Setelah perburuan selama satu hari, tersangka pelaku penyerangan dengan pisau di Solingen, Jerman, menyerahkan diri. Kata pelaku, ia terafiliasi milisi teroris ISIS. Kota ini sering disorot karena kejahatan rasial.
Iklan
Serangan membabi buta dengan menggunakan senjata pisau tajam di Solingen di negara bagian Nordrhein-Westfalen, Jerman, pada Jumat (23/08) malam waktu setempat menewaskan tiga orang. Tersangka pelaku kini ditahan polisi.
Menteri Dalam Negeri Nordrhein-Westfalen (NRW) Herbert Reul mengatakan polisi telah mengikuti "petunjuk penting" sepanjang hari (Sabtu). Pria yang ditangkap adalah seseorang "yang sangat kami curigai."
Otoritas investigasi telah mengumumkan rincian awal tentang tersangka. Menurut informasi tersebut, tersangka adalah warga Suriah berusia 26 tahun yang datang ke Jerman pada akhir Desember 2022 dan mengajukan permohonan suaka di Bielefeld.
Dia sebelumnya tidak dikenal oleh otoritas keamanan sebagai seorang ekstremis Islam. Kantor kejaksaan federal kini sedang menyelidiki pria tersebut atas dugaan tiga pembunuhan, percobaan pembunuhan berulang kali, dan keanggotaan dalam kelompok teroris ISIS. Di Solingen, polisi bersama tim operasi khusus menggeledah akomodasi pengungsi.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Serangan pisau itu terjadi saat perayaan ulang tahun ke-650 kota Solingen. Serangan yang menyebabkan beberapa orang tewas ini menandai insiden kekerasan baru di kota yang sudah penuh sejarah kekerasan bersifat rasial ini.
Dan ini juga merupakan pukulan serius terhadap citra diri dan sejarah Solingen, lokasi industri tradisional di negara bagian terpadat Jerman, NRW. Hingga saat ini, Solingen masih dianggap sebagai pusat industri peralatan makan dan alat potong di Jerman.
Kota pengrajin pisau dan alat potong
Sejak awal abad ke-13 (sekitar tahun 1210) Solingen sudah mulai dipenuhi para pengrajin pisau dan benda-benda tajam lainnya atau disebut Klingenhandwerk.
Para pengrajin generasi pertama menetap di sepanjang area sungai di wilayah kota Solingen. Kota Bergisch telah dianggap sebagai pusat pengrajin alat tajam sejak Abad Pertengahan.
Perusahaan dari Solingen adalah pemimpin dunia dalam produksi pisau. Produsen pisau Solingen masih memproduksi pisau dapur atau berburu, pusau cukur, peralatan makan, dan pisau saku berkualitas tinggi. Sekitar 90 persen produsen alat makan dan peralatan makan di Jerman berbasis di Solingen. Sejak 19 Maret 2012, Solingen mempunyai akhiran nama resmi Klingenstadt.
Karena perubahan struktural di wilayah ini, industri peralatan makan tradisional tidak lagi menjadi salah satu lapangan kerja terbesar di Solingen. Akibat globalisasi, banyak perusahaan besar yang melakukan perampingan atau meninggalkan kota ini. Pengusaha terbesar di kota ini termasuk pemasok otomotif, pelapisan listrik, dan produsen permen Haribo.
Selain industri pisau, landmark paling terkenal di kota yang terletak di antara Köln dan Düsseldorf ini termasuk Jembatan Müngsten. Ini adalah jembatan kereta api tertinggi di Jerman dengan ketinggian 107 meter. Di kota ini juga banyak berdiri tradisional ynag terbuat dari kayu dan batu.
Lima orang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga anak perempuan berusia empat, delapan, dan dua belas tahun. Empat belas orang lainnya menderita luka serius dan beberapa orang menderita luka permanen.
Serangan tersebut merupakan salah satu dari serangkaian serangan xenofobia yang terjadi pada tahun 1990-an. Selain itu, di Mölln dan Rostock-Lichtenhagen, rumah pencari suaka dan rumah keluarga imigran dibakar sementara warga sekitarnya menonton sambil bertepuk tangan.
Kekerasan terhadap migran
Solingen telah menjadi berita utama beberapa kali tahun ini. Pada bulan Maret dan awal Juni, terjadi serangan insiden pembakaran di kota itu. Empat orang tewas dan lebih dari 40 orang menderita luka-luka, beberapa di antaranya mengancam nyawa. Dalam kedua kasus tersebut, bangunan yang dibakar adalah tempat tinggal para migran.
Pada bulan Juni, media memberitakan penyelundupan orang dari Cina dengan bantuan sejumlah Perusahaan. Media juga memberitakan bahwa uang senilai 360.000 euro telah dibayarkan untuk visa. Kota Solingen dikabarkan mengeluarkan sebelas visa, tiga untuk orang di bawah usia 18 tahun.
Serangan Teror Ekstremis Kanan: Sebuah Rentang Sejarah
Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi banyak serangan terhadap komunitas Muslim dan Yahudi, serta orang non-kulit putih. DW merangkum beberapa serangan teror ekstremis kanan terbesar di dunia.
Foto: picture-alliance/empics/PA Wire/D. Lawson
Jerman 2009: Penusukan terhadap wanita di pengadilan Dresden
Marwa El-Sherbini, seorang apoteker yang tinggal di Dresden bersama dengan suami dan putranya dibunuh di pengadilan Dresden pada 1 Juli 2009. Ia ditusuk seorang pria berusia 28 tahun keturunan Jerman-Rusia, tak lama setelah memberikan kesaksian terhadap pria ini untuk kasus kekerasan verbal. El-Sherbini adalah korban pembunuhan yang pertama dalam serangan Islamophobic di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hiekel
Norwegia 2011: Breivik, pembunuh massal dengan serangan teror.
Dua aksi terror dilakukan sendirian oleh extremis sayap kanan, Anders Behring Breivik tewaskan 77 orang tanggal 22 Juli 2011. Aksi pertamanya adalah pemboman di sebuah kantor pemerintahan di Oslo. Aksi dilanjutkan dengan pembantaian anak-anak muda yang berkemah di pulau Utoya. Sebelum, Breivik mengeluarkan manifestasi yang mengecam multikulturalisme dan islamisasi Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Berit
AS 2015: Penembakan di Chapel Hill
Tiga mahasiswa, yakni Deah Barakat, istrinya Yusor Abu-Salha dan saudara perempuannya Razan Abu-Salha ditembak mati oleh tetangga mereka yang berusia 46, 10 Februari 2015. Penembak menggambarkan dirinya sebagai penantang agama dan telah berulang kali dilaporkan karena ancaman dan penghinaan terhadap korbannya. Peristiwa ini viral di media sosial dan bertagar #MuslimLivesMatter.
AS 2015: Pembunuhan massal di gereja di Charleston
17 Juni 2015: Seorang teroris kulit putih melepaskan tembakan di gereja Emanuel African Methodist Episcopal di Charleston, Carolina Selatan. Sembilan orang anggota jemaat Afrika-Amerika terbunuh, termasuk seorang pendeta. Pelaku yang berusia 21 tahun ini dijatuhi hukuman mati akibat melakukan kejahatan berdasarkan kebencian.
Foto: Getty Images/J. Raedle
Jerman 2016: Penembakan massal di München
Sebuah penembakan massal di pusat perbelanjaan di München pada 22 Juli 2016 memakan setidaknya 36 korban luka dan 10 korban jiwa – termasuk pelaku penembakan yang baru berusia 18 tahun. Pelaku adalah warga Jerman keturunan Iran. Menurut keterangan kepolisian, ia banyak membuat komentar bersifat xenofobia dan rasis, serta yang memuja pelaku penembakan sekolah.
Foto: Getty Images/J. Simon
Inggris 2017: Serangan di masjid Finsbury Park
19 Juni 2017, seorang pria berusia 47 tahun membunuh satu orang dan melukai 10 orang lainnya dalam serangan yang menggunakan mobil van. Pelaku menabrakkan mobil ke arah oarang-orang di jalur pejalan kaki dekat masjid Finsbury Park di utara London. Semua korban adalah muslim yang sedang bejalan menuju masjid untuk salat Tarawih. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F. Augstein
AS 2017: Serangan mobil saat gerak jalan neo-Nazo di Charlottesville
Satu orang wanita terbunuh dan puluhan lainnya terluka ketika seorang nasionalis kulit putih menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan demonstran di Charlottesville, Virginia pada 12 Agustus 2017. Para demonstran menentang aksi protes bernama Unite the Right, yakni pertemuan antar para supremasi kulit putih, nasionalis kulit putih, serta neo-Nazi. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Foto: Getty Images/AFP/P.J. Richards
Kanada 2017: Serangan masjid di Quebec
Seorang pria bersenjata menembaki jamaah di Islamic Cultural Center di Quebec, akhir Januari 2017. Peristiwa ini menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Penembakan itu terjadi di malam hari, saat salat berlangsung. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengutuk penembakan itu sebagai "serangan teroris terhadap Muslim di rumah ibadah dan perlindungan."
Foto: Reuters/M. Belanger
AS 2018: Penembakan Sinagoge Tree of Life
Pada 27 Oktober 2018, seorang pria bersenjata berusia 46 tahun melepaskan tembakan di sebuah sinagoga di kota Pittsburgh, AS. Peristiwa ini menewaskan 11 orang dan melukai tujuh lainnya. Dia dilaporkan meneriakkan ejekan anti-Semit selama serangan dan sebelumnya memposting teori konspirasi di internet. Itu adalah serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi dalam sejarah AS.
Foto: picture-alliance/AP/M. Rourke
Jerman 2019: Serangan tahun baru di Bottrop and Essen
Tak lama setelah tengah malam ketika orang-orang merayakan tahun baru, seorang pria berusia 50 tahun melakukan serangan yang ditargetkan terhadap imigran di kota Bottrop dan Essen, Jerman barat - melukai delapan orang dan satu luka serius. Dia sengaja menabrakkan mobilnya ke arah keluarga Suriah dan Afghanistan yang sedang merayakan dengan anak-anak mereka di Bottrop.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kusch
Selandia Baru 2019: Serangan masjid menara kembar di Christchurch
Setidaknya 50 tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan. Pihak berwenang sebut ini sebagai "serangan ekstremis sayap kanan" dan peristiwa penembakan paling mematikan dalam sejarah negara itu. Salah seorang pelaku siarkan langsung serangan itu dan tuliskan manifesto rasis di internet. Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebutnya "salah satu hari paling gelap di Selandia Baru." (Ed.: ga/ml)
Foto: picture-alliance/empics/PA Wire/D. Lawson
11 foto1 | 11
Sehubungan dengan kasus ini, Wali Kota Solingen Tim Kurzbach (SPD) tengah dalam penyelidikan. Kurzbach sendiri yang mengumumkan hal ini kepada pers dan mengatakan bahwa ia tidak bersalah. Dia dituduh oleh terdakwa lain sebagai kaki tangan dalam kasus ini.
Saat ini, terdapat warga dari 140 negara tinggal di Solingen. Berdasarkan data pemerintah daerah, pada akhir tahun 2022, dari total 164.000 penduduk, sekitar 101.000 merupakan warga Jerman tanpa latar belakang migrasi, 32.000 warga Jerman dengan latar belakang migrasi, dan 30.000 warga asing.
Aliansi "Bunt statt Braun" di Solingen secara rutin menyelenggarakan kampanye melawan xenofobia di kota tersebut. Baru pada bulan Januari tahun ini mereka menyerukan demonstrasi di pusat kota. Sekitar 6.000 orang datang ke rapat umum tersebut.