1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiSwedia

Bagaimana Swedia Hidupkan Ekonomi Sambil Berhemat Emisi?

29 Agustus 2024

Ekonomi Swedia tumbuh pesat meski sejak 1990 memangkas 80 persen emisi gas rumah kaca. Bagaimana pemerintah di Stockholm mendorong dekarbonisasi industri tanpa memicu protes dari warga dan pelaku usaha?

Dekarbonisasi perekonomian Swedia
Ilustrasi dekarbonisasi di SwediaFoto: DW

Swedia berkesan telah menemukan resep untuk memajukan ekonomi sambil melindungi iklim.

"Anda tidak perlu mengurangi kesejahteraan untuk mengurangi jejak emisi Anda," kata Mattias Goldmann, pendiri Sekretariat Swedia 2030, yang bertugas mempercepat dekarbonisasi sektor transportasi nasional.

Menurut Badan Lingkungan Eropa, Swedia mengungguli semua negara Eropa lainnya dalam hal mengurangi emisi gas rumah kaca.

Swedia tercatat telah mengeluarkan emisi CO2 per kapita lima kali lebih sedikit daripada rata-rata Eropa pada tahun 1990. Sejak saat itu, Swedia telah mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen, sementara pengurangan rata-rata di UE hanya 30 persen.

Namun, kejutan terbesar adalah bagaimana Swedia mendorong ekspansi di industri baja, semen dan otomotif sembari berhemat emisi, serta mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar dua kali lipat.

Investasi sumber energi bersih

Salah satu keunggulan terbesar Swedia adalah 70 persen wilayahnya yang masih berupa hutan. Hutan berguna untuk mengurangi emisi gas rumah kaca karena menyerap CO2 dari atmosfer.

Swedia juga diberkahi angin yang berlimpah, pegunungan, sungai, dan danau yang kaya potensi energi terbarukan.

Why Sweden is light-years ahead on climate

12:43

This browser does not support the video element.

Pemerintah di Stockholm sejak lama menyadari potensi tersebut dan mulai berinvestasi membangun sumber energi terbarukan jauh lebih awal daripada banyak negara lain.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Menurut Goldmann, "Swedia telah memproduksi listrik dari tenaga air selama lebih dari satu abad."

Mereka juga menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dari sumber listrik pada tahun 1970an, ketika krisis minyak global melanda. Saat negara-negara lain mencari sumber energi alternatif, Swedia giat membangun energi nuklir.

Saat ini, hampir 70 persen listrik Swedia berasal dari energi terbarukan, terutama tenaga air dan angin. Sisanya diproduksi oleh pembangkit listrik tenaga nuklir.

Artinya, emisi gas rumah kaca dari produksi listrik di Swedia hampir nol. "Jadi, mereka hampir tidak menggunakan bahan bakar fosil untuk memproduksi listrik. Jika Anda membandingkannya dengan negara lain, Swedia adalah dunia yang sama sekali berbeda," kata Jorre De Schrijver, pakar energi dari Badan Lingkungan Eropa.

Dekarbonisasi produksi panas

Dan bukan hanya listrik yang kini diproduksi tanpa bahan bakar fosil di Swedia, melainkan juga  pemanasan dan proses industri yang membutuhkan banyak energi.

Jadi, apa rahasianya?

Langkah pertama adalah Swedia berinvestasi dalam sistem pemanas distrik sejak awal, yang lebih efisien. Artinya, alih-alih memiliki pemanas di setiap rumah, penyuplai hanya membangun pusat pemanas yang terhubung ke semua rumah dan area industri melalui pipa terisolasi dan infrastruktur bawah tanah.

"Anda memerlukan pemerintah dan sektor swasta untuk bekerja sama menyediakan infrastruktur ini," kata Åsa Persson, penasehat iklim pemerintah Swedia.

Meski biaya yang cukup tinggi, pemerintah bersikukuh mempertahankan sistem pemanasan terpusat.

"Mereka melihat manfaat dari memiliki solusi sistem yang lebih besar ini. Swedia sebagai negara dingin memiliki insentif nyata untuk memiliki semacam sistem pemanas yang hemat energi dan rasional untuk melayani penduduk," kata Persson.

Keunggulan lain pemanasan distrik adalah kemudahan untuk dapat mengganti bahan bakar yang digunakan.

Di masa lalu, Swedia bergantung pada bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara. Namun sejak tahun 1990-an, pemerintah mementingkan pengembangan energi terbarukan dan khususnya efisiensi energi serta berinvestasi dalam penggunaan energi, khususnya bahan bakar kayu. 

Saat ini, 97 persen pemanas di Swedia berasal dari biofuel dan pembakaran limbah. "Swedia berhasil mengurangi emisi dari listrik dan pemanas hingga 70 persen dalam 30 tahun terakhir. Jadi itu juga menunjukkan bahwa perubahan besar dan berani itu mungkin," kata Persson.

Insentif bagi warga

Swedia telah memperkenalkan salah satu pajak karbon pertama di dunia sejak tahun 1990an, yang kini menjadi salah satu pajak karbon tertinggi di dunia. Pajak karbon membebankan biaya pemulihan kepada setiap individu untuk setiap emisi yang mereka hasilkan.

"Ada pesan yang jelas bagi kami: apakah kami melakukan sesuatu yang buruk bagi lingkungan dan kami harus membayar pajak, atau apakah kami melakukan sesuatu yang lebih baik dan kami tidak dikenai pajak," kata Goldmann.

Sebuah studi kasus empiris tahun 2019 menemukan bahwa pajak karbon Swedia berdampak signifikan terhadap emisi CO2. Pemberlakuan tarif membantu penurunan emisi dari transportasi sebesar rata-rata 6 persen dalam satu tahun.

Dan pajak tersebut mempercepat perubahan di sektor energi dan pemanas: Dengan memberi insentif kepada orang dan bisnis untuk berinvestasi dalam energi terbarukan alih-alih bahan bakar fosil.

Pada tahun 2017, tujuh dari delapan partai politik di parlemen telah menyetujui target iklim paling ketat di dunia, yakni mencapai nol emisi pada tahun 2045.

"Ini adalah target terdepan di dunia yang memberikan keyakinan kuat kepada dunia usaha dan warga negara bahwa hal ini akan terus terjadi dan bahwa saya dapat berinvestasi di dalamnya dengan mengetahui bahwa meskipun terjadi pergantian pemerintahan, hal ini akan tetap berlaku," kata Goldmann.

rzn/hp

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya