1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Dubes Baru Cina Tiba di AS, Dihadapkan "Tantangan Serius"

24 Mei 2023

Xie Feng tiba di New York pada Selasa (23/05) untuk memulai tugasnya sebagai Dubes Cina di Washington. Pejabat yang getol mengkritik politik AS itu pernah menjadi dubes untuk Indonesia dari tahun 2014-2017.

Duta Besar Cina untuk AS, Xie Feng, dalam konferensi pers sesaat setelah mendarat di New York, AS, Selasa (23/05).
Foto: Li Rui/Xinhua/picture alliance

Xie Feng, seorang diplomat karier dari Cina resmi memulai jabatan barunya sebagai Duta Besar untuk Amerika Serikat (AS). Ia tiba di Bandara Udara Internasional John F. Kennedy, New York, pada Selasa (23/05), demikian menurut sebuah pernyataan dari Kedutaan Beijing di AS.

Kepada para wartawan sesaat setelah mendarat, Xie Feng mengatakan bahwa ia akan berupaya meningkatkan hubungan kerja sama antara Cina dan AS, meski tak lupa menggarisbawahi bahwa hubungan kedua negara saat ini tengah menghadapi "tantangan serius."

"Saya datang ke sini untuk melindungi kepentingan Cina. Inilah tanggung jawab sakral saya," ujarnya kepada wartawan.

"Saya juga utusan warga Cina, jadi saya datang ke sini untuk meningkatkan kemitraan dan kerja sama Cina-AS," tambahnya.

Pernah jadi Dubes untuk Indonesia

Xie Feng, 59 tahun, tiba di AS untuk menggantikan Qin Gang, yang telah meninggalkan jabatannya di awal tahun untuk bertugas sebagai menteri luar negeri Cina.

Sebelum menjadi Duta Besar untuk AS, ia menjabat sebagai wakil menteri luar negeri Cina yang dibebankan tugas untuk mengawasi kebijakan Cina terhadap AS.

Xie juga pernah menjabat sebagai Duta Besar Cina untuk Indonesia, tepatnya di tahun 2014 hingga 2017.

Selama ini, Xie dikenal sebagai pengkritik tajam tindakan-tindakan AS. Seperti pada Februari lalu, ia menuding Washington "keras kepala" karena menembak jatuh sebuah balon yang diduga sebagai ‘balon mata-mata' milik Cina di wilayah udara AS. Padahal menurut Beijing balon tersebut hanyalah perangkat sipil biasa.

Memulai tugas di tengah berbagai perselisihan

Xie memulai tugasnya di Washington di tengah merenggangnya hubungan kedua negara dalam beberapa tahun terakhir. Selain karena masalah penembakan ‘balon mata-mata,' hubungan Cina-AS juga memburuk karena masalah perdagangan dan status Taiwan.

Pemerintahan Joe Biden saat ini masih terus mempertahankan kenaikan tarif pada impor utama Cina yang sudah dimulai sejak kepemimpinan Trump, seraya memblokir perusahaan Cina untuk mengakses teknologi chip komputer termutakhir.

Sementara kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu, telah menggusarkan Beijing yang menembakkan rudalnya ke Pasifik dan mengirim pasukannya untuk menggelar latihan militer di Selat Taiwan.

Menurut Bonnie Glaser, seorang pakar Asia dari German Marshall Fund yang berbasis di AS, Xie akan mampu memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara kedua negara "jika dia memilih untuk melakukannya."

"Keputusan untuk akhirnya mengirim Xie Feng tampaknya menjadi upaya untuk mencegah semakin buruknya hubungan bilateral," tambahnya.

AS sambut baik kedatangan Xie Feng

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan bahwa AS menyambut baik kedatangan Xie.

"Kami berharap dapat bekerja sama dengan duta besar yang ditunjuk beserta timnya. Kami tetap berkomitmen, seperti yang sudah kami katakan dalam beberapa kesempatan, untuk menjaga saluran komunikasi dengan RRT (Republik Rakyat Tiongkok) untuk mengelola persaingan secara bertanggung jawab," kata Miller.

gtp/hp (dari berbagai sumber)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait