Anda hobi twitter-an atau facebook-an? Kali ini #DWNesia mengangkat tema budaya dalam menggunakan media sosial, dan toleransi dalam kehidupan antar agama.
Iklan
Interaksi manusia di dunia maya cerminan dari pola pikir masyarakat. Demikian pandangan feminis L Ayu Saraswati yang mengingatkan agar bangsa kita bisa maju, kita butuh pola pikir yang kritis dan bukan menjadi tukang kritik di internet.
Menurutnya, Kritik membangun pada dasarnya adalah bentuk pola pikir kritis, bukan semata-mata mengkritik. Lengkapnya simak: Kritik Boleh, Tapi Harus Kritis!
Sementara itu Geger Riyanto hadir dengan ulasannya tentang: Ruang-ruang publik yang banyak menjadi medan perang. Masih ingatkah Anda konflik di Ambon dan Tual? Kini keduanya dianggap kota paling toleran di Indonesia.
Keduanya mendapatkan nilai indeks toleransi paling tinggi, ditaksir dari regulasi, respon pemerintah, peristiwa intoleransi, dan komposisi penduduknya. Apakah memang sebenarnya agama yang menjadi akar knflik tersebut? Simak analisa Geger Riyanto dalam: Konflik Agama: Intoleransi atau Perebutan Lapak?
Dalam #DWNesia kali ini, pengamat budaya Andibachtiar Yusuf menyampaikan opininya tentang band-band legendaris internasional yang kini sudah berusia lanjut namun tetap mempertahankan kualitas karya-karya mereka.Menurutnya, seperti itulah berkarya, bukan lalu mematikan semangatnya dan memilih untuk tunduk pada kekuasaan materi.
Andibachtiar Yusuf membandingkannya dengan para musisi Indonesia yang ketika di masa puncak kejayaaannya, beberapa di antaranya beralih profesi menjadi politisi atau pendakwah dan meninggalkan bakat seni mereka. Simak ulasannya dalam: Mereka Yang Tak Termakan Waktu.
Apa Anda sependapat dengan pemikiran penulis? Atau Anda punya pandangan lain?
Anda bebas mengutarakan opini Anda sendiri. Kami tunggu tanggapannya di Facebook DW_Indonesia dan twitter @dw_indonesia.
Seperti biasa, sertakan tagar #DWNesia dalam mengajukan pendapatmu.
Salam #DWNesia
Internet - dimanapun dan kapanpun
Jaringan tanpa batas: menyusul booming smartphone, industri telekomunikasi kini tampil dengan apa yang disebut sebagai Wearables, seperti jam pintar. Piranti tersebut menjamin akses informasi dan komunikasi tanpa batas
Foto: the3doodler.com
Dialog dengan Jam Tangan
Raksasa Korea Selatan, Samsung, membidik pasar Wearables dengan sederet produk Galaxy Gear. Jam tangan ini seberat 74 gramm dan bisa berfungsi jika dihubungkan dengan ponsel Samsung. Selain buat foto dan telepon, jam ini bereaksi terhadap perintah suara dan mengabarkan penggunanya jika ada SMS atau telepon masuk.
Foto: picture-alliance/dpa
Menyetir mobil sembari berselancar
Sistem Sync Applink milik Ford mempermudah berselancar internet sambil berkendara. Tanpa harus memindahkan tangan dari roda kemudi, pengemudi dapat memesan kamar hotel, menyalakan musik atau berselancar di internet. Dengan produk ini Ford ingin bertransformasi dari produsen otomotif menjadi raksasa teknologi
Foto: DW/Jennifer Fraczek
Revolusi Industri Televisi
Produsen TV Loewe sedang berbenah diri dan mengembangkan piranti lunak. Pabrikan asal Jerman yang dikenal dengan televisi untuk segmen atas itu nantinya akan meluncurkan produk dengan harga terjangkau. Terutama produk Loewe diharapkan akan menjadi plattform hiburan ketimbang sekedar televisi. Pengguna harus bisa menentukan sendiri apa yang ingin dilihat dan kapan.
Foto: DW/Jennifer Fraczek
Pixel untuk Konsumen
Angka penjualan perangkat televisi yang semakin menurun memaksa produsen meluncurkan televisi generasi terbaru. Samsung mengklaim akan menjual televisi dengan layar terbesar, yakni 110 Inchi - atau sekitar 2,8 meter. Sementara ketajaman gambar dijamin dengan teknologi Ultra High Definition.
Foto: DW/Jennifer Fraczek
Bioskop Mini
Sedikit lebih kecil dan terpencil adalah Sonic Chair milik perusahaan berlabel sama yang bekerjasama dengan Zeiss. Sonic Chair menyebut penemuannya sebagai "bioskop 3D terkecil di dunia". Bentuknya yang unik dan dengan menggunakan membran khusus menciptakan suasana ruang dengar layaknya di bioskop.
Foto: DW/Jennifer Fraczek
Gabungan Tablet dan Laptop ...
Tidak cuma Televisi, pasar computer juga meluncurkan kreasi terbaru. Adalah gabungan antara tablet dengan ponsel pintar, atau tablet dengan Laptop yang menjadi primadona di pasar gadget saat ini. Contohnya adalah Acer Aspire P3, kombinasi Laptop-tablet
Foto: DW/Jennifer Fraczek
... dan tablet dengan ponsel pintar
Contoh kombinasi ponsel dan tablet - yang disebut dengan Phablet - adalah Sony Xperia Z1 Ultra. Model yang lebih kecil dapat diubah menjadi kamera saku dengan sebuah piranti tambahan. Piranti yang dilengkapi dengan lensa zoom itu dijamin menambah kualitas gambar.
Foto: picture-alliance/dpa
Melukis dalam Tiga Dimensi
Siapa yang tidak cuma ingin menonton tiga dimensi, melainkan juga menggambar, bisa mengintip piranti bernama 3Doodler ini. Pena yang pengembangannya dibayai lewat Crowdfunding ini melelehkan plastik dan mengeringkannya sekaligus.