1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

EgyptAir Korban Serangan Teroris?

20 Mei 2016

Tim pencari pesawat EgyptAir MS804 melanjutkan operasi penyisiran di Laut Tengah. Mesir menduga kuat pesawat jadi korban serangan teroris.

Ägypten Flugzeug A320 der EgyptAir
Foto: Imago/Tass/D. Osipov

Meskipun pemerintah Mesir mengungkap dugaan adanya serangan teroris tersebut, tapi sejauh ini lebih 24 jam setelah pesawat EgyptAir MS804 hilang dari pantauan radar, tidak ada kelompok manapun yang menyatakan bertanggungjawab. Pesawat EgyptAir yang naas itu sedang dalam perjalanan dari Paris menuju ibukota Mesir, Kairo, saat tiba-tiba hilang dari pantauan radar.

Tiga penyelidik dari Perancis dan sebuah tim teknis dari perusahaan Airbus tiba di Kairo hari ini (Jumat, 20/05) untuk membantu pencarian. Sementara itu, Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail menyatakan masih terlalu dini untuk mengungkap dugaan tertentu soal penyebab jatuhnya pesawat.

Tetapi sebelumnya menteri penerbangan Mesir, Sherif Fathy sudah mengatakan, kemungkinan adanya serangan teroris lebih besar daripada kemungkinan kesalahan teknis.

Kontroversi temuan bagian pesawat

Sebelumnya juga sudah timbul kebingunan karena pejabat Mesir sempat mengatakan, pemerintah Mesir sudah menemukan benda yang mengapung di lautan dan jaket penyelamat, yang kemungkinan berasal pesawat EgyptAir itu.

Namun Wakil Direktur EgyptAir Ahmed Adel mengatakan dalam siaran CNN Kamis malam, tidak ada bagian pesawat yang ditemukan, dan pencarian terus dilakukan. Juga otoritas keamanan Yunani yang ikut melakukan pencarian, membantah adanya temuan puing atau pecahan pesawat.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memerintahkan Kementrian Penerbangan Sipil, tim penolong dan pencari dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara mengambil semua langkah untuk menemukan reruntuhan pesawat.

Tidak ada tanda ledakan

Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor kepresidenan di Kairo, Al Sisi juga memerintahkan pembentukan komisi penyelidikan untuk mengungkap penyebab hilangnya pesawat. Pejabat dari sejumlah badan pemerintah AS menyatakan, semua citra yang diperoleh dari satelit, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda terjadinya ledakan dalam pesawat EgyptAir.

Para pejabat pemerintah yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, AS tetap memperhitungkan semua kemungkinan, termasuk kesalahan teknis, serangan teroris atau kesengajaan oleh pilot dan kru.


Sejumlah negara sudah menawarkan bantuan untuk mencari pesawat, di bawah pimpinan Mesir. Yunani mengirim sejumlah pesawat dan sebuah kapal fregat untuk membantu pencarian. Perancis juga menyatakan akan ikut serta dalam misi pencarian.

@dwnews: EgyptAir social media hoaxes

03:23

This browser does not support the video element.

Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos mengatakan, pesawat Airbus itu tiba-tiba terbang menyimpang dari jalurnya dan turun drastis dari ketinggian 37.000 kaki ke 15.000 kaki. Setelah itu pesawat menghilang dari pantauan radar Yunani. Sejumlah panggilan yang dikirim pengawas lalulintas udara ke pesawat tersebut juga tidak dijawab.

Pesawat naas itu mengangkut seluruhnya 66 penumpang, terdiri dari 56 penumpang dan 10 awak, termasuk seorang anak dan dua bayi. Demikian keterangan EgyptAir. Dalam manifes pesawat tercatat penumpang 30 warga Mesir dan 15 warga Perancis. Sisanya berasal dari 10 negara lain.


ml/as (twitter, rtr, dpa)