ECHR: Kewajiban Vaksinasi di Eropa Tidak Melanggar HAM
9 April 2021
Untuk pertama kalinya Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) putuskan vaksinasi sebagai sebuah kewajiban. Ini akan memainkan peranan penting dalam upaya akhiri pandemi virus corona.
Iklan
Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) di Strasbourg, Prancis pada hari Kamis (08/04) memutuskan vaksinasi sebagai sebuah kewajiban yang tidak melanggar hukum hak asasi manusia.
Keputusan itu diambil setelah mengevaluasi keluhan para orang tua di Ceko, terkait kewajiban vaksinasi bagi anak-anak, yang diproses hingga ke pengadilan. "Tindakan tersebut dapat dianggap sebagai 'kebutuhan dalam masyarakat demokratis'," bunyi putusan pengadilan.
Para ahli meyakini keputusan pengadilan tersebut bisa berimplikasi pada upaya "paksaan" vaksinasi terhadap mereka yang menolak menerima suntikan.
"Keputusan ini memperkuat kemungkinan vaksinasi wajib dalam kondisi epidemi COVID-19," kata Nicolas Hervieu, seorang ahli hukum yang mengkhususkan diri di ECHR, kepada kantor berita AFP.
Hidup di Era Pandemi COVID-19
Lebih dari setahun yang lalu, virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia dan telah menginfeksi lebih dari 100 juta orang. Wabah ini mengubah hidup kita.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Jaga jarak fisik
Singapura telah mencatat tingkat infeksi virus corona terendah sejak Oktober 2020. Para pengamat memuji negara itu karena memantau warganya secara ketat, salah satunya dengan menggunakan aplikasi pelacakan. Menurunnya infeksi membuat pemerintah mengizinkan penduduk setempat mengunjungi bioskop di area terbuka - asalkan menjaga jarak secara fisik.
Foto: Edgar Su/REUTERS
Kecemasan tersebar luas di Afrika Selatan
Afrika Selatan adalah negara di Afrika yang paling parah terdampak pandemi COVID-19. Pasien di rumah sakit dekat Cape Town ini adalah satu dari 1,4 juta warga yang telah terinfeksi virus corona. Varian baru yang dikenal sebagai B.1.351 atau 501Y.V2, meningkatkan kecemasan warga. Sama seperti varian Inggris, mutasi Afrika Selatan ini dianggap sangat menular.
Foto: Rodger Bosch/AFP/Getty Images
Jaga jarak sosial sambil menikmati matahari
Dengan suhu musim panas yang membumbung tinggi, banyak orang Australia menikmati berenang di laut. Tanda-tanda peringatan telah dipasang untuk mengingatkan pengunjung menjaga jarak sambil menikmati matahari, demi mencegah lonjakan infeksi baru. Jumlah kasus di Australia turun drastis sejak September lalu.
Foto: Bai Xuefei/Xinhua/imago images
Duka yang ditinggalkan
Kelvia Andrea Goncalves menangis di makam ibunya di kota Manaus, Brasil. Andrea dos Reis Brasao meninggal pada usia 39 tahun akibat COVID-19. Banyak orang menyalahkan Presiden Jair Bolsonaro atas situasi suram negara itu. Lebih dari 221.000 warga Brasil telah meninggal akibat virus corona.
Foto: Bruno Kelly/REUTERS
Lebih baik aman daripada menyesal?
Di Hong Kong, pihak berwenang telah menutup seluruh wilayah tanpa peringatan sebelumnya, sebagai respon atas peningkatan infeksi yang tiba-tiba. Sama seperti di Cina, kota itu telah memberlakukan tindakan tegas untuk mencegah penyebaran wabah. Kebijakan tersebut berhasil membuat tingkat infeksi sangat rendah.
Foto: Tyrone Siu/REUTERS
Aman di dalam 'gelembung'
Band rock asal AS, The Flaming Lips menemukan cara untuk menggelar konser dengan tetap memperhatikan jaga jarak fisik. Belum lama ini saat mereka konser di Oklahoma, penonton diminta untuk masuk ke dalam bola plastik besar. Dengan cara ini, mereka dapat menari menikmati musik dengan aman. Bahkan penonton juga bisa mengangkat tubuh Wayne Coyne saat dia terjun dari panggung.
Foto: Flaming Lips/Warner Music/REUTERS
Gereja jadi pusat vaksinasi
Banyaknya gereja yang tutup, kini dimanfaatkan sebagai pusat vaksinasi darurat seperti di Katedral Lichfield, dekat Birmingham, Inggris. Tidak seperti negara anggota Uni Eropa yang saat ini menghadapi kekurangan vaksin COVID-19, Inggris telah menerima pasokan dosis yang stabil.
Foto: Carl Recine/REUTERS
Banyak orang berharap pandemi segera berakhir
Amy Ezzat menyiapkan kue berbentuk dosis vaksin untuk dibagikan kepada pasien COVID-19 di sebuah rumah sakit di Kairo. Mesir telah berjuang melaksanakan kampanye inokulasi di seluruh negeri. Penulis: Ines Eisele (ha/pkp)
Foto: Hanaa Habib/REUTERS
8 foto1 | 8
Apa isi keputusan pengadilan?
Keputusan tersebut menyatakan, vaksin wajib yang diberikan oleh otoritas kesehatan Ceko sejalan dengan "kepentingan terbaik" bagi anak-anak. "Tujuannya adalah agar setiap anak terlindung dari penyakit serius, melalui vaksinasi atau berdasarkan kekebalan kelompok," tambahnya.
Berdasarkan hukum Ceko, anak-anak harus divaksinasi terhadap sembilan penyakit termasuk difteri, tetanus, batuk rejan, hepatitis B, dan campak.
Sebuah preseden untuk kampanye vaksinasi COVID-19
Negara-negara di seluruh Eropa menghadapi gelombang disinformasi terkait pandemi virus corona. Hal ini membuat orang tidak hanya bersikap skeptis tentang virus corona itu sendiri, tetapi juga tentang vaksin COVID-19.
Anti-vaxxers atau orang yang menolak untuk menerima vaksin telah menyebarkan berbagai teori konspirasi tentang tujuan pemerintah memvaksinasi warganya. Akibat informasi tersebut, pemerintah harus mengendalikan sebagian besar masyarakat yang menolak divaksinasi.
Meski keputusan ECHR telah menjadi preseden bahwa vaksinasi wajib tidak bertentangan dengan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia, tidak berarti negara-negara Eropa akan memaksa orang untuk divaksinasi.