Jerman deportasi dua pria yang diduga rencanakan serangan teror di Göttingen. Pertamakalinya dalam sejarah, Jerman mendeportasi warga kelahiran Jerman keturunan asing.
Iklan
Kedua pria warga Jerman keturunan Aljazair dan Nigeria ini akan dipulangkan ke Afrika meskipun keduanya lahir di Jerman. Kedua pria itu menurut penyelidikan kepolisian diduga terkait dengan jaringan Islam radikal yang merencanakan serangan teror di kota Göttingen, Jerman. Kedua tersangka teroris telah berusaha lewat jalur hukum menghindari deportasi, namun gagal.
Dua pria keturunan Nigeria berusia 27 tahun dan keturunan Aljazair berusia 22 tahun tersebut ditangkap dalam aksi razia yang digelar kepolisian 9 Februari lalu., sehubungan dengan rencana yang disebut kepolisian Jerman: "serangan teror berpotensi dilancarkan segera." Dalam razia tersebut, polisi menemukan sejumlah amunisi, senjata dan banner ISIS pada saat penangkapan kedua terduga teroris ini.
Kedua orang tersebut sebelumnya berada di bawah pengawasan polisi selama beberapa waktu, karena diduga mendukung kelompok radikal ISIS. Keduanya lahir di Jerman dan tinggal bersama orang tua mereka yang berasal dari Aljazair dan Nigeria, di kota Göttingen. Penyidik mengambil kesimpulan kedua pria ini diduga telah merencanakan serangan, namun belum mengambil keputusan serangan seperti apa dan dimana persisnya akan dilancarkan. Sehingga keduanya tak bisa didakwa.
Pengadilan Administratif Federal Leipzig Selasa (21/03) menyepakati bahwa proses pendeportasian mereka harus dilanjutkan, meskipun ada upaya hukum untuk penangguhan hukuman, karena mereka belum melakukan kejahatan serius.
Kementerian dalam negeri negara bagian Niedersachsen telah meminta pengusiran keduanya, setelah mengklasifikasikan mereka sebagai ancaman bagi keamanan nasional.
Inilah Kronologi Aksi Teror di Jerman 2016
Selama tahun 2016 terjadi serangkaian aksi teror di Jerman. Sebagian bisa diungkap dini, sebagian lagi terungkap setelah aksinya dilancarkan. Ini kronologinya:
Foto: picture-alliance/dpa/P. Zinken
Berlin, Desember
Sebuah truk yang "sengaja" dikemudikan untuk menabrak sebuah pasar Natal di Berlin, menyebabkan tewasnya 12 orang dan melukai 48 lainnya. Polisi sudah mengindikasikan ini serangan yang direncanakan. Pelakunya masih diperiksa aparat kepolisian, dan diduga pengungsi yang datang ke Jerman bulan Februari silam.
Foto: Reuters/P. Kopczynski
Leipzig, Oktober
Seorang pengungsi asal Suriah, Djaber al-Bakr (22) ditangkap oleh warga senegaranya di Leipzig karena merencanakan serangan bom di bandara Berlin. Polisi gagal menangkap Al-Bakr di apartemennya, dan hanya menyita sejumlah bahan peledak. Al-Djaber ditemukan tewas bunuh diri dalam tahanan polisi Jerman.
Foto: Polizei Sachsen
Ansbach, Juli
Seorang pengungsi asal Suriah Mohammed D. (27) merencanakan serangan bom bunuh diri di tengah festival musik di kota kecil Ansbach. Penjaga keamanan melarang dia masuk, karena gerak geriknya mencurigakan. Bom kemudian diledakkan di dekat tempat acara, membunuh pelaku dan melukai beberapa orang. Pelaku yang disebut alami gangguan kejiwaan diindikasikan berhubungan dengan Islamic State-ISIS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Karmann
Würzburg, Juli
Seorang pengungsi asal Afghanistan (17) melancarkan serangan teror menggunakan kampak dan pisau terhadap penumpang kereta api regional di Würzburg. Lima penumpang cedera, empat diantaranya luka parah. Polisi menembak mati pelaku yang mencoba melarikan diri.
Foto: picture-alliance/dpa/K. J. Hildenbrand
Essen, April
Sebuah gedung peribadatan warga Sikh di kota Essen diserang bahan peledak. beberapa orang cedera, seorang luka parah. Tersangka pelakunya berhasil ditangkap polisi beberapa saat kemudian. Mereka diindikasikan sebagai remaja yang disusupi ideologi Salafi.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kusch
Hannover, Februari
Seorang remaja putri bernama Saifa menusuk seorang polisi hingga luka parah saat diperiksa jati dirinya di stasiun Hannover. Pelaku menyatakan siap berjihad bersama ISIS di Suriah.
Foto: Polizei
6 foto1 | 6
Deportasi dipercepat
Media Jerman melaporkan deportasi bisa berlangsung dengan cepat dan orang-orang tersebut dilarang kembali masuk ke Jerman tanpa batas waktu.
Seorang juru bicara kementerian dalam negeri di negara bagian Niedersachsen mengatakan keputusan pendeportasian semacam itu untuk pertama kalinya terjadi dalam sejarah Jerman. Demikian dilaporkan kantor berita DPA.
"Kami mengirimkan pesan yang jelas untuk semua kaum fanatik di seluruh negeri, bahwa kami tidak akan memberi mereka ruang satu sentimeter pun untuk melaksanakan rencana keji mereka," tegas Menteri Dalam Negeri Niedersachsen, Boris Pistorious, menyusul diambilnya putusan tersebut.
"Mereka akan menghadapi hukum berkekuatan penuh, terlepas dari apakah mereka lahir di sini atau tidak," tambahnya.
Dalam kasus yang menimpa pria keturunan Aljazair itu, pengadilan membuat persyaratan deportasi, atas jaminan dari pemerintah Aljazair bahwa ia tidak akan disiksa atau mengalami perlakuan tidak manusiawi.
Jerman telah mengambil tindakan lebih keras menanggapi isu-isu keamanan dalam menghadapi krisis pengungsi dan gelombang serangan kekerasan pada tahun lalu. Pihak berwenang berjanji untuk meningkatkan upaya pendeportasian pencari suaka yang ytak lolos ketentuan, menyusul serangan di Pasar Natal Berlin, pada Desember tahunh lalu. Ketika itu seorang pencari suaka warga Tunisia membajak truk dan menabrakkannya ke kerumunan massa hingga menewaskan 12 orang.
Apa dan Siapa 'Islamic State' (ISIS)?
Islamic State (ISIS) merupakan kelompok sempalan Al Qaida yang meninggalkan jaringan teroris itu, untuk bergerak ke arah yang lebih militan.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Darimana ISIS berasal?
Islamic State dikenal dengan berbagai nama: IS, ISIL, ISIS dan Daesh. Mereka merupakan sempalan jaringan Al Qaida dengan ideologi Islam yang militan. ISIS lahir setelah invasi pasukan sekutu yang dipimpin Amerika ke Irak pada tahun 2003. Dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi, kelompok ini ingin menciptakan negara Islam, atau "khilafah" di Irak, Suriah dan seterusnya.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Dimana ISIS beroperasi?
ISIS diyakini beroperasi di 18 negara di seluruh dunia. Organisasi ini mengendalikan sejumlah wilayah di Irak dan Suriah. Secara de facto, ibukotanya di Raqqa, Suriah. Namun kelompok ini telah kehilangan lebih dari seperempat dari wilayahnya sejak Januari 2015.
Siapa yang memeranginya?
Ada banyak kelompok yang terlibat dalam memerangi sepak terjang ISIS. Amerika Serikat memimpin serangan koalisi internasional yang beranggotakan lebih dari 50 negara, termasuk beberapa negara Arab. Rusia telah melakukan serangan udara dalam mendukung pemerintah Suriah. Pasukan regional, seperti Peshmerga Kurdi (dalam gambar) memerangi ISIS dalam gerakan bawah tanah.
Foto: picture-alliance/abaca/H. Huseyin
Bagaimana ISIS mendanai aktivitasnya?
Salah satu sumber utama pendapatan kelompok itu dari minyak dan gas. ISIS menguasai sekitar sepertiga dari produksi minyak Suriah. Pasukan koalisi yang dipimpin AS sengaja menargetkan sasaran tempur pada aset berharga mereka. Sumber pendapatan lain di antaranya dari pajak, uang tebusan dan penjualan barang antic hasil jarahan.
Foto: Getty Images/J. Moore
Dimana saja ISIS melakukan serangan teroris?
ISIS mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan teroris di seluruh dunia. Teror paling mematikan sampai saat ini adalah bom bunuh diri tahun 2016 di ibukota Irak, Baghdad, di mana lebih dari 200 orang tewas. Pemimpin ISIS mendorong serangan yang disebut "lone wolf" di mana setiap individu yang mendukung ISIS dapat melaksanakan aksi terornya tanpa keterlibatan organisasi.
Apa taktik lain yang digunakan?
Kelompok ini menggunakan berbagai taktik untuk memperluas kekuasaannya. Milisi ISIS telah menjarah dan menghancurkan artefak bersejarah di Suriah dan Irak dalam upaya "pembersihan budaya". Ribuan perempuan dari kelompok agama minoritas diperbudak. Kelompok ini juga menggunakan media sosial sebagai alat propaganda dan perekrutan.
Foto: Getty Images/AFP/J. Eid
Berapa banyak orang telah melarikan diri dari konflik?
Akibat dari konflik berkepanjangan, sekitar enam juta warga Suriah telah melarikan diri dari tanah air mereka. Mereka mencari perlindungan ke negara-negara tetangga:Libanon, Yordania dan Turki. Namun banyak juga yang mengungsi lebih jauh, yaitu ke Eropa. Akibat kekerasan yang dilakukan ISIS, lebih dari tiga juta warga Irak kehilangan tempat tinggal. Ed: (ap/rzn)