Dunia Bergerak Melawan ISIS
4 September 2014Di dunia maya, perusahaan-perusahaan di Silicon Valley menghapus konten-konten kelompok ekstrimis dari website, termasuk diantaranya video terakhir pemenggalan wartawan Amerika. Sementara badan intelijen Barat kini sedang mengujicoba teknologi batu untuk mengidentifikasi para jihadis yang hendak kembali melalui perbatasan.
Pemerintahan, mulai dari Prancis hingga Indonesia, telah melancarkan pukulan untuk memotong salah satu sumber utama kekuatan Islamic State atau ISIS yakni: para jihadis asing. Pendorong utamanya adalah kekhawatiran bahwa organisasi ini sedang melatih generasi baru teroris internasional.
“Jika dibiarkan, saya cakin bahwa setelah sebulan mereka akan bisa mencapai Eropa, dan pada bulan berikutnya Amerika,“ kata Raja Abdullah dari Arab Saudi, menyerukan respon kuat internasional atas kebrutalan yang sedang terjadi di Suriah dan Irak.
Inggris telah mengambil peran aktif dalam menyensor konten internet yang merupakan terobosan atas aturan ketat negara itu dalam rangka menghadapi propaganda ekstrimis.
Selama empat tahun, unit anti-terorisme Kepolisian Kota London yang fokus dalam pengawasan internet telah menghapus 45.000 konten yang dianggap menghasut, demikian pernyataan lembaga itu pekan lalu. Para militan ISIS, bagaimanapun, selalu bisa dengan cepat menemukan cara lain, untuk menyebarkan pesan-pesan kebencian dan kekerasan mereka.
Di Amerika Serikat, para pejabat sedang mencoba mengidentifikasi para calon jihadis dengan membandingkan pola perjalanan mereka dengan orang-orang yang bergabung dengan kelompok jihad, demikian pernyataan pimpinan lembaga anti-teror yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Sebuah aturan di Prancis yang memungkinkan penyitaan paspor dengan cepat disahkan oleh parlemen, dan pemerintah sedang menggenjot penangkapan yang jumlahnya semakin banyak, atas para remaja yang berencana pergi berjihad.
Inggris mengusulkan aturan baru awal pekan ini yang akan memberikan wewenang kepada polisi untuk menyita paspor mereka yang disangka telah bepergian ke luar negeri untuk berjihad, sementara Belanda mempermudah untuk mencoret status kewarganegaraan para jihadis dan mengejar para provider yang membantu menyebarluaskan propaganda kekerasan.
Di Bosnia, pihak berwenang melakukan gerak cepat besar-besaran menyapu para teroris. Mereka menangkan 16 tersangka yang ikut berjihad ke Suriah dan Irak serta ikut membantu merekrut orang-orang Balkan untuk bergabung dengan ISIS.
Upaya anti-jihadi juga berlangsung di negara Muslim: Indonesia membubarkan pertemuan para pendukung ISIS dan menyita kaos-kaos serta benda-benda lain yang mempromosikan ISIS, sementara Tunisia menutup sejumlah mesjid dan menangkap para tersangka pemberi dana. (Baca: Melawan Jihad dengan Keluarga)
Para pejabat dunia sedang mempertimbangkan langkah lebih maju seperti mempergunakan teknis pengenal suara untuk mengidentifikasi tersangka jihadis di tempat pemeriksaan perbatasan dengan membandingkan suara percakapan mereka dengan yang terdengar dalam rekaman-rekaman video yang diunggah para militan.
ab/rn (afp,ap,rtr)