1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Duterte Samakan Tindakannya dengan Hitler

30 September 2016

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte lontarkan retorika kontroversial terkait tindakan berdarah melawan kriminal narkoba. Ia menyamakannya dengan pembantaian warga Yahudi oleh Hitler selama Perang Dunia II.

Philippinen Präsident Rodrigo Duterte
Foto: Reuters/L. Daval

Rodrigo "Digong" Duterte menyatakan "akan senang" jika bisa membantai tiga juta bandar dan pecandu narkoba. Duterte juga melontarkan ancaman terakhirnya terhadap pedagang dan pengguna narkotika serta obat terlarang ketika kembali ke kampung halamannya, Davao di bagian selatan Filipina, setelah melakukan lawatan ke Vietnam. 

Di Vietnam ia mendiskusikan tindakan keras yang diambilnya untuk mengatasi masalah kriminalitas narkoba di Filipina. Bersama pemerintah Vietnam ia juga membicarakan kerjasama antar negara, antara lain untuk memberantas kriminalitas termasuk perdagangan obat-obat terlarang.

Edgar Matobato saksi dalam sidang pembunuhan terkaitan perang anti narkoba di Filipina. Mutabato mengaku dulu pembunuh bayaran.Foto: picture-alliance/dpa/M. R. Cristino

Duterte: ancaman untuk penjeraan

Sebelumnya Duterte menyatakan, ancaman yang dilontarkannya secara terbuka bertujuan untuk menakut-nakuti dan membuat jera para pedagang narkoba. Sekaligus mendorong para pengguna narkoba untuk berpikir dua kali dan segera bertobat. Tapi ancamannya itu menyebabkan meluasnya kekerasan dan pembunuhan. 

"Hitler membantai tiga juta orang Yahudi... pecandu narkoba jumlahnya tiga juga. Saya senang jika bisa membantai mereka," demikian sesumbar Duterte yang memicu kontroversi. Menurut perkiraan pemerintah Filipina, di negara itu ada sekitar tiga juga pecandu narkoba. Berdasar analisa pakar sejarah, Hitler dan NAZI membantai sekitar enam juta warga Yahudi selama Perang Dunia II.

 

Korban Hitler orang-orang tak bersalah

Ketika melaksanakan kampanye dalam pemilihan presiden awal tahun ini, dan selama tiga bulan menjabat presiden, Duterte sudah mengancam akan menenggelamkan tersangka pedagang narkoba di Teluk Manila, agar ikan-ikan di sana bisa tambah gemuk.

Ia juga mengancam akan menghukum mati pedagang narkotika dengan menggantung mereka sampai kepala mereka terpisah dari badan. Katanya, ia tidak mau membuang energi untuk mengadili dan menjatuhkan hukuman mati bagi pedagang narkoba. Dalam kubnjungan ke Jakarta belum lama ini, Duterte memuji langkah hukum presiden Jokowi, mengadili dan memvonis mati bandar narkoba di Indonesia. 

Duterte mengatakan lebih jauh, korban-korban Hitler adalah orang-orang tak bersalah. Sebaliknya orang-orang yang jadi sasarannya semua penjahat. Dan mengenyahkan mereka akan "menghentikan masalah narkoba di Filipina dan menyelamatkan generasi berikutnya dari kebinasaan."

HRW kritik pernyataan Duterte

Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch untuk kawasan Asia menyatakan perbandingan yang dibuat Duterte dengan Hitler tidak ada dasarnya. Menurutnya aneh, ada orang yang mau membandingkan dirinya dengan "salah satu dalang pembantaian masal terbesar dalam sejarah manusia."

Robertson mengatakan, dalam konteks jaman sekarang, Hitler akan dituntut melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Tuntutan itu akan menghadapkannya ke depan pengadilan di Den Haag. Apakah Duterte ingin dikirim ke sana, karena ia mulai meniti langkah ke sana? Demikian dipertanyakan Robertson. 

Ketika kampanye untuk jadi presiden, Duterte berjanji akan berantas korupsi dan kejahatan berat lain di Filipina terutama narkoba, dalam enam bulan pertama setelah resmi mulai menjabat jadi presiden, dengan begitu tenggatnya hingga tangal 30 Juni 2016.

ml/as (ap, dpa)