Apa makna kemerdekaan bagi Anda? #DWnesia hadir dengan edisi khusus hari kemerdekaan.
Iklan
Salam #DWNesia
Tidak terasa Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-71. Tentu, tidak terbayangkan jika kita saat ini masih dijajah bangsa lain. Tidak mengalami kekerasan seperti yang dialami oleh para pendahulu kita.
Tapi, sebentar…tunggu dulu, apa betul demikian? Esais dan sosiolog Geger Riyanto mengingatkan kembali bahwa aksi-aksi kekerasan yang banyak terjadi di negara ini adalah juga bentuk serangan, atau penjajahan pihak yang satu kepada pihak lainnya. Simak uraiannya dalam tajuk berjudul: Bukan Merdeka 17 Agustus.
Perang Diplomasi demi Kemerdekaan Indonesia
Tanpa diplomasi Sjahrir dan tekanan internasional, Belanda masih akan bercokol di Indonesia, kendati proklamasi 45. Inilah empat tahun bersejarah yang dipenuhi intrik politik, pengkhianatan dan agresi milliter Belanda
Foto: picture-alliance/ANP
Kapitulasi Jepang, September 1945
12 Agustus 45, tiga hari setelah bom atom menghancurkan Nagasaki, Panglima Militer Jepang, Jendral Terauchi Hisaichi mengundang Soekarno dan Radjiman Wedyodiningrat ke Da Lat, Vietnam. Kepada keduanya Hisaichi mengindikasikan Jepang akan menyerah kepada sekutu dan membiarkan proklamasi kemerdekaan RI. Baru pada 2 September Jepang secara resmi menyatakan kapitulasi di atas kapal USS Missouri.
Foto: picture-alliance/dpa/United States Library Of Congres
Proklamasi, Agustus 1945
Setibanya di Jakarta, Soekarno diculik oleh pemuda PETA ke Rengasdengklok. Di sana ia dipaksa mengumumkan kemerdekaan tanpa Jepang. Malam harinya Soekarno menyambangi Mayjen Nishimura Otoshi. Kendati tidak mendukung, Nishimura menawarkan rumahnya untuk dipakai merumuskan naskah proklamasi. Keesokan hari Soekarno dan Hatta mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia di Jl. Pegangsaan Timur No. 56
Foto: picture alliance/CPA Media
Kabinet Sjahrir I, November 1945
Soekarno dan Hatta diangkat sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. Keduanya memerintahkan Sutan Sjahrir, diplomat ulung yang kemudian menjadi perdana menteri pertama, buat mencari pengakuan internasional. Tugas Sjahrir adalah mempersiapkan Indonesia menghadapi pertemuan Linggarjati. Pidatonya yang legendaris di sidang umum PBB 1947 hingga kini masih tercatat sebagai momen paling menentukan
Foto: picture alliance/United Archives/WHA
Perundingan Linggarjati, November 1946
Dalam pertemuan yang dimediasi Inggris, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia di Jawa, Madura dan Sumatera. Tapi Belanda nyaris bangkrut dan berniat mengamankan akses ke sumber daya alam Indonesia. Sjahrir yang ingin menghindari perang sempat menyetujui pemerintahan transisi di bawah kepemimpinan Belanda. Idenya ditolak Sukarno, dan Sjahrir harus mundur sebulan setelah penadatanganan perjanjian.
Foto: Public Domain
Agresi Militer I, Juli 1947
Akibatnya Belanda menyerbu Sumatera dan Jawa demi merebut sumber daya alam dan lahan pertanian. Apa yang oleh Indonesia disebut sebagai Agresi Militer, dinamakan Belanda "misi kepolisian" untuk menghindari campur tangan internasional. Parlemen Belanda awalnya menginginkan perluasan agresi buat merebut ibukota Yogyakarta, tapi ancaman sanksi PBB membuat Den Haag menarik pasukannya dari Indonesia.
Foto: picture alliance/Everett Collection
Perjanjian Renville, Desember 1947
Di atas kapal USS Renville, Indonesia berhasil memaksakan gencatan senjata, tapi kehilangan sebagian wilayahnya. Belanda cuma mengakui kedaulatan RI di Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera, serta meminta TNI menarik pasukannya dari wilayah pendudukan. Belanda kala itu sedang menunggu pemilu legislatif. Pemerintahan yang baru kemudian mengambil kebijakan yang lebih keras terhadap Indonesia.
Foto: Publilc Domain
Agresi Militer II, Desember 1948
Belanda memanfaatkan masa liburan natal PBB buat menggelar Agresi Militer II. 80.000 pasukan diterjunkan. Soekarno, Hatta dan Sjahrir ditangkap. Akibatnya Sjafruddin Prawiranegara diperintahkan membentuk pemerintahan darurat. Uniknya operasi militer di Indonesia didukung 60% penduduk Belanda. Sembilan hari setelah dimulainya agresi, PBB menelurkan dua resolusi yang menentang serangan Belanda
Foto: Getty Images/Keystone
Konferensi Meja Bundar, Agustus 1949
Setelah menjalin kesepakatan dalam perjanjian Roem Roijen, Indonesia dan Belanda sepakat bertemu di Den Haag atas desakan internasional. Belanda bersedia menarik mundur pasukan dan mengakui kedaulatan RI di semua kepulauan, kecuali Papua barat. Sebagai gantinya Indonesia harus membayar sebagian utang pemerintahan kolonial, termasuk yang dipakai untuk agresi militer selama perang kemerdekaan.
Foto: Getty Images/Keystone
Penyerahan Kedaulatan, Desember 1949
Ratu Juliana menandatangani akta penyerahan kedaulatan kepada RI di Amsterdam pada 27. Dezember 1949. Setelah kemerdekaan, Indonesia tenggelam dalam revolusi buat mengamankan kesatuan republik. Sementara Belanda menghadapi tekanan internasional. Sikap Den Haag soal Indonesia dan Papua bahkan nyaris membatalkan keanggotaan Belanda di NATO, yang kala itu mendukung kemerdekaan Indonesia.
Lebih dari 70 tahun berlalu, bagaimana generasi sekarang memaknai kemerdekaan. Apakah generasi muda saat ini punya keinginan yang kuat menguak sejarah negaranya di masa lampau, atau mengoreksi sejarah? Siapa pula figur pahlawan yang mereka idolakan? Simak ulasan pengamat militer Aris Santoso dalam opininya berjudul: Pahlawan Versi Generasi Y.
VOC - Mendunia Berkat Bumi Indonesia
VOC menjelma menjadi raksasa dagang berkat menguasai bumi Indonesia. Kompeni bentukan Belanda itu bertindak layaknya negara. Tapi lalu remuk tanpa bersentuhan dengan musuh. Ini perusahaan multinasional pertama di dunia.
Foto: public domain
Jelajah Bumi demi Rempah
Rempah adalah faktor besar yang mendorong kolonialisme. Tidak berbeda dengan Belanda. Lantaran takut tersaingi oleh Portugis dan Inggris, negeri kincir angin ini membentuk perusahaan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) untuk memonopoli jalur perdagangan rempah di Asia. Berbekal kekuasaannya di Indonesia, VOC menjelma menjadi raksasa multinasional pertama di dunia.
Foto: picture-alliance/akg
Negara dalam Negara
VOC bukan cuma sekedar perusahaan biasa. Ia bertindak layaknya sebuah negara. Kompeni bentukan Belanda ini misalnya berwenang buat merangkai perjanjian multilateral, membangun koloni, memenjarakan dan mengeksekusi mati terpidana, membangun pasukan bersenjata dan membentuk mata uang sendiri.
Foto: public domain
Kaya dan Berkuasa
Sejak berdiri tahun 1602 hingga 1799, VOC tercatat mempekerjakan hampir satu juta penduduk Eropa dan mengirimkan 4785 kapal dagang ke Asia yang membawa sekitar 2,5 juta ton barang dagang. Berkat keberhasilan di Indonesia, VOC bahkan mampu menerbitkan saham pertama di dunia (gambar).
Foto: Privat
Jayakarta Menjadi Batavia
Awalnya VOC mendapat hak dagang dari kesultanan Banten. Namun Gubernur Jendral VOC pertama, Pieter Both memilih Jayakarta sebagai pusat administrasi. Belanda kemudian mengubah kota kecil itu menjadi kota dagang besar dengan benteng dan pelabuhan.
Foto: public domain
Coen, Jagal dari Batavia
Adalah Jan Pieterszoon Coen yang bertanggungjawab atas dominasi VOC di Indonesia. Sempat nyaris terusir oleh Pangeran Jayakarta, Belanda tahun 1627 lalumenugaskan Coen untuk menumpas tentara kerajaan Jayakarta. Setelah berkuasa, Coen mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia. Oleh sejahrawan, ia digambarkan sebagai pribadi yang kejam dan gemar menggunakan kekerasan.
Foto: gemeinfrei
Jantung Kolonialisme
Nama Batavia berasal dari nama suku Germanik, Batavi, yang bermukim di kawasan sungai Rhein. Penduduk Belanda meyakini, suku tersebut adalah nenek moyang mereka. Di kota baru ini, Belanda membangun banyak infrastruktur yang terutama berfungsi sebagai kantor administrasi, pangkalan militer, pelabuhan dan berbagai tempat hiburan buat penduduk non pribumi.
Foto: public domain
Menggurita di Asia
Kendati bermarkas di Batavia, aktivitas dagang VOC melebar ke wilayah Asia Timur semisal Cina dan Jepang. Indonesia saat itu adalah pemasok rempah terbesar dunia di samping Asia Selatan. Nilai perusahaan swasta Belanda itu ditaksir mencapai 7,4 Milyar US Dollar dengan nilai uang saat ini.
Foto: public domain
Remuk dari Dalam
Tanpa lawan yang memadai, VOC sejatinya mampu bertahan hidup lebih lama. Tapi korupsi yang merajalela membuat perusahaan multinasional pertama di dunia itu ambruk di tahun 1799. Akibatnya semua aset dan utang VOC dilimpahkan pada kerajaan Hindia Belanda. Setelah kemerdekaan, menjadi milik Republik Indonesia.
Foto: public domain
8 foto1 | 8
Anda setuju dengan opini para penulis? Selamat berdiskusi, Sahabat DW…
Kami tunggu opini Anda di Facebook DW_Indonesia dan twitter @dw_indonesia.
Seperti biasa, sertakan tagar #DWNesia dalam mengajukan pendapatmu.
#DWnesia spesial edisi kemerdekaan juga hadir dengan berbagai galeri foto menarik, seputar sejahar kemerdekaan bumi pertiwi dan lika-liku diplomasi dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.