Pertumbuhan Indonesia sedikit meningkat pada kuartal pertama. Salah satu faktornya, karena membaiknya volume komoditas ekspor, namun prospek pemulihan ekonomi mengalami tekanan.
Iklan
Perekonomian tumbuh 5,01 persen bulan Januari-Maret 2017, sedikit meningkat dari kuartal sebelumnya 4,94 persen, demikian menurut badan pusat statistik, BPS.
Ekspor melonjak 20,8 persen pada tahun ini, dan tumbuh 1,33 persen dari tiga bulan sebelumnya. Kenaikan tersebut terjadi di bagian belakang lonjakan harga beberapa ekspor makanan, seperti teh dan udang.
"Harga komoditas non migas di pasar internasional di kuartal I secara umum meningkat. Misalnya beras, kedelai, daging, teh dan lainnya. Komoditas tambang bijih besi, aluminium, bijih tembaga juga mengalami kenaikan," papar kepala badan pusat statistik, Suhariyanto seperti dikutip dari liputan6.
7 Komoditi Ekspor Andalan Indonesia
Sejumlah hasil bumi menjadi aset vital buat perekonomian nasional. Berikut komoditi ekspor Indonesia yang menjadi primadona di pasar internasional.
Foto: Tengku Bahar/AFP/Getty Images
Kelapa Sawit
Indonesia saat ini mendominasi pasar minyak sawit di dunia dengan produksi mencapai 31 juta ton per tahun. Terlepas dari rencana moratorium perkebunan sawit yang digagas pemerintahan Joko Widodo, Indonesia sempat berniat menggandakan produksi sawit hingga tahun 2030.
Foto: WWF/J. Morgan
Beras
Dari 744 juta ton beras yang diproduksi dunia, hampir 10% diantaranya berasal dari Indonesia. Jumlahnya mencapai 70,7 juta ton. Namun kapasitas produksi saat ini cuma mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Pemerintahan Joko Widodo berjanji akan meningkatkan kapasitas produksi dengan membuka lahan baru dan mengembangkan varian padi yang lebih efektif.
Foto: Saeed Khan/AFP/Getty Images
Batu Bara
Kalimantan yang kaya batu bara banyak mendatangkan hujan devisa buat negara. Setiap tahun Indonesia memproduksi batu bara setara 281 juta ton minyak bumi. Jumlah tersebut mencapai 7,2% dari total produksi dunia. Saat ini India telah menggeser Cina sebagai negara importir batu bara Indonesia terbesar.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Kakao
Produk andalan Sulawesi dan Sumatera ini termasuk primadona komoditi yang dimiliki Indonesia. Saat ini produksi kakao mencapai 712.231 ton yang menempatkan Indonesia sebagai produsen terbesar ketiga dunia.
Foto: Fotolia
Energi Geothermal
Terletak di bibir Cincin Api Pasifik, Indonesia berlimpah energi panas bumi. Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi geothermal di tanah air mencapai 28.000 MW. Saat ini sebagian besar energi panas bumi diproduksi di PLTP Gunung Salak.
Foto: imago/imagebroker
Biji Kopi
Indonesia adalah produsen biji kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Tapi soal efektifitas produksi kita banyak tertinggal ketimbang kedua negara tersebut. Saat ini produksi biji kopi Indonesia baru sebatas 800 kilogramm per hektar. Bandingkan dengan Brazil yang mencapai 2000kg/hektar atau Vietnam 1500kg/hektar.
Foto: Fotolia
Karet Alam
Produksi tahunan karet alam di Indonesia yang mencapai 3,2 juta ton tercatat yang terbesar kedua di dunia setelah Thailand. Sebagian besar komoditi karet di Indonesia berasal dari Sumatera dan Kalimantan.
Foto: Tengku Bahar/AFP/Getty Images
7 foto1 | 7
Pertumbuhan stagnan
Namun, lembaga konsultan Capital Economics mengatakan terjadi penurunan ekspor batu bara dan minyak sawit – yang membebani pertumbuhan ekonomi: "Ke depan, dengan harga komoditas cenderung tetap tertekan dan pertumbuhan kredit tetap lemah, kami memperkirakan pertumbuhan akan tetap bertahan sekitar lima persen selama beberapa tahun ke depan," kata Gareth Leather dari Capital Economics.
Pertumbuhan di Indonesia berada di kisaran sekitar lima persen selama tiga tahun terakhir, di bawah rata-rata 5,8 persen yang tercatat dalam dekade terakhir, demikian menurut biro konsultan yang bermarkas di London itu.
Pemerintah telah mendorong pertumbuhan, dengan melepaskan serangkaian langkah stimulus ekonomi tahun lalu, sementara bank sentral memangkas suku bunga utama sebanyak enam kali.
Pertumbuhan tahun lalu naik menjadi 5,02 persen pada 2016, namun mengalami perlambatan di kuartal terakhir.