Ekspor Mobil Bekas dari Negara Maju Sumbang Polusi Udara
26 Oktober 2020
UNEP melaporkan banyak kendaraan bekas berkualitas buruk diekspor dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang. Kendaran bekas tak layak jalan disebut menyumbang polusi udara dan kecelakaan lalu lintas.
Iklan
Jutaan kendaraan bekas yang diekspor dari Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang ke negara-negera berkembang secara signifikan berkontribusi terhadap polusi udara, demikian menurut laporan terbaru Program Lingkungan PBB (UNEP) yang diterbitkan pada Senin (26/10).
Berdasarkan analisis mendalam dari 146 negara, mobil, van, dan minibus berkualitas buruk yang diekspor itu, memiliki konsekuensi menghambat upaya mitigasi perubahan iklim, lebih jauh disebutkan dalam laporan UNEP. "Selama bertahun-tahun, negara-negara maju semakin banyak mengekspor kendaraan bekasnya ke negara-negara berkembang," kata Inger Andersen, Direktur Eksekutif UNEP.
Impian Tentang Kota Tanpa Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor yang dulu menjadi simbol kemajuan, kini mencekik kehidupan penduduk kota lewat polusi dan kemacetan. Sebab itu sejumlah kota di dunia membuka ruang bagi sepeda yang murah dan ramah lingkungan.
Foto: Monk Mackenzie Architects
Kopenhagen, Denmark
Ketika didesain ulang, stasiun kereta Norreport di Kopenhagen tidak hanya memanjakan calon penumpang, tapi juga pesepeda. Selain tempat parkir yang berlimpah, pengguna sepeda juga dimanjakan dengan stasiun pengisian baterai yang berbasis energi ramah lingkungan. Konsep serupa yang diterapkan di sejumlah titik lain di pusat kota menegaskan niat Kopenhagen membebaskan diri dari asap kendaraan
Foto: L. R. Mortensen
Ruhr, Jerman
RS1 bisa jadi jalan bebas hambatan pertama buat sepeda. Jalur sepanjang 101 kilometer ini menghubungkan sejumlah kota besar di negara bagian Nordrhein-Westfallen di Jerman. Konsep RS1 antara lain mengutamakan pegawai kantoran, turis, mahasiswa dan sukses mengurangi angka kemacetan dan polusi udara.
Foto: Opterix/J. Kassenberg
Auckland, Selandia Baru
Te Ara I Whiti alias jalur cahaya dalam bahasa Maori adalah jalur sepeda di Auckland, Selandia Baru, yang dibangun di atas bekas jalan layang. Warna merah jambu yang menjadi ciri khas jalur sepeda ini berasal dari material resin ramah lingkungan yang juga digunakan untuk banyak jalur sepeda lain di dunia.
Foto: Monk Mackenzie Architects
Utrecht, Belanda
Setiap hari sebanyak 7.000 pengguna sepeda melintasi jembatan Dafne Schippers di Utrecht, Belanda. Jembatan sepeda yang dibangun dengan biaya sekitar 120 milyar Rupiah ini merupakan bagian dari jaringan jalur sepeda Utrecht yang membentang sepanjang 400 kilometer. Hingga 2025 pemerintah kota memperkirakan sebanyak 100.000 dari 345.000 penduduk akan menggunakan sepeda untuk keperluan sehari-hari.
Foto: NEXT architects /Photo: Jeroen Musch
Barcelona, Spanyol
Passeig De St Joan adalah sebuah bulevar di jantung kota Barcelona, Spanyol, yang menjadi proyek percontohan untuk pembangunan berbagai ruas jalan di kota-kota besar di Spanyol. Selain empat jalur kendaraan bermotor, bulevar ini menampung dua jalur sepeda, taman dan zona pejalan kaki. Untuk merampungkan bulevar St Joan, pemerintah kota harus merubuhkan sejumlah bangunan.
Foto: Adrià Goula
Portland, Amerika Serikat
Dengan jaringan jalur sepeda sepanjang 580 kilometer, Portland termasuk satu dari sedikit kota paling ramah sepeda di Amerika Serikat. Jalur sepeda yang menghubungkan pusat kota Portland dengan kawasan urban Milwaukie ini adalah yang paling modern dan tergolong paling ramai dilintasi pesepeda. Berkat investasi pemerintah kota, kini sebanyak 7,5% perjalanan di Portland dilakukan dengan sepeda.
Foto: C. Bruce Forster
Houston, Amerika Serikat
Selain Portland, kota ramah sepeda di Amerika adalah Houston yang memiliki 640 kilometer jalur sepeda, termasuk di antaranya Buffalo Bayou Park Trail sepanjang 6,4 kilometer yang melintasi kawasan hijau di jantung kota. Rute sepeda ini pernah tercatat sebagai salah stau jalur sepeda dalam kota paling indah di dunia.(rzn/ap)
Foto: Photo by Jim Olive, courtesy of Buffalo Bayou Partnership
7 foto1 | 7
“Kurangnya standar dan regulasi yang efektif berakibat pada pembuangan kendaraan tua, berpolusi, dan tidak aman," kata Andersen.
Terdapat 14 juta kendaraan bekas kategori ringan diekspor ke seluruh dunia, antara tahun 2015 hingga tahun 2018 menurut laporan itu. Sekitar 80 persen diekspor ke negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan lebih dari setengahnya diekspor ke Afrika.
UNEP menyerukan kepada negara-negara maju untuk berhenti mengekspor kendaraan yang gagal dalam inspeksi keselamatan dan lingkungan serta tidak lagi dianggap layak jalan di negara mereka. Laporan tersebut menemukan bahwa dua pertiga dari negara tujuan ekspor memiliki kebijakan yang sangat lemah untuk mengatur impor kendaraan bekas.
Negara-negara Afrika mengimpor paling banyak
Negara-negara Afrika mengimpor kendaraan bekas dalam jumlah terbesar (40 persen) dalam periode tersebut, diikuti oleh negara-negara di Timur Eropa (24 persen), Asia-Pasifik (15 persen), Timur Tengah (12 persen) dan Amerika Latin (9 persen).
Untuk negara pengekspor, UNEP menemukan Belanda sebagai negara yang paling banyak mengekspor kendaraan tanpa sertifikat valid. Sebagian besar kendaraan yang diekspor berusia antara 16 hingga 20 tahun, dan berada di bawah standar emisi kendaraan Uni Eropa EURO4.
"Temuan ini menunjukkan, bahwa tindakan segera perlu diambil untuk memperbaiki kualitas kendaraan bekas yang diekspor dari Eropa," kata Menteri Lingkungan Belanda Stientje van Veldhoven.
“Belanda tidak bisa menangani masalah ini sendirian. Oleh karena itu, saya menyerukan pendekatan Eropa terkoordinasi, dan kerja sama yang erat antara pemerintah Eropa dan Afrika," van Veldhoven menambahkan.
Iklan
Mobil bekas berkualitas buruk sebabkan kecelakaan
Kendaraan bekas berkualitas buruk juga menyebabkan lebih banyak kecelakaan di jalan raya, menurut laporan itu.
Banyak negara dengan kendaraan bekas yang berkualitas buruk seperti Malawi, Nigeria, Zimbabwe dan Burundi, dilaporkan memiliki tingkat kematian lalu lintas jalan raya yang sangat tinggi.
Kendaraan Bermotor Masih Dibutuhkan?
Apa yang akan terjadi pada motor berbahan bakar diesel dan bensin, jika nanti "e-mobility" dan mobil yang berjalan sendiri sudah mengambil alih jalanan? Sampai sekarang visinya sudah banyak.
Foto: PodRide
Selamat datang di kemacetan!
Orang Jerman sangat berpegang pada sistem transportasi, ibaratnya Inggris pada monarkinya. Tak heran, banyak nama besar di dunia kendaraan berasal dari Jerman, misalnya Gottlieb Daimler dan Nicolaus August Otto. Setiap anak tahu merek Daimler, BMW, Audi dan VW.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Jansen
Kota masa depan
Sejak 2008, lebih banyak orang tinggal di kota, dibanding di pedesaan, dan tren menunjukkan peningkatan. Peneliti pada Fraunhofer Morgenstadt Initiative mengatakan, jaringan akan mendorong lebih efisiennya transportasi, ekonomi "car sharing" akan meningkat dan akhirnya orang tidak butuh mobil pribadi.
Smart — Era digitalisasi
Karena "networking" di seluruh dunia semakin dimudahkan oleh internet, sistem di perkotaan dan sistem lalulintas bisa dikoordinasi. Ini bisa berbuntut pada pengubahan lampu lalu lintas secara otomatis sesuai aliran kendaraan. Sensor bisa mengirim data dan mencegah kendaraan bertabrakan, sehingga kecelakaan bisa dihindari.
Foto: SRF
Aman dalam pengertian tradisional vs. bergerak sendiri
Apakah Amazon, Google ingin jadi merek mobil baru yang tidak perlu pengemudi? Pertanyaan menarik — walaupun mobil tanpa pengemudi dinilai kurang bagus belakangan ini. Sebuah ujicoba di perusahaan Uber dihentikan, setelah sebuah mobil tanpa pengemudi menabrak seorang perempuan di malam hari.
Foto: Reuters/A. Josefczyk
Tidak perlu stres di jalanan?
Sekarang, jika jalanan macet, dan orang hampir terlambat, klakson akan terdengar gencar. Tapi stres dan saling provokasi akan jadi bagian sejarah, jika kendaraan yang bergerak sendiri nantinya jadi normalitas.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Cirou
Penggunaan aplikasi meningkat
Meminta taxi atau menumpang bisa diorganisir mudah lewat app. Transportasi publik dan kolektif semakin terorganisir lewat internet. Membayar juga bisa dilakukan lewat ponsel pintar.
Foto: picture-alliance/dpa/W.Gang
Model tua
Masa depan kendaraan adalah "e-mobility". Pertanyaannya tinggal: kapan? Walaupun investasi jutaan sudah ditanamkan pada e-cars, kurangnya opsi dan lokasi untuk mencas masih jadi masalah. Mengingat harga kendaraan juga mahal, konsumen masih ragu. Alternatifnya adalah hibrida bahan bakar dan elektronik, atau kendaraan berbahanbakar hidrogen, juga bahan bakar sintetik.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Marks
Mobil pos
Tukang pos lebih ramah lingkungan jika mengunakan sepeda atau berjalan kaki. Tapi untuk mengangkut paket-paket masih dibutuhkan kendaraan bermotor. Perusahaan Jerman Deutsche Post (DHL) dan universitas Aachen Technical University mengembangkan StreetScooter yang bebas CO2. Energi yang diperlukannya bisa didaurulang.
Foto: DW/A. Setiawan
E-bike di atas empat roda
Hanya tampaknya saja seperti smart car. Kendaraan yang disebut Podride panjangnya 1,8 meter dan punya ruangan tertutup serta kursi yang (lumayan) nyaman. Ini bisa digunakan pada jalanan bersalju dan di atas es. Kendaraan ini juga punya penghangat, dan bisa digunakan di jalanan yang terjal atau tidak rata. Bahkan punya bagasi.
Foto: PodRide
Proyek mobil terbang otonom
Dari sejumlah pemikiran cerdas, tercipta ide pintar. Sejumlah perusahaan mengembangkan pesawat pribadi. Prototipe mobil terbang menyerupai roket ini dari perusahaan Airbus. Rencananya akan bisa mengangkut penumpang pada ketinggian 9.150 meter, dan berkecepatan 480 km per jam.
Foto: picture-alliance/dpa
Kereta kabel paling curam di dunia
Desa Stoots di pegunungan Swiss memiliki kereta kabel paling curam di dunia. Kereta ini mendaki hingga ketinggian 744 meter, dan berjalan sepanjang 1,7 km dalam empat menit. Desa memiliki 150 penduduk permanen, tetapi 2.000 tempat tidur di hoten-hotel. Mungkin sistem ini akan ditemukan di masa depan di Himalaya? Penulis: Karin Jäger (ml/ap)
Foto: Reuters/A.Wiegmann
11 foto1 | 11
Namun, laporan tersebut juga menunjukkan negara-negara yang telah menerapkan peraturan tentang impor kendaraan bekas - terutama usia dan emisi standar - mendapatkan akses ke kendaraan berkualitas tinggi, termasuk bekas mobil hybrid dan listrik, dengan harga terjangkau. Beberapa negara Afrika telah memberlakukan kualitas minimum standar, antara lain Maroko, Aljazair, Pantai Gading, Ghana, dan Mauritius.
"Dampak polusi dari kendaraan tua sangatlah jelas. Data kualitas udara di Accra menegaskan bahwa transportasi adalah sumber utama polusi udara di kota kami," ungkap Menteri Lingkungan Ghana, Kwabena Frimpong-Boateng.
Bulan lalu, Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) menetapkan standar bahan bakar dan kendaraan yang lebih bersih mulai Januari 2021, seraya mendesak negara-negara anggotanya untuk memberlakukan batasan usia kendaraan bekas.
rap/as (dpa)
Menjajal Jalan Tol Tanpa Limit di Jerman
Jerman tidak hanya terkenal dengan produk mobilnya. Inilah satu-satunya negara Eropa tanpa pembatasan kecepatan secara umum di jalan tolnya "Autobahn".
Foto: picture-alliance/dpa/F. Kästle
Tanpa limit
Di kebanyakan jalan tol, Jerman tidak memberlakukan pembatasan kecepatan secara umum. Jaringan jalan bebas hambatan yang dinamakan Autobahn umumnya dalam keadaan baik dan terpelihara. Karena itu, banyak mobil bisa dipacu sampai kecepatan 200 km/jam.
Foto: Imago/Horst Galuschka
Kemacetan meningkat
Menurut statistik perhimpunan kendaraan bermotor ADAC, tingkat kemacetan di Jerman tahun 2016 meningkat sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan diakibatkan karena makin banyaknya kendaraan dan makin banyaknya proyek pembangunan dan perbaikan jalan, terutama di sekitar kota-kota besar.
Foto: Getty Images/S. Gallup
Awasi rambu lalu lintas dan radar
Sekalipun tidak ada batasan kecepatan secara umum, di beberapa bagian ada rambu lalu lintas yang mengatur kecepatan di sebagian jalan tol. Perhatikan rambu ini dan kemungkinan adanya radar polisi. Kalau Anda dipotret radar karena terlalu cepat, tagihan akan dikirim per pos ke rumah pemilik mobil.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Galuschka
Menggunakan ponsel dilarang
Menggunakan ponsel saat berkendaraan dilarang. Sanksi denda bisa mencapai 100 Euro dan mendapat catatan satu poin register khusus. Kalau Anda terlibat kecelakaan lalu lintas ketika sedang menelpon, SIM bisa ditarik. Menelpon dengan bantuan set khusus untuk mobil diizinkan.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Klose
Membuka jalur penyelamatan
Saat terjadi kemacetan, pengendara harus membuka jalur untuk ambulans dan polisi. Caranya, mobil di jalur paling kiri harus menepi ke sebelah kiri, yang jalur lain menepi ke kanan. Jika Anda tidak mengikuti aturan ini, bisa terkena denda sampai 200 Euro..
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Hati-hati dengan alkohol.
Di Jerman, ada aturan ketat untuk mengendarai mobil di bawah pengaruh alkohol. Jika kadar alkohol dalam darah Anda menurut alat ukur melewati 0,5 persen, Anda bisa terkena denda 500 Euro atau lebih dan SIM Anda bisa dicabut untuk satu bulan. Pengendara sepeda tidak boleh melewati batas 1,6 persen kadar alkohol dalam darah. Kalau Anda ingin mengkonsumsi alkohol, sebaiknya tidak mengendarai mobil.
Foto: picture-alliance/dpa
Segitiga pengaman wajib dipasang
Jika mobil anda mogok atau bermasalah sehingga Anda harus berhenti di tepi jalan, segitiga pengaman harus dipasang di jalan dan Anda sendiri wajib mengenakan jaket kuning. Kedua hal itu, bersama dengan kotak pertolongan pertama, harus selalu ada di dalam mobil.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gentsch
Ban musim dingin
Pada saat turun salju di musim dingain, Anda harus menggunakan ban mobil khusus musim dingain, agar tidak cepat tergelincir dan menyebabkan kecelakaan. Masa musim dingin biasanya dimulai bulan Oktober sampai Maret. Jika Anda ketahuan mengemudikan mobil tanpa ban musim dingin, Anda bisa terkena denda.