Teknologi Tinggi Gempur Perdagangan Ilegal Satwa Langka
12 Maret 2018
Para pecinta lingkungan manfaatkan teknologi tinggi dalam pertempuran mereka melawan perdagangan ilegal berbagai satwa yang terancam punah di Indonesia.
Foto: Leuser International Foundation
Iklan
Mulai dari kode batang atau barcode DNA mutakhir ke aplikasi smartphone yang dapat mengidentifikasi penjualan satwa liar ilegal, para pecinta lingkungan terus mencari cara untuk mengatasi penjualan hewan-hewan secara ilegal.
Tersebar di lebih dari 17.000 pulau, hutan hujan tropis di Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, mulai dari pangolin yang bersisik sampai orangutan yang terancam punah.
Namun, flora dan fauna Indonesia juga berada di garis depan perdagangan ilegal global yang diperkirakan mencapai nilai sebanyak 23 miliar Dollar AS setahun. Perdagangan flora dan fauna ilegal ini telah membawa beberapa spesies ke jurang kepunahan.
Deforestasi dan Perburuan Ancam Harimau Sumatera
Apakah anak cucu kita masih bisa melihat harimau Sumatera? Kerusakan hutan dan perburuan menjadi ancaman kepunahan harimau Sumatera. Nasib mereka dikhawatirkan akan punah sebagaimana harimau Jawa dan harimau Bali.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Terluka akibat perburuan
Perempuan ini bernama Erni Suyanti Musabine. Ia tampak memonitor kondisi harimau yang terluka akibat ulah pemburu. Selain jadi sasaran perburuan, harimau rawan terlibat konflik dengan manusia dan rentan tertular penyakit dari hewan domestik. Semua faktor tersebut dapat mengancam jiwanya.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Sahabat harimau
Erni Suyanti Musabine tak kenal lelah mengobati dan merawatharimau-harimau terluka. Foto: Erni membantu relokasi harimau yang terluka ke kawasan konservasi Taman Wisata Alam Seblat Bengkulu Utara, 28 Okt 2015.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Kehilangan Habitat dan Diburu
Dari tahun ke tahun habitat harimau Sumatera makin menyempit, sementara perburuan harimau untuk perdagangan gelap masih terus terjadi. Jumlah harimau Sumatera diperkirakan tinggal 400 ekor.
Foto: Getty Images/AFP/T. Fabi
Bahaya dalam penyelamatan
Tampak dalam foto, Erni dan timnya menyelamatkan harimau bernama Elsa di Kabupaten Kaur Bengkulu dan dua ekor harimau lainnya di dekatnya, pada tahun 2014. Jerat Elsa putus sebelum dibius dan ini bersembunyi di semak belukar. Menyuntik bius harimau dalam kondisi seperti itu bukanlah pekerjaan yang mudah dan membahayakan tentunya.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Perdagangan gelap
Meski pemerintah mencanangkan upaya meningkatkan jumlah hewan buas ini sejak tahun 2010, keberadaan harimau Sumatera masih memprihatinkan. Perdagangan gelap merajalela. Kebanyakan bagian tubuh harimau tersebut dijual di toko kerajinan tangan dan penjual obat.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Ditangkarkan di Luar Negeri
Untuk menjaga kelestariannya, harimau Sumatera ditangkarkan di beberapa negara lain, seperti di Inggris.. Baru-baru ini, seekor harimau Sumatera, yang diyakini sebagai harimau tertua di penangkaran, telah meninggal dunia di Hawaii dalam usia 25 tahun.
Foto: Reuters/R. Naden
6 foto1 | 6
Teknologi yang dulu dipakai untuk jerat kartel obat bius
Untuk mengatasi masalah ini, para pecinta lingkungan mulai menggunakan banyak gadget baru untuk melindungi satwa langka dan terancam satwa langka di kepulauan tersebut. "Tak diragukan lagi, teknologi adalah salah satu sumber daya terbesar yang akan membantu orang-orang baik untuk menangkap orang jahat," kata Matthew Pritchett, dari kelompok anti-perdagangan ilegal flora-fauna Freeland Foundation, kepada AFP. "Para penjahat yang berada di balik perdagangan satwa liar ilegal adalah sindikat terorganisir besar yang sangat canggih."
Untuk mengimbangi kelompok-kelompok perdagangan besar ini, para aktivis sekarang menerapkan teknologi yang dulu disediakan untuk memberantas kartel obat bius.
Kini Wildlife Conservation Society (WCS) bekerja dengan pihak berwenang Indonesia untuk menghentikan kejahatan satwa liar, menggunakan perangkat lunak komputer serupa untuk memetakan jaringan kriminal dan mengambil data dari perangkat elektronik yang disita.
Satwa Langka yang Cuma Bisa Ditemukan di Indonesia
Indonesia dikaruniai kekayaan flora dan fauna tak terhingga. Tapi beberapa di antaranya nyaris punah. Inilah sejumlah satwa langka yang cuma hidup di kepulauan Nusantara.
Foto: public domain
Komodo
Satwa langka ini cuma hidup di sejumlah pulau di kawasan Nusa Tenggara. Komodo mampu tumbuh sepanjang tiga meter dan berbobot hingga 70 kilogram. Dunia barat baru mengenal komodo saat penjanjahan Belanda. Kala itu Letnan Felix van Steijn van Hensbroek memerintahkan pakar zoologi Belanda Peter Ouwen buat mengunjungi pulau "buaya" yang ternyata adalah pulau Komodo
Foto: Romeo Gacad/AFP/Getty Images
Merak Hijau
Unggas bermahkota alias merak sebenarnya juga bisa ditemukan di India dan Sri Langka. Tapi jenis yang hidup di Indonesia diklaim memiliki mahkota lebih indah ketimbang saudaranya di sebrang samudera. Selain lebih besar dan bisa berbobot hingga lima kilogram, merak hijau Indonesia juga sangat agresif terhadap manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Harimau Sumatera
Saat ini Indonesia masih bisa berbangga dengan Harimau Sumatera, tapi tidak lama. Menurut daftar merah IUCN, saat ini tinggal tersisa hingga 500 ekor di Indonesia. Tren menyebutkan populasi harimau Sumatera cenderung menyusut. Terlebih saudara sejenisnya, harimau Jawa dan Bali, sejak lama telah menghilang dari muka Bumi.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Badak Jawa/Sumatera
Dari semua satwa langka yang ada di Indonesia, Badak Sumatera dan Badak Jawa adalah yang paling terancam. Saat ini cuma ada seekor badak Jawa yang hidup dalam program konservasi. Tidak ada yang tahu berapa ekor yang hidup di alam liar. Sementara populasi badak Sumatera tidak lebih dari 100 ekor.
Foto: BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Orangutan
Seabad silam populasi Orangutan Kalimantan masih berjumlah lebih dari 250.000 ekor. Kini jumlahnya tidak sampai seperempatnya. Kondisi orangutan di Sumatera jauh lebih mengenaskan. Lantaran penyusutan habitat akibat eksploitasi hutan, jumlah orangutan di barat Indonesia diperkirakan cuma sekitar 7500 ekor.
Foto: AP
Monyet Hantu
Satwa bernama ilmiah Tarsius Tarsier cuma hidup di Sulawesi. Primata sejenis juga bisa ditemukan hidup di Filipina, kendati dengan corak yang berbeda. Seperti namanya, monyet hantu hampir tidak bisa melihat di siang hari. Sebaliknya pada malam hari satwa pemalu ini mampu melihat dengan tajam. Menurut daftar merah IUCN, populasi monyet hantu berkurang sebanyak 20% dalam sepuluh tahun terakhir
Foto: public domain
6 foto1 | 6
Menggunakan barcode DNA
Kelompok konservasi International International Animal Rescue Indonesia (IAR) memeriksa bukti Tempat Kejadian perkara (TKP) dengan bantuan kode batang atau barcode DNA - metode taksonomi yang mengandalkan urutan genetik pendek untuk mengidentifikasi spesies.
Sampel jaringan dari hewan yang disita dapat dirujuk silang dengan database kode genetik yang tersimpan, yang membantu membedakan antara spesies dan sub-spesies dengan jelas - yang tidak semuanya terancam punah.
Misalnya, IAR sedang membangun database barcode untuk berbagai jenis kukang, primata yang lucu dan terancam punah. Primata ini kerap diburu dengan alasan untuk pengobatan tradisional ala Tiongkok.
"Jika ada hwan dengan asal yang diketahui dan muncul, kita kemudian dapat membandingkan sampel genetiknya," demikian ujar Christine Rattel, penasihat program IAR kepada AFP. "Kita kemudian bisa melacak hotspot berburu dan rute perdagangannya."
Meskipun ada serangkaian undang-undang yang bertujuan untuk melindungi satwa liar, penjaga hutan dan polisi di Indonesia kekurangan sumber daya ilmiah, demikian dikatakan para pakar.
"Apa yang banyak orang tidak sadari adalah petugas penegak hukum bukan ahli biologi," kata Pritchett. "Mungkin ada beberapa dari mereka yang mengkhususkan diri, tapi ketika sampai pada hal itu kita berbicara tentang sekitar 25.000 sampai 30.000 spesies di seluruh dunia yang dilindungi dari perdagangan internasional."
Ini adalah celah yang ingin dilakukan Plugin Freeland saat mengembangkan aplikasi identifikasi smartphone WildScan. Aparat penegak hukum dan anggota masyarakat dapat menggesek dan mengklik melalui pertanyaan dan foto untuk menentukan apakah mereka melihat spesies yang dilindungi. Mereka kemudian dapat memotret dan melaporkannya ke pihak berwenang di seluruh Asia Tenggara dengan menggunakan aplikasi ini.
Dari Gading sampai Obat Terlarang: Sitaan Bea Cukai Jerman
Apapun yang harganya mahal, pasti diminati orang dan pasti ada yang bersedia menyelundupkan. Badan bea cukai Jerman telah menerbitkan statistik 2014 tentang barang-barang yang disita. Apa saja yang berhasil dijaring?
Foto: Zollverwaltung
Di Antara Benang-Benang Karpet
Penyelundup terkenal kreatif dalam hal menyembunyikan bawaan ilegalnya. Januari lalu, pegawai bea cukai menyita sembilan karpet Persia dari Iran, di mana 45 kg heroin ditenun di antara benang-benangnya. Tampak pada foto sejumlah helai benang yang mengandung heroin.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
Sitaan Rokok Menggunung
Bekerja pada badan bea cukai bukan pekerjaan yang nyaman, karena kadang harus menghadapi kriminalitas terorganisir sehingga berisiko tinggi. Demikian ditandaskan dalam laporan tahunan Badan Cukai Jerman. Penyelundupan obat terlarang dan rokok adalah salah satu yang paling terorganisir. 2014 bea cukai Jerman sita 140 juta rokok.
Foto: picture-alliance/dpa
Obat Terlarang Tidak Kalah
Mereka juga menyita 1,6 ton mariyuana, 1,2 ton kokain, 22 kg crystal meth dan 383 kg amfetamin.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Burgi
Rokok Dalam Kue
Penyelundup kadang menggunakan "pembungkus" yang sangat enak, misalnya kue. Pegawai bea cukai juga pernah menemukan rokok dalam kaleng makanan anjing, mebel, ban mobil dan baterai. Itu hanya beberapa contoh tempat penyembunyiannya.
Foto: Zollverwaltung
Narkoba dalam Mainan
Risiko menyebabkan kecanduan sangat tinggi. Itulah benda yang sepintas lalu tampak seperti mainan anak-anak, tetapi ternyata berisi crystal meth. Karena kerja sama yang baik dengan badan penjaga keamanan di dalam dan luar negeri, bea cukai menyita 22 kg obat terlarang tahun lalu.
Foto: Zollverwaltung
Made in China
Tiga perempat barang yang disita bea cukai Jerman tahun lalu berasal dari Cina, termasuk Hong Kong. Badan bea cukai Jerman berhasil mencegah sekitar 45.000 upaya penyelundupan produk palsu ke Jerman. Produk seperti tas, kaca mata hitam, jam tangan, perhiasan adalah yang paling sering diselundupkan. Begitu menurut laporan tahunan.
Foto: picture-alliance/dpa
Mungkin Karena Lapar?
Seorang pria Italia berusaha menyelundupkan 200 burung jenis Skylark yang sudah mati, dan burung jenis lain, di lapangan udara München. Menurutnya, ia seorang pemburu amatir dan telah membunuh semua burung itu di Romania. Ia sekarang ingin membawa pulang ke Italia untuk kebutuhan sendiri. Mungkin ia lapar, atau punya banyak anak untuk diberi makan?
Foto: picture-alliance/dpa/Hauptzollamt München
Hewan Liar Yang Dilindungi
Pekerja bea cukai menyita 23 hewan reptil kecil seperti cicak ini, di rumah seorang warga Jerman berumur 51 tahun di negara bagian Rheinland Pfalz. Ia menempatkan hewan-hewan itu di terarium dan menawarkan lewat Internet seharga hingga 8.000 Euro sepasang. Gecko asal Selandia Baru termasuk hewan yang terancam punah, dan hanya bisa diekspor dengan ijin khusus.
Foto: Zollverwaltung
Kayu Sonokeling dari Gading
Gading adalah komoditi yang masih sangat diminati walaupun ada kesepakatan internasional untuk melarang perdagangannya.Sama dengan cula badak dan tanduk hewan lainnya. Bisnis ini begitu lukratif sehingga penyelundup mencoba mewarnai sehingga tampak seperti kayu dari pohon sonokeling, yang boleh diimpor ke Uni Eropa.
Foto: Reuters
Di Balik Kemilaunya
Di samping peralatan elektronik, rokok dan alkohol, perhiasan adalah benda paling populer yang sering diselundupkan. 2014 lebih dari 1.600 pelanggaran cukai didenda di Jerman.
Foto: Zollverwaltung
10 foto1 | 10
Pritchett mengatakan laporan yang dihasilkan melalui aplikasi - yang memiliki database sekitar 700 spesies dan 2.000 foto - telah membuat pihak berwenang bisa mengambil tindakan di Indonesia dan Thailand.
Namun, terlepas dari upaya terbaik para konservasionis dan kemajuan teknologi yang besar, banyak pakar percaya bahwa pertempuran ini masih berada di medan yang berat.
Undang-undang yang ketinggalan jaman, kurangnya sumber daya penegak hukum dan tingkat penuntutan yang rendah tetap menjadi tantangan utama dalam menghentikan perdagangan, demikian menurut laporan tahun 2015 oleh badan bantuan pembangunan USAID.
Yang terpenting, tidak adanya kemauan politik untuk mengatasi pasar gelap yang menguntungkan, kata Ian Singleton, direktur Program Konservasi orangutan sumatera (SOCP), yang menggunakan pesawat tak berawak untuk melacak orangutan dan pembukaan hutan ilegal yang mengancam habitat mereka. "Tanpa ketegasan pemerintah, tidak ada teknologi yang akan mengubah apapun," katanya.
Bonbin Maut Indonesia Dalam Sorotan Dunia
Kebun binatang Indonesia kembali menjadi perhatian dunia lantaran kondisi muram satwa-satwanya. Kali ini Bandung yang menjadi sorotan.
Foto: Getty Images/AFP
Kardit Kelaparan
Adalah Kardit (ka.), seekor beruang madu berusia 20 tahun, yang belakangan mencuri perhatian dunia lantaran posturnya yang kurus dan terkesan kelaparan. Kardit bahkan dilaporkan memakan kotorannya sendiri untuk bertahan hidup. Penghuni kebun binatang bandung itu difoto saat sedang mengemis makanan dari para pengunjung.
Foto: Getty Images/AFP/T.Matahari
Bantahan Tamansari
Sontak kecaman mengalir ke manajemen kebun binatang Bandung. Jurubicara Yayasan Margasatwa Tamansari, Sudaryo, bersikeras satwa kurus bukan berarti sakit. "Kurus itu pendapat orang," tukasnya, Ia mengklaim pihak manajemen telah memberi pakan cukup dan menyediakan layanan kesehatan secara rutin. Sudaryo malah mencurigai skandal terbaru itu adalah cara curang organisasi satwa mencari perhatian.
Foto: Getty Images/AFP/T.Matahari
Aib Parahayangan
Namun begitu tuntutan kepada Walikota Ridwan Kamil agar menutup kebun binatang Bandung terus menguat. Sebuah petisi online saat ini telah ditandatangani oleh lebih dari 200.000 orang. Kamil mengungkapkan kekecewaan pada pengelola bonbin yang dianggapnya memberikan citra buruk bagi Bandung di dunia internasional.
Foto: Getty Images/T.Matahari
Nasib Pilu Yani
Bukan pertama kali kebun binatang Bandung disorot. Tahun lalu seekor gajah Sumatera bernama Yani tewas mengenaskan. Satwa langka itu mederita sakit dalam waktu lama. Ketika sekarat, tim dokter gabungan menemukan luka terbuka di tubuhnya yang tidak dirawat. Lagi-lagi manajemen kebun binatang menepis kritik.
Foto: Getty Images/T.Matahari
Maut di Surabaya
Bandung bukan kebun binatang pertama di Indonesia yang disorot dunia internasional lantaran buruknya kondisi penghuninya. Pada 2010 silam sederet kasus kematian satwa di Kebun Binatang Surabaya mengundang sumpah serapah aktivis hewan. Pengelola bonbin dinilai lalai. Menurut investigasi Tempo, antara 2006 dan 2014 sudah sebanyak 1.800 satwa yang mati, termasuk seekor harimau Sumatera ini.
Foto: Getty Images/AFP
Plastik di Perut Kliwon
Salah satu nasib paling menyedihkan dialami Kliwon, seekor Jerapah berusia 30 tahun yang mati kelaparan 2012 silam. Di perutnya dokter menemukan sampah plastik seberat 20 kilogram. Sementara tahun 2014 sekitar 45 ekor komodo tewas karena saling serang dalam kandang yang penuh sesak. Hasil audit yang digelar Universitas Airlangga mengungkap buruknya pengelolaan manajemen kebun binatang.
Foto: Getty Images/J.Kriswanto
Bayang Panjang KBS
Setelah tahun-tahun penuh kegaduhan, termasuk gugatan terhadap pemerhati satwa yang mengritik pengeloa bonbin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akhirnya merombak struktur manajemen. Namun hingga kini reputasi kebun binatang Surabaya belum juga pulih lantaran sejumlah kasus kecil yang tidak ditangani dengan cepat.