Dunia Berduka Bersama Brussels
23 Maret 2016 Banyak pemimpin dunia menyerukan langkah bersama untuk mengurangi risiko serangan teroris berikutnya, setelah terjadinya serangan di Brussels yang didalangi "Islamic State" Selasa kemarin. Ketua Komisi Eropa Donald Tusk menyatakan, yang disaksikan dunia kemarin adalah terulangnya tindakan bermotif rendah berdasarkan kebencian dan kekerasan.
"Perasaan jijik kami terhadap terorisme sama besarnya seperti tekad untuk membasmi teroris," demikian Merkel, sambil menambahkan, Eropa akan bangkit lebih kuat lagi akibat tantangan ini.
Di Perancis, Presiden Francois Hollande mengatakan, "Seluruh Eropa mengalami pukulan." Ia mendorong semua negara untuk mengambil langkah tegas mengingat seriusnya ancaman teror.
AS akan ambil langkah yang diperlukan
Presiden AS Barack Obama mengatakan, negaranya akan mengambil semua langkah penting untuk mendukung rekan dan sekutunya. "Kita harus bersatu, kita harus melangkah bersama, tidak peduli negara, ras maupun kepercayaan, melawan belenggu terorisme," demikian Obama.
Sementara itu, Donald Trump yang jadi calon unggulan Partai Republik untuk pemilu presiden AS mengatakan, penyebab pertumpahan darah di Brussels adalah "tidak adanya asimilasi" para imigran. Trump mengatakan dalam wawancara dengan NBC, Belgia sekarang jadi tempat pertunjukan horor .
Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan teror yang disebutnya "kejahatan barbar" dan menyatakan turut berdukacita kepada Belgia. "Mereka mendemonstrasikan lagi bahwa terorisme tidak kenal perbatasan dan mengancam semua orang di dunia." Untuk melawan iblis ini diperlukan kerjasama aktif internasional.
Serangan bisa terjadi kapanpun di mana saja
"Kita tidak akan membiarkan teroris menang," kata Perdana Menteri Inggris David Cameron. "Kita menghadapi ancaman teroris yang nyata di semua negara Eropa, dan kita harus memberi reaksi sebaik mungkin." Cameron menekankan, serangan teror bisa saja terjadi setiap waktu di Jerman atau Inggris.
"Ibukota Uni Eropa mengalami serangan teror. Kami berduka untuk korban tewas dan bersumpah mengalahkan teror lewat demokrasi," demikian dinyatakan Departemen Luar Negeri Yunani lewat Twitter. Pernyataan senada juga diberikan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte.
Serangan di Brussels kemarin terjadi hanya beberapa hari setelah serangkaian serangan di Turki. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, serangan "kembali menunjukkan karakter global terorisme."
ml/as (twitter, ap, afp)