Nilai ekspor persenjataan buatan Jerman terus melonjak. Semester pertama 2016 tercatat ekspor senilai 4 milyar Euro. Bisnis senjata juga dijalin dengan pemerintah non demokratis.
Iklan
Pemerintah Jerman terus mengeluarkan izin ekspor senjata kepada industri peralatan perang di negara ini. Media Jerman melaporkan, tahun 2016 dikeluarkan 6.400 izin ekspor senjata, mayoritasnya ke negara-negara mitra NATO dan negara Eropa lainnya. Statistik menunjukkan, dalam enam bulan terakhir, industri persenjataan Jerman meraup omset sedikitnya 4 milyar Euro dari ekspor peralatan perang, baik yang baru maupun bekas.
Tahun 2015 lalu, pendapatan yang diraup industri peralatan perang Jerman dari ekspor mencapai sekitar 7,9 milyar Euro atau meningkat dua kali lipat dibanding tahun 2014. Yang terutama disoroti pihak oposisi dan pembela hak asasi bukan volume ekspornya, melainkan jalinan bisnis senjata dengan negara yang dikategorikan "tidak demokratis" atau "secara politis bermasalah".
Eksportir Senjata Terbesar di Dunia 2016
Perdagangan senjata global antara tahun 2011-15 meningkat 14 persen dibanding tahun 2006-10. AS masih menjadi negara pemasok senjata terbesar. Berikut daftar yang disusun Stockholm International Peace Research Institute:
Foto: Fotolia/Haramis Kalfar
1. Amerika Serikat
Ekspor senjata AS meningkat 27 persen antara 2005-2010 dan 2011-2015. Dari 96 negara yang menjadi konsumen senjata AS, penerima terbesar adalah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.. Sementara 41 persen dijual ke Timur Tengah. Asia dan Oseania menerima 40 persen dari penjualan senjata AS. Sampai akhir 2015, AS meneken berbagai kontrak besar, termasuk penjualan 611 pesawat F-35 generasi baru.
Foto: Reuters
2. Rusia
Sebanyak 50 negara melengkapi alutistanya dengan produk buatan Rusia. Negeri beruang merah itu saat ini menguasai 25 persen perdagangan senjata di dunia. India, Cina dan Vietnam adalah pembeli terbesar. Pesawat tempur, tank, kapal selam nuklir dan senapan serbu adalah jenis senjata yang paling banyak menemui pembeli.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/Belcher
3. Cina
Antara 2011-15 Cina menyuplai senjata kepada 37 negara. Pakistan (35%), Bangladesh (20%) dan Myanmar (16%) adalah pelanggan terbesar. Antara 2006-10 dan 2011-15, ekspor senjata Cina meningkatkan sebesar 88 persen. Negeri tirai bambu itu tahun ini menguasai 5,9 persen pangsa pasar perdagangan senjata global.
Foto: AP
4. Perancis
Walaupun ekspor senjata Perancis berkurang sebanyak 9,8 % sejak 2010, posisi negeri di jantung Eropa itu naik setingkat menggeser Jerman. Kenaikan ini didongkrak oleh beberapa kontrak besar yang diterima Perancis, termasuk kontrak penjualan masing-masing 24 pesawat tempur Rafale kepada Mesir dan Qatar.
Foto: Reuters/ECPAD
5. Jerman
Ekspor senjata Jerman mengalami penurunan sebesar 51% sejak 2005. Antara tahun 2011-15, Jerman menjual senjata ke 57 negara, dengan Eropa sebanyak 29%, Asia, Amerika dan Oseania sebesar 23% serta sisanya sebanyak 23 % ke Timur Tengah. Amerika Serikat, Israel dan Yunani adalah konsumen terbesar senjata Jerman. Kebanyakan membeli tank, senjata laras panjang dan kapal selam.
Foto: Ralph Orlowski/Getty Images
6. Inggris
Tanpa Arab Saudi, India dan Indonesia industri senjata Inggris akan gulung tikar. Negeri para emir itu menyerap 46% produksi senjata Inggris, diikuti oleh India dengan 11 % dan Indonesia 8,7 %. Pesawat tempur Eurofighter Typhoon, helikopter pengangkut Lynx, kapal selam kelas Astute, senjata laras panjang SA80 dan berbagai sistem persenjataan untuk jet tempur modern adalah dagangan terbesar Inggris
Foto: Reuters
7. Spanyol
Selain pesawat angkut militer Airbus A400M Atlas yang diproduksi bersama negara-negara Eropa lainnya, Penjualan terbesar industri alutista Spanyol adalah pesawat angkut CASA dan pengangkut personel lapis baja Pegaso BMR. Militer Mesir dan Arab Saudi memiliki sekitar 460 kendaraan beroda enam itu. Australia sejauh ini adalah pembeli terbesar dengan 29%, diikuti Arab Saudi 12% dan Turki 8,7%
Foto: AP
7 foto1 | 7
Misalnya saja pembelian kapal perang pemburu oleh Aljazair senilai satu milyar Euro. Atau izin penjualan 48 kapal petroli kepada Arab Saudi. Juga Mesir akan mendapat pasokan kapal selam berikut 32 unit torpedo. Kuwait sedang menjajagi pembelian panser unttut transport pasukan jenis "Fuchs 2" dan Oman mengincar panser gunung type "Wisent 2". Kedua negara Teluk itu kini sedang menjajal masing-masing satu unit panser yang diincar.
Sementara ekspor senjata berat naik, ekspor senapan ringan pada tahun lalu dilaporkan mengalami penurunan kecil, sekitar 11,6 juta Euro. Pembeli terbesar senapan ringan buatan Jerman yang bukan anggota NATO dan mitra Eropa adalah kaum Kurdi di Irak.
Politik ekspor senjata maju-mundur
Kebijakan ekspor persenjataan itu, bagi pemerintah koalisi di Berlin jadi masalah pelik. Secara politis, ekspor senjata itu kontroversial. Menteri ekonomi yang juga menjabat wakil kanselir, Sigmar Gabriel sebelumnya menjanjikan akan mengurangi volume ekspor alat perang. Tapi realitanya, di awal tahun 2016 pemerintah Jerman justru mengeluarkan izin ekspor dengan nilai jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Kritik antara lain dilontarkan Dewan Gereja Protestan di Jerman (EKD). Petugas urusan perdamaian EKD, Renke Brahms terutama menyoroti dengan kritis penjualan senjata ke negara-negara di kawasan Teluk, khususnya Arab Saudi dan Qatar. "Situsai hak asasi di negara-negara ini amat buruk. Arab Saudi dengan politiknya bahkan memicu berlanjutnya konflik di kawasan Teluk", ujar tokoh gereja Protestan Jerman itu.
Juga kelompok oposisi mengecam politik maju-mundur dan menyalahkan pemerintahan sebelumnya dari pemerintahan koalisi di Berlin saat ini. Mantan menetri kehakiman, Sabine Leutheusser-Schnarrenberger menudin, inilah manuver kasar yang dilakukan pemerintahan Jerman saat ini, dengan menyalahkan pemerintahan sebelumnya terkait kebijakan ekspor senjata. "Padahal terlihat jelas, menetri ekonomi Gabriel justru mengizinkan bisnis senjata dengan volume lebih besar", tudingnya.
Negara Pemborong Senjata Terbesar di Dunia
India dan Arab Saudi meroket dengan pembelian alutsista terbesar sejagad. Adapun Vietnam memborong kapal perang dari Rusia buat menghadapi Cina di Laut Cina Selatan. Inilah negara yang paling banyak belanja alutsista.
Foto: AFP/Getty Images
#1. India
Kendati upaya PM Narendra Moodi membatasi impor alutsista asing dan memperkuat produksi nasional, pembelian sistem persenjataan dari luar negeri justru mengganda dalam lima tahun terakhir. Rusia (70%) adalah penyuplai terbesar alutsista India, diikuti oleh Amerika Serikat (14%) dan Israel (4,5%). Selain jet tempur, India banyak membeli kapal perang dan kapal selam dari negeri beruang merah itu
Foto: Getty Images
#2. Arab Saudi
Laporan Sipri mencatat belanja persenjataan oleh Arab Saudi meningkat sebanyak 275% dalam lima tahun terakhir. Konflik di Suriah dan Yaman diyakini menjadi penyebab utama. Negeri para emir itu terutama getol membeli kendaraan lapis baja, helikopter dan jet tempur serta senapan serbu. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar dengan 46%, diikuti Inggris (30%) dan Spanyol (5,9%).
Foto: AFP/Getty Images
#3. Cina
Sejak beberapa tahun terakhir Cina banyak memperkuat industri senjata dalam negeri untuk melepaskan ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu pula neraca impor negeri tirai bambu itu berkurang 25% dalam lima tahun terakhir. Cina banyak membeli senjata dari Rusia (59%) dan Perancis (15%). Terakhir Beijing menyepakati pembelian enam sistem peluru kendali S-400 dari Rusia.
Foto: picture-alliance/AP Images/Color China Photo/Z. Lei
#4. Uni Emirat Arab
Bara di Timur Tengah dan konflik dengan Iran mendorong Uni Emirat Arab memperkuat diri. Sejak 2011 negeri kecil di tepi Teluk Persia itu meningkatkan pembelian senjata sebanyak 35%. Amerika Serikat adalah pemasok terbesar (65%), diikuti Perancis (8,4%) dan Italia (5,9%). Terakhir UEA menegosiasikan pembelian 60 jet tempur Rafale dari Perancis.
Foto: picture alliance/dpa/Ecpad Handout
#5. Australia
Militer Australia banyak mendapat dukungan pemerintah dengan angka pembelian senjata yang meningkat 65% dalam lima tahun terakhir. Proyek tebesar negeri Kangguru itu adalah pembelian 72 jet tempur siluman F-35 dari AS seharga 12,4 miliar Dollar AS. Celakanya pengembangan F-35 saat ini banyak menemui kendala. Analis militer menyebut jet tersebut kalah canggih dibanding Sukhoi Su-35 buatan Rusia
Foto: U.S. Navy photo/courtesy Lockheed Martin/Getty Images
#6. Turki
Turki berambisi besar mengakhiri ketergantungan dari sistem alutsista asing. Sebab itu negeri dua benua itu lebih banyak membeli senjata lewat skema kerjasama alih teknologi. Serupa Australia yang merupakan anggota NATO, Turki juga terlibat dalam pembelian jet tempur siluman F-35 dari AS. Namun target terbesar Ankara adalah mengembangkan tank tempur buatan sendiri lewat kerjasama dengan NATO.
Foto: picture-alliance/AA/Ozge Elif Kizil
#7. Pakistan
Pakistan belakangan menjadi pembeli terbesar sistem persenjataan Cina. Bersama negeri tirai bambu itu, Pakistan banyak merangkai program kerjasama pengembangan sistem alutsista. Terakhir, Islamabad membeli delapan kapal selam bermesin diesel Tipe 41 Yuan. Namun demikian, sebagian besar sistem artileri dan armada udara Pakistan tetap mengandalkan produk Amerika Serikat.
Foto: picture alliance/ZUMA Press/Xinhua/P. Thapa
#8. Vietnam
Menyusul konflik di Laut Cina Selatan, Vietnam menggelontorkan dana miliaran Dollar AS untuk memperkuat daya tempurnya. Cuma dalam waktu lima tahun, negeri komunis itu loncat dari peringkat 43 ke peringkat 8 dalam daftar negara pengimpor senjata terbesar. Rusia menjadi pemasok terbesar dengan menjual 8 jet tempur, 74 kapal tempur kecil, 6 kapal selam dengan rudal laut ke darat dan 6 kapal fregat