1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialMalaysia

Dugaan Pelecehan, Malaysia Bekukan Akun Bank Lembaga Islam

18 September 2024

Kepolisian Malaysia bekukan 96 akun bank milik pengelola panti asuhan, setelah timbulnya dugaan pelecehan seksual.

Panti asuhan yang disegel di Malaysia
Panti asuhan di Malaysia disegel pemerintah akibat dugaan kasus pelecehan seksual terhadap anak.Foto: Mohd Rasfan/AFP/Getty Images

Pihak berwenang Malaysia membekukan 96 akun bank milik asosiasi yang dituduh mengelola panti asuhan, di mana ratusan anak diduga mengalami pelecehan seksual. Demikian dinyatakan Kepolisian Malaysia, Selasa (17/09).

Dalam kasus yang disebut paling parah dalam beberapa dasawarsa terakhir, polisi juga menangkap 171 tersangka pelaku pelecehen, termasuk guru agama dan pembimbing anak. Sektiar 400 anak diselamatkan setelah polisi melakukan razia di 20 panti asuhan.

Penyelidikan polisi terutama terhadap organisasi Global Ikhwan Service and Business (GISB), yang sudah lama kontroversial karena memiliki hubungan dengan sekte Al Arqam yang sekarang tidak aktif lagi.

Selasa, Kepala Kepolisian Malaysia Razarudin Husain mengatakan, aset yang dibekukan sekitar 130.000 dolar. Ia menambahkan, pihaknya juga menyita enam kendaraan milik GISB. Polisi juga sedang menyelidiki dugaan cuci uang. 

Dokumen Meta: Setiap Harinya 100.000 Anak Alami Pelecehan Seksual

00:59

This browser does not support the video element.

Razia polisi menyusul adanya dugaan pelecehan

Setelah polisi melakukan aksi razia pekan lalu, GISB awalnya menyangkal semua tuduhan, dan menyatakan tidak mengelola panti asuhan di Selangor dan Negeri Sembilan yang digerebek polisi.

Tapi dalam video yang diposting di akun Facebook milik GISB wakil direktur eksekutifnya, Nasiruddin Ali mengakui adanya "satu atau dua kasus sodomi" di panti asuhan. Namun ia menampik tuduhan pelecehan merajalela di panti-panti tersebut.

Pemeriksaan medis menunjukkan sedikitnya 13 anak jadi korban pelecehan seksual. Hal itu diungkap Razarudin Husain pekan lalu. Kasus itu menyulut kekhawatiran akan kesejahteraan anak-anak di fasilitas sosial dan peraturan tentang organisasi sosial di Malaysia.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Di situs internetnya, GISB menyatakan diri sebagai perusahaan Islam yang mengelola berbagai bisnis, mulai dari supermarket hingga restoran, dan beroperasi di beberapa negara, termasuk Indonesia, Prancis dan Inggris.

Pihak kepolisian menduga, 402 anak di panti asuhan adalah anak-anak dari anggota GISB.

ml/hp (afp, Reuters)