Kontraksi ekonomi Jerman kuartal kedua 2020 adalah terburuk sejak statistik triwulan PDB dimulai 1970. Tetapi penurunan ini tidak seburuk perkiraan semula di atas 10 persen. Kalangan bisnis menjadi lebih optimistis.
Iklan
Ekonomi terbesar Eropa kembali mengalami konstraksi karena wabah corona. Jerman melaporkan penurunan PDB 9,7 persen pada kuartal kedua 2020. Ini adalah rekor terbaru penurunan ekonomi sejak pencatatan statistik triwulan PDB dimulai pada tahun 1970.
Meskipun angkanya buruk, kalangan bisnis di Jerman sekarang justru lebih optimistis daripada empat bulan lalu. Karena angka itu masih lebih baik daripada perkiraan sebelumnya, yang memprediksikan penurunan ekonomi di atas 10 persen. Bulan Juli lalu, statistik federal Jerman Destatis masih memprediksi anjloknya ekonomi kuartal kedua sampai 10,1 persen. Biro Statistik Federal sekarang merevisi angka ini.
Belanja konsumen menyusut 10,9% pada kuartal kedua 2020, investasi modal turun 19,6% dan ekspor turun 20,3%. Aktivitas di sektor konstruksi, yang biasanya menjadi pendorong pertumbuhan yang konsisten bagi perekonomian Jerman, turun 4,2%.
Rekor statistik terburuk, tapi situasi bisnis "jauh lebih optimistis"
Langkah-langkah stimulus yang dirancang untuk mendukung konsumen dan bisnis melalui krisis corona telah mengakibatkan pengeluaran negara naik € 51,6 miliar dibanding pengeluaran selama kuartal pertama tahun 2020, kata Destatis.
Meskipun ekonomi merosot, moral bisnis Jerman pada bulan Agustus justru meningkat lebih dari yang diharapkan. Menurut survei yang diterbitkan lembaga penelitian IFO Institute for Economic Research, dunia usaha menilai situasi bisnis mereka saat ini jauh lebih optimistis dibandingkan bulan sebelumnya.
IFO mengatakan, indeks iklim bisnisnya, sebuah indikator kegiatan ekonomi di Jerman, naik menjadi 92,6 dari 90,4 pada bulan Juli. Ini menandai kenaikan bulanan keempat berturut-turut, dan lebih tinggi dari ekspektasi awal para ekonom, yaitu 92,2.
Dampak Pandemi Virus Corona yang Membuat Kita Lebih Inovatif
Pandemi virus corona memberikan banyak dampak negatif, tak hanya kesehatan, ekonomi, dan kesulitan untuk bergerak secara bebas. Namun, pandemi ini juga membuat kita lebih kreatif dan inovatif.
Foto: JF Group GmbH
Makan malam di restoran kaca
Warga Belanda kini dapat menikmati hidangan di restoran dengan nyaman setelah berminggu-minggu restoran ditutup. Di pusat budaya Mediamatic, Amsterdam, para pelanggan sekarang dapat makan di lima rumah kaca kecil yang terlindung dari angin, cuaca, dan virus dari pelanggan lainnya. Konsep restoran ini disambut baik oleh masyarakat, dan semua meja sudah penuh dipesan hingga akhir Juni mendatang.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Dejong
Liburan di pantai menjadi sebuah mimpi
Berjalan-jalan di tepi pantai dan memandang ombak tampak hanya menjadi sebuah mimpi bagi sebagian orang di Jerman. Hal ini pun berdampak pada turunnya penjualan furnitur kursi pantai. Seperti yang dilaporkan oleh seorang produsen di Buxtehude, Lower Saxony, pada saat masa pandemi ini, konsumen lebih memilih untuk membeli kursi untuk balkon dan taman.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Schuldt
Dipisahkan oleh kaca pelindung
Kehidupan di Italia kini perlahan kembali normal. Sebuah restoran “Gaga Café” di Milan dipasangi kaca pelindung berbahan akrili yang transparan atau yang dikenal dengan nama Plexiglas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran virus. Pelanggan juga harus mengenakan masker jika tidak makan dan minum.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Furlan
Menikah di hadapan 30 mobil
Siapa bilang menikah di tengah pandemi virus corona harus dihelat tanpa undangan? Pasangan muda ini menikah di sebuah layanan nikah drive-in di Düsseldorf, Jerman. Para tamu undangan mendengarkan upacara melalui radio mobil mereka dan membunyikan klakson setelah pernikahan diresmikan. Pernikahan ala drive-in sinema ini merupakan yang pertama di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Strauch
Menunggu di atas cetakan sepatu
Aturan untuk melakukan social distancing sudah diberlakukan di banyak negara di dunia untuk mengurangi penyebaran virus corona. Tak hanya menjaga jarak di dalam gedung, masyarakat di Nice, Prancis, juga tetap harus menjaga jarak di stasiun kereta bawah tanah. Cetakan sepatu ini menunjukkan tempat di mana orang dapat berdiri menunggu datangnya kereta.
Foto: Reuters/E. Gaillard
Satu arah
Bahkan di jalanan pusat perbelanjaan Denmark, orang-orang harus bergerak dan berjalan kaki dengan teratur dan searah laiknya lalu lintas mobil dan sepeda. Papan petunjuk: Selalu berjalan di sisi kanan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kontak yang terlalu dekat.
Foto: Reuters/H. Bagger
Masker dari botol plastik
Beberapa orang di Hong Kong, menggunakan botol plastik yang dijadikan masker wajah untuk mencegah terpapar penyebaran virus. Memang, itu terlihat tidak nyaman sama sekali, tetapi setidaknya itu penemuan yang kreatif dan murah.
Foto: AFP/A. Wallace
Membuka pintu tanpa tangan
Menjaga kebersihan setelah memegang benda di tempat umum adalah salah satu cara untuk mengurangi penyebaran virus. Oleh karena itu, beberapa orang menggunakan siku atau lengan baju ketika memasuki ruangan medis atau toilet umum. Gagang pintu tanpa harus dipegang dengan tangan (tampak pada foto) ini seharusnya dapat mengurangi masalah penyebaran virus. (Ed: fs/rap)
Foto: JF Group GmbH
8 foto1 | 8
"Sedang menuju pemulihan"
"Ekonomi Jerman sedang menuju pemulihan," kata Presiden Ifo Clemens Fuest dalam sebuah pernyataan.
"Di sektor jasa, indeks iklim bisnis naik tajam," kata pernyataan itu selanjutnya. "Para penyedia jasa secara signifikan lebih puas dengan situasi bisnis mereka saat ini." Prospek untuk enam bulan mendatang juga membaik, menurut penelitian IFO.
Pemerintah Jerman memperkirakan, penurunan ekonomi untuk sepanjang tahun akan mencapai 6,3%. Untuk meredam dampak negatif pandemi corona pada perekonomian, pemerintah meluncurkan beberapa paket bantuan krisis corona, yang terakhir bulan Juni lalu dengan stimulus ekonomi senilai € 130 miliar.
Konstraksi ekonomi di Jerman pada kuartal kedua 2020 tidak sedrastis yang dialami negara-negara tetangga seperti Prancis, Italia, Spanyol, dan Inggris, yang semuanya mengalami penurunan dua digit dalam aktivitas ekonomi mereka.