1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Dubes Jerman Sebut Indonesia Perlu Lebih Banyak Tes Corona

27 April 2020

Seperti negara Eropa lainnya, Jerman secara perlahan mulai longgarkan kebijakan lockdown. Lalu bagaimana situasi di Jerman saat ini dan apa tanggapan Dubes Jerman tentang penanganan COVID-19 di Indonesia?

Duta Besar Jerman di Jakarta, Peter Schoof
Duta Besar Jerman di Jakarta, Peter SchoofFoto: DW/D. Purba

Sejumlah negara Eropa mulai melonggarkan kebijakan lockdown, begitu pula dengan Jerman. Negara itu telah membuka kegiatan perdagangan dan sebagian aktivitas pertokoan, serta merencanakan pembukaan kembali kegiatan sekolah pada 4 Mei mendatang. DW Indonesia mewawancarai Duta Besar Jerman di Jakarta, Peter Schoof, untuk mengetahui apakah kebijakan pelonggaran di negaranya berjalan lancar serta bagaimana tanggapannya tentang penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.

Deutsche Welle: Mengapa Jerman sekarang memutuskan untuk melonggarkan lockdown?

Jerman sekarang sampai pada titik di mana penyebaran eksponensial virus corona dapat dihentikan. Kami memnggunakan indikator yang disebut ‘'tingkat reproduksi'' dan angkanya telah turun minggu lalu menjadi 0,7%. Bandingkan dengan situasi pada awalnya, di mana tingkat reproduksi itu berada di angka tiga, yang berarti satu orang akan menginfeksi 3 orang lainnya dan tentu saja itu hal yang serius karena dengan begitu kurva melonjak naik. 

Pemerintah di Jerman dan tentunya dengan pemerintahan semua negara bagian telah memutuskan bahwa sekarang ini adalah situasi yang tepat untuk menerapkan pelonggaran, karena banyak kegiatan yang telah terhenti atau orang yang kehilangan pekerjaan harus kembali mencari penghasilan. Namun dalam situasi ini, sangat penting bagi kami untuk hati-hati, dan jika kami melihat tren penyebaran virus corona cenderung berbalik, maka Jerman akan menetapkan kembali langkah-langkah yang ada sebelumnya.

Jerman melonggarkan kebijakan lockdown, meski demikian warga wajib gunakan masker di toko dan transportasi publikFoto: Getty Images/S. Gallup

Jerman dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil dalam penanganan pandemi. Bagaimana Jerman melakukannya? 

Langkah penting yang diambil pemerintah Jerman pada masa awal penyebaran virus adalah mulai melakukan tes deteksi virus corona dalam skala besar. Saya pikir inilah rahasia kesuksesan Jerman menangani pandemi, karena tes itu memungkinkan kami dalam waktu yang relatif singkat menentukan angka-angka yang cukup valid. Karena jika suatu negara hanya melakukan tes dalam skala kecil, akan sulit mendapat gambaran situasi yang sebenarnya.

Hal kedua, penyebaran virus (awalnya) terkonsentrasi di satu atau dua wilayah. Sehingga menciptakan peluang untuk melacak dan benar-benar menemukan mekanisme bagaimana menghentikan penyebaran virus tersebut.  Ketiga, Jerman memiliki jaringan laboratorium yang baik, dan ada beberapa laboratorium utama yang terafiliasi dengan klinik universitas besar. Jerman juga memiliki banyak laboratorium swasta yang merupakan bagian dari jaringan besar pertukaran data.

Apa yang Jerman lakukan untuk memastikan kebutuhan seluruh warganya terpenuhi dan meminimalkan jumlah warga yang kesulitan dalam situasi pandemi? 

Salah satunya dengan menyediakan paket pendanaan besar-besaran untuk Usaha Mikro Kecil Menengah  (UMKM), yakni menyediakan dana dengan cara yang sangat tidak birokratis. Sehingga dalam kurun waktu seminggu atau 10 hari, warga Jerman bisa mendapatkan bantuan dana. Namun dengan syarat menunjukkan bahwa dia benar-benar memiliki kerugian akibat pandemi COVID-19.

Jerman berusaha untuk tidak terlalu birokratis dalam hal ini, guna menghilangkan kecemasan masyarakat dan memberi mereka bantuan setidaknya untuk beberapa bulan ke depan, agar mampu melalui periode yang sulit ini. Jerman juga menyediakan bantuan dana bagi perusahaan berupa skema kredit tambahan yang akan memungkinkan mereka untuk meminjam uang.

Jerman juga memberikan bantuan uang kepada perusahaan, agar bisa tetap membayar gaji untuk karyawan mereka, agar karyawan mereka tetap bertahan selama beberapa minggu atau bulan. Tiga elemen kunci ini kami coba gunakan untuk mengatasi masalah ini.

Bagaimana Anda melihati penanganan COVID-19 di Indonesia?

Sulit untuk membandingkan Indonesia dengan Jerman karena kita harus ingat bahwa kedua negara ini sangat berbeda. Indonesia adalah negara dengan 17.000 pulau, ada banyak masalah lain dalam pemerintahan yang tidak dapat Anda bayangkan di negara seperti Jerman.

Jika dilihat dari data, memang virus lebih lama mencapai Indonesia, tapi kita tidak pernah benar-benar tahu bagaimana virus  itu dimulai, dari mana berasal, dan kapan pertama kali datang. Tapi kasus pertama dicatat di Indonesia pada awal Maret. Jumlah tes yang dilakukan di Indonesia dibandingkan dengan jumlah populasi masih sangat rendah. Saya pikir baik dengan niatan Presiden Jokowi untuk benar-benar-benar menjadikan ini sebagai prioritas dan memperluas cakupan tes.

Saya pikir Indonesia juga seperti Jerman telah mengambil pelajaran dari negara lain dalam menangani pandemi ini. PSBB yang diberlakukan di Indonesia, dari sudut pandang kami, sangat baik dan sangat diperlukan. Termasuk langkah tegas melarang mudik, karena ada titik-titik konsentrasi virus di negara ini dan larangan itu adalah salah satu upaya mencegah penyebaran virus lebih jauh, dan ini sangat berguna. 

Dubes Jerman beranggapan pemberlakuan PSBB dan larangan mudik sangat perlu untuk mencegah penyebaran virusFoto: DW/A. Muhammad

Kita tentu belum tahu bagaimana situasi berkembang ke depan seiring berjalannya Ramadan. Tetapi pada prinsipnya, membatasi pergerakan yang dapat menyebarkan virus ini secara eksponensial ke wilayah lain di negara ini, saya pikir merupakan hal yang tepat.

Jerman telah melakukan repatriasi warga negaranya sejak awal penyebaran virus corona di Indonesia. Lalu, bagaimana dengan warga jerman yang masih berada di Indonesia? 

Kami punya angka yang signifikan seperti negara-negara lain yang melakukan repatriasi. Kami telah memulangkan 1.800 warga Jerman (dari Indonesia) melalui delapan penerbangan. Tentunya kami juga membuka penerbangan untuk negara-negara Eropa lainnya seperti Swiss dan Inggris. Kami sangat puas itu semua berjalan mulus, dan tentunya karena bantuan dari pihak berwenang Indonesia dan juga pihak bandara. 

Hanya sedikit warga Jerman yang memutuskan untuk tetap berada di Indonesia, dan yang lain sudah pulang (ke Jerman) di masa-masa awal penyebaran virus corona di Indonesia. Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia belum mengeluarkan peringatan untuk meninggalkan negara ini. Hanya kami menyarankan untuk warga Jerman untuk memperhatikan berita, melihat perkembangan dan patuhi segala aturan yang diberlakukan di negara ini. (pkp/hp)

Wawancara untuk DW Indonesia dilakukan oleh Prita Kusuma dan telah diedit sesuai konteks.

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait