April 2016. Peledakan dilakukan 5 mil dari Gampong Telaga Tujuh, Langsa Barat. Setelah instruksi diberikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melalui live streaming, 3 unit kapal tersebut diledakan oleh Tim Gegana Satbrimob Polda Aceh.
Foto: Getty Images/AFP
Awan hitam pasca peledakan
Awan gelap membumbung tinggi, setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, polisi dan Angkatan Laut Indonesia meledakkan lima kapal penangkap ikan asing dari empat kapal nelayan Malaysia dan kapal penangkap ikan Vietnam pada tanggal 05 April 2016 di Batam,
Foto: Getty Images/Sijori Images/Barcroft India
Jadi tontonan warga
Orang-orang mengambil gambar saat pemerintah menghancurkan kapal asing milik Cina yang tertangkap basah mencari ikan secara ilegal di perairan Negeri Mamala-Morela, Kecamatan Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 1 April 2017.
Foto: Reuters/I. Mulyawan
Rugikan miliaran dollar AS setiap tahunnya
Pihak berwenang di Indonesia menghancurkan tujuh kapal penangkap ikan ilegal asing di perairan Belawan, Sumatera Utara, pada tanggal 1 April 2017, Indonesia telah berusaha menghentikan aktivitas kapal-kapal asing tanpa izin di wilayahnya. Presiden Joko Widodo mengklaim bahwa kerugian ekonomi akibat ulah pencurian ikan illegal ini mencapai miliaran dolar AS setiap tahunnya.
(Ed: ap/rzn)
Foto: Getty Images/AFP/G. Ginting
14 foto1 | 14
Melalui kuasa hukumnya Nguyen mengaku kesalahan terletak pada kontrak kerja yang dibuat oleh perusahaan penyedia jasa tenaga kerja di Indonesia. "Mereka berdua punya kontrak yang berbeda dan tidak ada yang tahu saat itu," kata Ken Bass, kuasa hukum pemilik kapal. "Jika ada yang bersalah, dia adalah makelar di Indonesia," imbuhnya.
Sorihin yang kini menetap bersama keluarganya di San Fransisco, mengatakan kesepakatan uang ganti rugi itu memberikannya kedamaian. "Saya harap kasus ini bisa mengubah perlakuan terhadap nelayan di kapal Sea Queen dan di industri perikanan," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Abdul Fatah. "Saya merasa lebih aman dengan kesepakatan ini. Saat ini saya bekerja di sebuah toko dan ingin memulai hidup baru di San Fransisco serta menciptakan masa depan yang lebih baik buat keluarga saya. Saya harap kapten kapal memperlakukan nelayan seperti yang ia janjikan."
Nelayan Tumpuan Negara
Sektor perikanan memegang peranan penting bagi Vietnam. Tetapi sektor ini sekarang menghadapi masalah besar akibat adanya pertikaian wilayah laut dengan Cina.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Negara Nelayan
Pagi hari, pelabuhan kota Danang di Vietnam tengah mulai aktif. Sektor perikanan sejak dulu pegang peranan penting dalam perekonomian negara tersebut.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perusahaan Keluarga
Sebagian besar sektor perikanan merupakan bisnis keluarga. Awak kapal penangkap ikan ini baru saja menurunkan hasil tangkapan. Baru beberapa tahun belakangan ini industri penangkapan ikan berkembang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pasar Ikan
Dengan bantuan perahu kecil, hasil tangkapan dibawa ke darat dan diterima pedagang. Banyak pedagang membeli untuk restoran atau hotel besar di Danang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pedagang Besar
Pedagang besar, yang menerima tangkapan ikan dan mengangkutnya dengan truk besar tidak banyak di Danang. Tapi ekspor meningkat, misalnya ekspor makanan laut ke Uni Eropa.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Di Daratan
Di daratan, seperti di pelabuhan Sa Ky (foto) pedagang kecil menjual ikan dan udang terutama bagi warga setempat. Ketika pria melanjutkan pekerjaan di kapal, kaum perempuan kerap mengambil alih penjualan. Sebuah kapal bisa memberi makan bagi 15 keluarga.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Kerja Keras
Badan statistik Vietnam mencatat adanya 30.000 kapal nelayan. Di tiap kapal bekerja 10 sampai 15 pria, yang berada di laut sampai sebulan. Mereka hidup berdesak-desakan. Sebuah kamar besarnya hanya sekitar 15 meter persegi.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perbaikan
Dalam pekerjaan berupa perbaikan peralatan yang sangat diperlukan, misalnya memperbaiki jala, biasaya seluruh keluarga diikutsertakan. Tanpa kerja sama sumber mata pencaharian tidak mungkin terjamin.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Cekcok Teritorial
Penempatan anjungan pengeboran lepas pantai HD981 oleh Cina di daerah perairan yang dipersengketakan, jelas memperburuk situasi nelayan. Kapal Cina dan Vietnam semakin sering bentrok.
Foto: picture-alliance/dpa
Korbannya
Di dok pelabuhan Danang ditambat kapal Vietnam berkode 90152. Kapal itu ditenggelamkan tanggal 27 Mei 2014 ketika bertabrakan dengan kapal pengawas pantai Cina. Pemerintah Vietnam membelinya dari pemilik kapal sebagai bukti agresi Cina di wilayah mereka.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Patriotisme
Di daerah pantai Vietnam propaganda bisa dijumpai di mana-mana. Spanduk ini bertujuan jadi peringatan, bahwa pulau ini, yang berlokasi di dekat pantai Vietnam, adalah milik negara Vietnam. Akhir pertikaian sejauh ini belum terlihat.