Presiden Filipina Duterte langsung terbang ke Jakarta seusai penutupan KTT Asean di Vientane, Laos. Dalam pertemuan dengan Jokowi akan dibahas sejumlah tema yang belum dirinci.
Iklan
Jurubicara presiden Flipina tidak merinci apa yang akan jadi tema utama pembicaraan antara Presiden Rodrigo Duterte dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta 9 September. Juga jubir Kemnetrial Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, hanya menyebut sejumlah "isu panas" akan jadi tema pembicaraan.
Indikasi menunjukkan sedikitnya ada enam tema utama yang akan dibahas dalam kunjungan kerja pertama Duterte ke Indonensia itu.. Rangkuman dari berbagai media menyangkut kemungkinan tema utama pembicaraan antara "Digong" dengan "Jokowi."
1. Sandera Abu Sayyaf
Sedikitnya ada 8 warga Indonesia yang masih disandera oleh kelompok teroris Abu Sayyaf di kawasan Mindanao di selatan Flipina. Sebelumnya Presiden Joko Widodo sudah menegaskan, keselamatan sandera adalah hal utama dan pembebasan secara diplomatis jadi opsi utama. Sementara Presiden Rodrigo Duterte saat lebih ini memilih opsi opersasi militer untuk membebaskan seluruh sandera asing dari tangan Abu Sayyaf.
Inilah Profil Abu Sayyaf
Kelompok Abu Sayyaf dikenal tanpa ampun memenggal sandera & musuhnya. Warga Indonesia tak luput jadi sasaran penculikan. Siapa dan bagaimana sepak terjang organisasi separatis di Filipina ini?
Foto: picture-alliance/dpa/L. Castillo
Melawan invasi Soviet di Afghanistan
Abu Sayyaf Group (ASG) didirikan sekitar tahun 1990 oleh Abdurajak Abubakar Janjalani, yang makin radikal setelah berpergian ke negara-negara Timur Tengah. Tahun 1988, Janjalani dilaporkan berjumpa Osama bin Laden di Pakistan dan berjuang bersama melawan invasi Soviet di Afghanistan. Setelah itu, Janjalani mulai mengembangkan misinya untuk mengubah Filipina selatan menjadi negara Islam.
Foto: AP
Merekrerut Eks MNLF
Setelah secara permanen kembali ke Filipina dari Timur Tengah, Janjalani merekrut anggota dari Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) yang kecewa dengan organisasinya, untuk menjadi cikal bakal ASG. Eks-MNLF ini dikenal lebih radikal dalam ideologi mendirikan negara Islam independen daripada mantan organisasi induknya.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Butlangan
Lokasi geografis & jumlah anggota
Abu Sayyaf dalam bahasa Arab berarti bapak ahli pedang. Kelompok separatis Abu Sayyaf terdiri milisi yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, seperti Jolo dan Basilan. Menurut kantor berita Associated Press, jumlah pengikutnya hingga tahun 2015 sekitar 400 orang.
Militer dan WNA jadi sasaran
Sepanjang tahun 1990-an, ASG beralih menggunakan aksi kekerasan untuk mendapatkan pengakuan, antara lain terlibat dalam pemboman, penculikan, pembunuhan, dan serangan terhadap pemeluk Kristen dan orang asing. ASG juga membidik militer Filipina sebagai sasaran kekerasan.
Foto: Reuters
Janjalani tewas, ASG pun retak
Setelah pasukan polisi Filipina tewaskan Janjalani dalam baku tembak 1998, ASG retak. Satu faksi dipimpin saudaranya, Khadaffy Janjalani, faksi lain dipimpin Galib Andang. Ketika aliran dana Al Qaida berkurang, kelompok teror itu mencari uang lewat penculikan. Tahun 2000, ASG menculik 21 orang dari sebuah resor di Malaysia. Foto: Mereka berpose di kamp setelah membebaskan 3 sandera
Foto: picture-alliance/dpa
Jadi target operasi anti teror AS
Sebagai buntut dari serangan Al Qaida 11 September, 2001 di Amerika Serikat, ASG juga jadi target pasukan AS dan Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) di bawah Operation Enduring Freedom. Galib Andang ditangkap tahun 2003.
Foto: AP
Konsolidasi dan serangan mematikan
ASG konsolidasi lagi & lakukan beberapa serangan besar di awal 2000-an. Termasuk serangan paling mematikan di Manila Bay yang menewaskan 116 orang tahun 2004. Terpidana terorisme Indonesia Umar Patek, pernah didapuk jadi anggota Majelis Syura Abu Sayyaf pada tahun 2005-2006. Kini ia menawarkan bantuan negosiasi guna bebaskan 10 sandera asal Indonesia.
Foto: AP
Penculikan dan pemenggalan
Sejak 2007 ASG sering mengancam untuk memenggal kepala sandera jika tak diberikan uang tebusan. Kebanyakan korban penculikan adalah warga Filipina, orang asing di Filipina selatan, termasuk wisatawan dan pekerja asing. Beberapa analis dan pejabat pemerintah menilai ASG lebih menyerupai geng kriminal daripada sebuah organisasi ideologis.
Foto: picture-alliance/dpa
Terkecil, tidak dianggap, tapi paling radikal
Lantaran tidak diajak bernegosiasi, ASG 2014 silam berusaha melemahkan putaran terakhir perundingan damai antara pemerintah dan separatis Filipina. Juli 2014, ASG menewaskan 21 Muslim yang merayakan akhir Ramadhan di Jolo, sebagai balasan atas dukungan mereka dalam proses perdamaian. Di tahun yang sama 2 warga Jerman diculik Abu Sayyaf. Operasi pembebasan dilakukan besar-besaran.
Foto: Reuters
Mendukung ISIS
Tahun 2014 sekelompok orang yang mengaku anggota ASG memublikasikan video untuk mendeklarasikan loyalitas terhadap ISIS. Para ulama dan pejabat percaya bahwa kesetiaan ASG kepada IS semata-mata untuk mempromosikan kepentingan sendiri. IS diyakini tidak memberikan dana atau dukungan material lain untuk ASG.
Foto: picture-alliance/dpa
Sandera Jerman dibebaskan
Bulan September 2014, ASG mengancam akan membunuh sandera Jerman, menuntut Jerman membayar tebusan dan menarik dukungannya kepada AS. Stefan Okonek dan Henrike Dielen ditangkap pada April 2014 ketika kapal pesiar mereka mengalami kerusakan di sekitar Pulau Palawan, Filipina. Dua sandera ini akhirnya dibebaskan 17 Oktober 2014 setelah para militan mendapat uang tebusan.
Foto: REUTERS/Armed Forces of the Philippines
Pembebasan warga Italia
Selain 10 sandera warga Indonesia, beberapa warga asing ikut menjadi korban penculikan dan ancaman pemenggalan tahun ini. Satu di antaranya,warga Italia, Rolando Del Torchio, yang dibebaskan April silam. Saat ini Abu Sayyaf dipimpin oleh Isnilon Hapilon, seorang warga Filipina yang kini jadi buronan Amerika.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Armed Forces of the Philippines Western Mindanao Command via AP
12 foto1 | 12
2. Perang Anti Narkoba dan Mary Jane
Duterte dan Jokowi punya program yang mirip dalam pemberantasan narkoba. Kedua presiden menerapkan "cara keras" tanpa ampun untuk menggasak gembong narkoba dan menghukum mati mereka. Duterte dengan cara "tembak mati ditempat" sementara Jokowi memilih jalur hukum eksekusi hukuman mati. Duterte dan Jokowi dipastikan akan membahas tema pemberantasan narkoba secara intensif.
Tapi ada satu masalah yang mengganjal: kasus terpidana mati kasus narkoba warga Filipina Mary Jane Veloso yang "untungnya" lolos dari dua kali rangkaian eksekusi mati. Duterte sebelumnya mengatakan, ia akan mengimbau amnesti, namun tidak akan mendesak. "Saya menghargai langkah Jokowi dalam memerangi bisnis narkoba lewat jalur legal," ujar presiden Filipina yang dikecam karena gaya "extrajudicial" untuk memberantas gembong narkoba.
Sisi Gelap Perang Narkoba di Filipina
Presiden Filipina Rodrigo Duterte bersumpah akan memberantas bisnis narkoba. Untuk itu ia menggunakan cara-cara brutal. Hasilnya ratusan mati ditembak dan penjara membludak.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Sumpah Digong
Presiden baru Filipina, Rodrigo "Digong" Duterte, melancarkan perang besar terhadap kelompok kriminal, terutama pengedar narkotik dan obat terlarang. Sumpahnya itu bukan sekedar omong kosong. Sejak Duterte naik jabatan ribuan pelaku kriminal telah dijebloskan ke penjara, meski dalam kondisi yang tidak manusiawi.
Foto: Reuters/E. De Castro/Detail
Sempit dan Sesak
Potret paling muram perang narkoba di Filipina bisa disimak di Lembaga Pemasyarakatan Quezon City, di dekat Manila. Penjara yang dibangun enam dekade silam itu sedianya cuma dibuat untuk menampung 800 narapidana. Tapi sejak Duterte berkuasa jumlah penghuni rumah tahanan itu berlipat ganda menjadi 3.800 narapidana
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Beratapkan Langit
Ketiadaan ruang memaksa narapidana tidur di atas lapangan basket di tengah penjara. Hujan yang kerap mengguyur Filipina membuat situasi di dalam penjara menjadi lebih parah. Saat ini tercatat cuma terdapat satu toilet untuk 130 tahanan.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Cara Cepat "menjadi gila"
Tahanan dibiarkan tidur berdesakan di atas lapangan. "Kebanyakan menjadi gila," kata Mario Dimaculangan, seorang narapidana bangkotan kepada kantor berita AFP. "Mereka tidak lagi bisa berpikir jernih. Penjara ini sudah membludak. Bergerak sedikit saja kamu menyenggol orang lain," tuturnya. Dimaculangan sudah mendekam di penjara Quezon City sejak tahun 2001.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Minim Anggaran
Sebuah ruang sel di penjara Quezon City sebenarnya cuma mampu menampung 20 narapidana. Tapi lantaran situasi saat ini, sipir memaksa hingga 120 tahanan berjejalan di dalam satu sel. Pemerintah menyediakan anggaran makanan senilai 50 Peso atau 14.000 Rupiah dan dana obat-obatan sebesar 1.400 Rupiah per hari untuk setiap tahanan.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Sarang Penyakit
Buruknya situasi sanitasi di penjara Quezon City sering berujung pada munculnya wabah penyakit. Selain itu kesaksian narapidana menyebut tawuran antara tahanan menjadi hal lumrah lantaran kondisi yang sempit dan berdesakan.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Sang Penghukum
Dalam perang melawan narkoba Duterte tidak jengah menggunakan cara brutal. Sejak Juli silam aparat keamanan Filipina telah menembak mati sekitar 420 pengedar narkoba tanpan alasan jelas. Cara-cara yang dipakai pun serupa seperti penembak misterius pada era kediktaturan Soeharto di dekade 80an. Sebab itu Duterte kini mendapat julukan "the punisher."
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Membludak
Menurut studi Institute for Criminal Policy Research di London, lembaga pemasyarakatan di Filipina adalah yang ketiga paling membludak di dunia. Data pemerintah juga menyebutkan setiap penjara di dalam negeri menampung jumlah tahanan lima kali lipat lebih banyak ketimbang kapasitas aslinya.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Pecandu Mati Kutu
Presiden Duterte tidak cuma membidik pengedar saja, ia bahkan memerintahkan kepolisian untuk menembak mati pengguna narkoba. Hasilnya 114.833 pecandu melaporkan diri ke kepolisian untuk menjalani proses rehabilitasi. Namun lantaran kekuarangan fasilitas, sebagian diinapkan di berbagai penjara di dalam negeri.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
Duterte Bergeming
Kelompok HAM dan gereja Katholik sempat mengecam sang presiden karena ikut membidik warga miskin yang tidak berurusan dengan narkoba. Beberapa bahkan ditembak mati di tengah jalan tanpa alasan yang jelas dari kepolisian. Seakan tidak peduli, Duterte malah bersumpah akan menggandakan upaya memberantas narkoba.
Foto: Getty Images/AFP/N. Celis
10 foto1 | 10
3.Kasus Jemaah Haji WNI berpaspor Filipina
"Isu panas" yang merebak beberapa hari belakangan adalah kasus 700 warga negara Indonesia yang pergi menunaikan ibadah haji dengan menggunakan paspor Filpina. WNI ini nekat memakai jasa calo di Flipina karena kuota haji Indonesia sudah habis dan banyak kuota haji Flipina yang tidak dipakai. Inilah yang dijadikan celah bisnis oleh biro perjalanan haji yang nakal, bekerjasama dengan mafia pemalsu paspor. Presiden Jokowi sudah meminta agar Duterte tidak menghukum WNI bersangkutan. Bahkan Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly mengisyaratkan akan memberi amnesty kepada Mary Jane jika WNI yang berhaji dengan paspor Filipina dibebaskan.
4.Kerjasama Keamanan Maritim Trilateral
Tema penting lainnya adalah kerjasama keamanan maritim khusunya di kawasan Laut Sulu yang berupa segitiga kewilayahan laut milik Indonesia, Filipina dan Malanyia. Di kawasan inilah para teroris dan bajak laut Abu Sayyaf beraksi membajak kapal dan menyandera awaknya untuk minta uang tebusan. Sedikitnya 24 pelaut WNI dan puluhan pelaut Malaysia disandera Abu Sayyaf pada tahun ini.
Saling Tikam Berebut Laut Cina Selatan
Konflik Laut Cina Selatan menjadi ujian terbesar Cina buat menjadi negara adidaya. Meski bersifat regional, konflik itu mendunia dan mengundang campur tangan pemain besar, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
Foto: Getty Images/R. Pudyanto
Bersekutu dengan Rusia
Cina sendirian dalam konflik seputar Kepulauan Spratly dan Paracel di Laut Cina Selatan. Kecuali Rusia yang rutin menggelar latihan militer bersama (Gambar), negeri tirai bambu itu tidak banyak mendulang dukungan atas klaim teritorialnya. Terutama karena klaim Beijing bertentangan dengan hukum laut internasional.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
David Versus Goliath
Secara umum Cina berhadapan dengan enam negara dalam konflik di Laut Cina Selatan, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunai dan Filipina yang didukung Amerika Serikat. Dengan lihai Beijing menjauhkan aktor besar lain dari konflik, semisal India atau Indonesia. Laut Cina Selatan tergolong strategis karena merupakan salah satu jalur dagang paling gemuk di dunia dan ditengarai kaya akan sumber daya alam.
Foto: DW
Diplomasi Beton
Ketika jalur diplomasi buntu, satu-satunya cara untuk mengokohkan klaim wilayah adalah dengan membangun sesuatu. Cara yang sama ditempuh Malaysia dalam konflik pulau Sipadan dan Ligitan dengan Indonesia. Berbeda dengan Malaysia, Cina lebih banyak memperkuat infrastruktur militer di pulau-pulau yang diklaimnya.
Foto: CSIS, IHS Jane's
Reaksi Filipina
Langkah serupa diterapkan Filipina. Negara kepulauan itu belakangan mulai rajin membangun di pulau-pulau yang diklaimnya, antara lain San Cay Reef (gambar). Beberapa pulau digunakan Manila untuk menempatkan kekuatan militer, kendati tidak semewah Cina yang sudah membangun bandar udara di kepulauan Spratly.
Foto: CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe
Di Bawah Naungan Paman Sam
Filipina boleh jadi adalah kekuatan militer terbesar selain Cina dalam konflik di perairan tersebut. Jika Beijing menggandeng Rusia, Filipina sejak dulu erat bertalian dengan Amerika Serikat. Secara rutin kedua negara menggelar latihan militer bersama. Terakhir kedua negara melakukan manuver terbesar dengan melibatkan lebih dari 1000 serdadu AS.
Foto: Reuters/E. De Castro
Indonesia Memantau
Indonesia pada dasarnya menolak klaim Cina, karena ikut melibas wilayah laut di sekitar kepulauan Natuna. Kendati tidak terlibat, TNI diperintahkan untuk sigap menghadapi konflik yang diyakini akan menjadi sumber malapetaka terbesar di Asia itu. Tahun lalu TNI mengerahkan semua kekuatan tempur milik Armada Barat untuk melakukan manuver perang di sekitar Natuna.
Foto: AFP/Getty Images/J. Kriswanto
Bersiap Menghadapi Perang
TNI juga membentuk Komando Operasi Khusus Gabungan untuk menangkal ancaman dari utara. Komando tersebut melibatkan lusinan kapal perang, tank tempur amfibi dan pesawat tempur jenis Sukhoi.
Foto: Getty Images/R. Pudyanto
Indonesia Tolak Klaim Cina
Cina berupaya menjauhkan Indonesia dari konflik dengan mengakui kedaulatan RI di kepualuan Natuna dan meminta kesediaan Jakarta sebagai mediator. Walaupun begitu kapal perang Cina berulangkali dideteksi memasuki wilayah perairan Natuna tanpa koordinasi. Secara umum sikap kedua negara saling diwarnai kecurigaan, terutama setelah Presiden Jokowi mengatakan klaim Cina tidak memiliki dasar hukum
Foto: Getty Images/R. Pudyanto
AS Tidak Tinggal Diam
Pertengahan Mei 2015 Kementrian Pertahanan AS mengumumkan pihaknya tengah menguji opsi mengirimkan kapal perang ke Laut Cina Selatan. Beberapa pengamat meyakini, Washington akan menggeser kekuatan lautnya ke Armada ketujuh di Pasifik demi menangkal ancaman dari Cina.
Foto: U.S. Navy/Anna Wade/Released
9 foto1 | 9
5.Konflik Laut Cina Selatan
Bagi Filpina tema ini amat krusial. Walau Indonesia tak punya masalah tumpang tindih klaim wilayah dengan Cina, namun diduga Indonesia akan diminta bantuannya untuk menjadi mediator konflik. Flipina, Vietnam, Malaysia dan Brunei bersengketa dengan Cina soal klaim wilayah di Laut Cina Selatan. Sementara dua negara ASEAN lainnya Laos dan Kamboja justru merapat ke Beijing karena dijanjikan bantuan ekonomi dan perdagangan.
6.Kerjasama Ekonomi
Flipina mencatat laju pertumbuhan ekonomi 7 persen setahun, sementara Indonesia harus mengoreksi ke bawah konjunkturnya jadi hanya 5,1 persen. Walau potensinya tidak terlalu besar, kerjasama ekonomi kedua negara terutama di kawasan yang berbatasan akan sangat menguntungkan kedua negara.
Air Mata, Doa dan Batu Akik: Manny Pacquiao Bertemu Mary Jane
Petinju Manny Pacquiao berkunjung ke Yogyakarta buat menemui Mary Jane Veloso. Filipina saat ini tengah mendakwa dua perekrut Jane. Negeri jiran itu berpacu dengan waktu buat menyelamatkan sang terpidana mati narkoba itu
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kunjungan Kemanusiaan
Petinju kelas dunia asal Filipina, Manny Pacquiao, sejak lama aktif berkampanye buat menyelamatkan nyawa Mary Jane. Perempuan berusia 30 tahun itu divonis mati lantaran terlibat sindikat perdagangan narkoba. Untuk memberikan dukungan moral, atlet terkaya kedua di dunia itu mengunjungi Jane di Lapas Wirogunan, Yogyakarta. "Saya cuma ingin membantu dengan apa yang bisa saya lakukan," ujarnya.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Mary Jane Yang Menunggu Mati
Mary Jane (kiri) sejatinya dijadwalkan dieksekusi mati bersamaan dengan duo Bali Nine akhir April silam. Namun pelaksanaannya ditunda karena ia diminta bersaksi dalam kasus hukum lain di Filipina. Kejaksaan Agung melalui H.M Prasetyo bersikeras mengeksekusi mati Jane walaupun jika ia dibuktikan sebagai korban perdagangan manusia dalam kasus di Filipina.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Dukungan Moral
Manny Pacquiao yang berjuluk Pacman berbincang selama 30 menit dengan Mary Jane di Lapas Wirogunan. Sang petinju mengaku "belum pernah" bertemu dengan Mary. Ia berterimakasih kepada "presiden dan rakyat Indonesia" karena diberikan kesempatan bersua dengan terpidana mati narkoba itu.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Berdoa Dalam Tangis
Manny yang ditemani sang isteri, Jinkee (ka.) menyempatkan berdoa bersama dengan Mary Jane. Menurut kesaksian tamu yang hadir, ketiganya meneteskan air mata saat mengucap doa. Mary Jane lalu memberikan batu akik dan sebuah syal kepada Manny. Sebagai gantinya sang petinju menyerahkan uang sumbangan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Investigasi demi Mary Jane
Manny yang juga seorang senator di Filipina berjanji akan menggelar ulang penyelidikan kasus Mary Jane. "Kami akan melakukan investigasi terhadap perekrut Mary Jane, saya percaya dari informasi yang saya terima, Mary Jane tidak bersalah," katanya seperti dikutip Suara.com.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Filipina Berpacu dengan Waktu
Kasus yang menimpa Mary Jane mendapat perhatian besar di Filipina. Warga negeri jiran itu sempat menggelar aksi demonstrasi di depan kedutaan besar Indonesia di Manila buat menuntut keringanan hukuman jelang eksekusi April lalu. Saat ini pengadilan di Filipina tengah menyidang dua terduga perekrut Mary Jane. Penduduk khawatir, lambatnya proses hukum akan merugikan kasus Mary Jane.
Foto: Reuters/E. De Castro
"Dosa orang lain"
Jane memiliki dua anak laki-laki, yakni Mark Daniel Candelaria yang berusia 12 tahun dan adiknya Mark Darren Candelaria, 8 tahun. Saat akan dieksekusi mati April silam, keduanya sempat mengunjungi Mary Jane. "Jadilah bangga pada ibumu karena dia meninggal dengan membawa dosa orang lain," ujarnya pada sang anak saat itu. Jane meyakini ia tidak bersalah.