1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dunia Sambut Kemenangan Hariri di Libanon

8 Juni 2009

Aliansi 14 Maret dukungan barat menang dalam pemilu Libanon. Dengan 71 kursi, blok pimpinan Saad hariri itu mengungguli Koalisi bentukan Hizbullah yang cuma meraup 57 mandat di parlemen. Reaksi yang muncul cukup beragam

Pendukung kelompok Islam Sunni di Libanon berpawai usai pengumuman hasil pemiluFoto: AP

Kubu pro barat pimpinan Saad Hariri merayakan kemenangannya pada pemilihan umum di Libanon. Kemenangan kelompok yang didukung oleh Uni Eropa dan Arab Saudi itu terasa spesial, karena sebelumnya para pengamat memperkirakan kemenangan tipis koalisi bentukan Hizbullah.

Namun rekan koalisi Hizbullah dari kelompok Kristen pimpinan Jendral Michel Aoun pada akhirnya gagal merebut simpati warga Kristen Libanon. Suara dari kelompok Kristen merupakan penentu hasil akhir pemilihan.

"Kemenangan demokrasi"

Kemenangan tipis kubu Hariri diyakini bersumber pada jumlah keikutsertaan masyarakat yang mencapai 55 hingga 65 persen. Jumlah itu sendiri menjadi rekor keikutsertaan pemilih selama 20 tahun terakhir.

"Saya ucapkan selamat kepada semua yang menggunakan hak pilihnya hari ini," tandas Hariri. "Pemilihan ini tidak menciptakan pemenang atau pecundang. Satu-satunya yang menang adalah demokrasi dan pemenang sesungguhnya adalah Libanon."

Menurut hasil penghitungan suara yang diumumkan oleh kementrian dalam negeri Libanon, aliansi 14 Maret dukungan barat mendapat 71 dari 128 kursi di parlemen.

Sementara kubu pro Iran dan Suriah cuma mendapat 57 kursi. Sekretaris Jendral Hizbullah, Hassan Nasrullah sendiri menyatakan, dirinya menerima hasil pemilihan umum. Meskipun begitu, kelompok oposisi telah berhasil mempertahankan bobotnya di parlemen Libanon, begitu bunyi surat pernyataan Nasrullah yang disebarkan oleh televisi Al-Manar.

Menurut para pengamat, pecundang terbesar pada pemilu kali ini adalah Jendral Michel Aoun. Meski berhasil mengamankan satu kursi di parlemen untuk dirinya sendiri, partainya mengalami kekalahan telak di tiga daerah dengan mayoritas penganut agama Kristen. Ketiga wilayah yang pada pemilu lalu menjadi benteng pendukung Aoun, pada akhirnya menjadi kunci kemenangan kelompok Hariri.

Ucapan selamat bernada ancaman

Dari Amerika Serikat, Presiden Barack Obama mengucapkan selamat atas kemenangan aliansi 14 Maret dalam pemilu Libanon. Pemilihan umum yang berjalan damai merupakan bukti keberanian dan pengakuan terhadap demokrasi dari masyarakat Libanon, ujar Obama di Washington.

Presiden Mesir Husni Mubarrak juga menyambut pemilu Libanon yang berakhir damai. Dalam pembicaraan lewat telepon, Mubarrak mengharapkan dialog dan kerja sama yang lebih erat dengan pemerintahan baru Libanon.

Sementara ucapan selamat bernada ancaman datang dari Israel. Kementrian Luar Negeri menyatakan, pemerintahan baru di Beirut harus berupaya agar Libanon tidak kembali menjadi batu loncatan untuk mengobar aksi kekerasan melawan Israel.

Pasalnya pemerintah bentukan Aliansi 14 Maret akan bertanggungjawab atas semua aktivitas militer yang diarahkan terhadap Israel. Selain itu Yerusalem juga menuntut negara tetangganya itu agar menghentikan penyelundupan senjata ke wilayahnya.

Pemerintah Israel menyambut hasil pemilu di Libanon dengan kelegaan, demikian dilaporkan oleh sebuah stasiun radio Israel. Kemenangan koalisi bentukan Hizbullah akan berarti permasalahan serius bagi Israel dan stabilitas di kawasan.

Tahun 2006 lalu, Israel dan Hizbullah terlibat perang satu sama lain selama 34 hari. Pada waktu itu sedikitnya 160 warga Israel tewas, sementara Libanon melaporkan jatuhnya 1200 korban jiwa. Sebagian besar korban yang tewas di Libanon merupakan warga sipil, sebaliknya sebagian besar korban di pihak Israel merupakan serdadu.

(RZN/ap/afp/dpa/rtr)

Editor: Ziphora Robina