Dua Pegawai Kedubes Israel Tewas Ditembak di AS
22 Mei 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku terkejut atas insiden penembakan yang menewaskan dua staf Kedutaan Besar Israel di Washington, Amerika Serikat, pada Rabu (21/5) malam waktu setempat.
Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menyebut aksi penembakan sebagai "tindakan antisemitisme yang mengerikan" dan menegaskan bahwa kebencian terhadap Israel harus dilawan hingga ke akarnya.
"Kita menyaksikan harga mengerikan dari antisemitisme dan hasutan liar terhadap Israel. Fitnah darah terhadap Israel telah merenggut nyawa dua staf muda kita. Kebohongan yang disebarkan tentang Israel telah memicu gelombang kebencian yang mematikan. Kita harus melawan ini habis-habisan, di mana pun kebencian itu muncul,” kata Netanyahu pada Kamis (22/5).
Dia juga mengatakan telah memerintahkan semua misi diplomatik Israel di seluruh dunia untuk meningkatkan pengamanan, dan meminta semua warga Israel di luar negeri tetap waspada dan berhati-hati.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Detail penembakan
Menurut keterangan pihak berwenang di Washington D.C., dua staf Kedutaan Besar Israel, seorang pria dan seorang wanita, ditembak mati ketika meninggalkan sebuah acara komunitas Yahudi di Capital Jewish Museum, tidak jauh dari Gedung Putih.
Tersangka pelaku bernama Elias Rodriguez, 30 tahun, warga Chicago, yang dilaporkan berteriak "Bebas! Bebaskan Palestina!” saat diamankan polisi tak lama setelah kejadian.
Kepala Kepolisian Metropolitan Washington, Pamela Smith mengatakan, Rodriguez sebelumnya terlihat mondar-mandir di luar museum dan akhirnya melepaskan tembakan ke arah korban. Setelah melakukan penembakan, tersangka masuk ke dalam gedung museum tempat acara berlangsung, di mana dia kemudian diamankan oleh petugas keamanan.
Smith menambahkan, tidak ada ancaman lanjutan kepada publik setelah kejadian tersebut. Saat ini, belum jelas apakah Rodriguez telah memiliki pengacara pembela atau belum.
Korban adalah pasangan muda
Duta Besar Israel untuk AS, Yechiel Leiter, menyatakan bahwa kedua korban adalah pasangan muda yang tengah merencanakan pertunangan. Korban pria dikabarkan telah membeli cincin dan berencana melamar pasangannya minggu depan di Yerusalem.
"Keduanya sangat mencintai Israel dan berdedikasi pada pekerjaannya di kedutaan. Ini bukan hanya kehilangan besar bagi kami, tapi tragedi yang mengguncang hati,” ujar Leiter.
Mantan Duta Besar Israel untuk AS, Mike Herzog, juga mengonfirmasi bahwa korban perempuan adalah pegawai lokal Kedutaan Besar Israel di Washington, sementara korban pria berkewarganegaraan Israel.
Kecaman dan belasungkawa mengalir
Presiden AS Donald Trump sontak menanggapi kejadian ini lewat media sosial. Dia menyebut insiden tersebut sebagai bukti nyata antisemitisme yang harus segera dihentikan.
"Pembunuhan mengerikan di Washington D.C. ini, yang jelas-jelas bermotif antisemitisme, harus dihentikan SEKARANG! Tidak ada tempat bagi kebencian dan radikalisme di negara ini,” tulis Trump.
Presiden Israel Isaac Herzog juga turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas insiden ini. Dia menyebut penembakan tersebut sebagai "tindakan kebencian antisemitisme yang keji” dan menegaskan pentingnya solidaritas dalam menghadapi gelombang kebencian.
"Hari ini, kita kehilangan dua anak muda yang penuh semangat karena kebencian buta. Kami berdiri bersama keluarga korban, bersama para diplomat kami, dan bersama komunitas Yahudi di AS serta di seluruh dunia. Israel dan Amerika bersatu dalam menentang kebencian. Teror tidak akan memecah belah kami,” ucap Herzog dalam pernyataannya.
Hibah keamanan institusi
Ironisnya, Capital Jewish Museum—lokasi acara tempat penembakan terjadi—baru saja menerima hibah keamanan sebesar 500.000 dolar AS dari pemerintah federal minggu lalu. Hibah tersebut merupakan bagian dari program perlindungan terhadap institusi yang berpotensi menjadi sasaran kejahatan kebencian, termasuk sinagoga dan lembaga budaya Yahudi.
Museum ini sedang menjadi sorotan karena peluncuran pameran bertema LGBTQ serta perannya dalam mempromosikan toleransi antarumat beragama.
"Kami sangat terpukul dan prihatin atas kekerasan tak masuk akal yang terjadi di luar museum malam ini,” kata pihak museum dalam pernyataan resminya. "Kami berdiri dalam solidaritas dengan para korban, komunitas Yahudi, dan seluruh staf Kedutaan Israel.”
Tensi global meningkat
Penembakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan global terkait perang Israel-Hamas yang meletus sejak 7 Oktober 2023. Konflik berkepanjangan tersebut telah menewaskan lebih dari 53.000 orang di Jalur Gaza, menurut data otoritas kesehatan setempat, dan menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi.
Beberapa saksi mata yang hadir di acara museum mengaku terguncang. Yoni Kalin dan Katie Kalisher, yang berada di lokasi saat kejadian, mengatakan sempat melihat pelaku masuk ke dalam museum dengan ekspresi gugup dan gelisah.
"Ironis sekali. Acara ini justru membahas bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan Israel—bagaimana komunitas Muslim, Yahudi, dan Kristen bisa bekerja sama untuk menolong korban. Tapi kemudian muncul seseorang yang membawa senjata dan membunuh dua orang muda dengan kejam. Benar-benar memilukan,” kata Kalin.
CEO Federasi Yahudi Greater Washington, Gil Preuss, turut menyampaikan pernyataan duka dan keprihatinan.
"Pembunuhan ini adalah tragedi besar. Sebuah tindakan kekerasan antisemitisme yang harus kita kecam bersama. Kami mendukung komunitas kami dan semua pihak yang terdampak oleh insiden ini,” ujarnya.
Editor Agus Setiawan