Apakah keislaman di Indonesia lebih disponsori oleh industri yang mengkomodifikasi Islam sebagai budaya populer? Simak opini Nadya Karima Melati berikut ini.
Iklan
Ketika masalah Islam radikal dan pelarangan ideologi negara khilafah menjadi buah bibir untuk high-politics intelektuil di Indonesia, marilah kita menengok kehidupan sehari-hari untuk melihat penetrasi keislaman yang bersemi di tataran sosial-budaya hari ini dimulai dari perbincangan ibu-ibu rumah tangga dan bagaimana industri hiburan menjadi motor penggerak bagi perkembangan wacana keislaman di berbagai lapisan masyarakat.
Hal yang paling mudah terlihat adalah maraknya penggunaan jilbab mulai dari wilayah suburban hingga pedesaan. Coba bandingkan lima tahun lalu, nampaknya tidak banyak perempuan menggunakan jilbab, terutama para artis ibukota yang bisa dilihat di televisi. Namun sekarang iklan sampoo khusus perempuan berhijab sepertinya mampu menangkap trend perempuan-perempuan Indonesia yang memutuskan untuk menutup rambutnya dengan kain sebagai tampilan sehari-hari. Tulisan ini tidak akan menjawab bagaimana hal tersebut bisa terjadi melainkan mencoba menelaah gerak budaya populer dan keislaman dengan analisis teknologi dan gender.
Kepopuleran Instagram sebagai sarana iiburan
Saya tidak bisa melewatkan satu hari tanpa melihat Instagram saya. Saya memiliki akun instagram atas nama @Nadyazura sejak tahun 2013 dan hingga kini masih aktif saya gunakan. Selayaknya manusia yang tumbuh, instagram juga terus memperbaharui dirinya tidak sekedar pada tampilan tapi juga fitur-fiturnya menyesuaikan dengan teknologi ponsel teranyar.
Pesatnya penggunaan internet juga mengubah pola komunikasi masyarakat Indonesia dari menonton televisi dan membaca majalah/koran cetak menjadi digital seperti artikel atau video online, baik streaming ataupun download. Fungsi televisi yang dulu selalu dituduh sebagai sarana hiburan tunggal di dalam rumah tangga mulai digantikan dengan ponsel dengan fitur instagram dan facebook yang lebih real time dan membangun interaksi dua arah antara komunikan dan komunikator.
Jika dulu butuh menyalakan televisi setiap pukul 12.00 siang untuk menonton berita teraktual artis ibukota dalam tayangan Silet, Insert, Kabar-kabari, Kiss atau Check and Recheck kini dengan mem-follow akun Instagram artis kesayangan, pengguna bisa lebih dekat dengan idolanya dengan mengetahui secara langsung tanpa butuh perantara infotaiment. Walau begitu ada pula akun khusus gosip dengan berbagai segmentasi yang menyediakan wrap atau intepretasi dari postingan-postingan terkini para artis ibukota. Lambe Turah adalah yang paling populer di antara akun-akun gosip yang lain. Bahkan, keberadaan Lambe Turah dianggap Wiki Leaks versi lokal karena sama-sama menyiarkan gosip underground dari para public figures.
Lihat Koleksi Rancangan Bos First Travel
Inilah koleksi rancangan bos First Travel,.Anniesa Hasibuan di dunia fesyen internasional, lewat koleksi busana hijabnya.
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Pertamakali
Tahun 2016, ketika para model ini melenggak-lenggok di New York Fashion Week (Spring/Summer 2017) - ajang pagelaran busana internasional - seorang perempuan Indonesia ukir sejarah baru di bidang fesyen dunia. Semua peraga busana mengenakan hijab.
Foto: picture-alliance/abaca/S. Acar
Serba hijab
Untuk pertamakalinya keseluruhan koleksi New York Fashion Week terdiri dari berbagai macam busana khas Muslim dengan nuansa Indonesia
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Undang decak kagum
Terbuat dari bahan sutera, chiffon dan brokat, dengan warna-warni pastel, desain busana-busana ini mengundang pujian.
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Mulai dari siap pakai hingga gaun mewah
Rangkaian koleksi busana di atas runway ini terdiri dari 38 koleksi siap pakai dan 10 gaun malam nan mewah, yang bersematkan payet, mutiara, serta ragam rumit bordir.
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Sang perancang
Perancangnya, perempuan Indonesia bernama Anniesa Hasibuan, yang kini terjerat kasus hukum dugaan penipuan.
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Terinspirasi Jakarta
48 set busana dalam festival fesyen 2016 di New York ini bertajuk D'Jakarta. Inspirasinya adalah keberagaman budaya yang berbaur di ibukota Indonesia.
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Model Indonesia
Laura Muljadi ikut tampil dalam koleksi karya desainer Anniesa Hasibuan dalam New York Fashion Week Laura menjadi satu-satunya model dari Indonesia yang membawakan busana rancangan Anniesa Hasibuan di ajang ini. Laura juga mendapat kehormatan membawakan karya terbaik Anniesa.
Foto: Imago/Pacific Press Agency
Kerja keras
Di akun instagram Anniesa menulis: ”Semua hal butuh proses, tiada pencapaian tanpa proses.”
Foto: picture-alliance/abaca/S. Acar
Go international
Anniesa memulai debutnya tahun 2015 saat memamerkan koleksinya di London, Inggris, kemudian desainnya mencuri perhatian di Jakarta Fashion Week dan Istanbul Modest Fashion Week. Akhirnya ia tampil di New York Fashion Week.
Foto: picture-alliance/abaca/S. Acar
Misinya saat itu...
“Saya ingin mengharumkan nama Indonesia di panggung fesyen dunia, dan memperkenalkan pada dunia, keberagaman negara kita,” ujar Anniesa saat itu.
Foto: picture-alliance/abaca/S. Acar
10 foto1 | 10
Hal yang menarik dari memperhatikan akun-akun artis di Instagram adalah bagaimana mereka memuat caption ataupun postingan-postingan sebagaimana dia ingin menciptakan dirinya. Nampang, istilahnya. Nampang adalah melakukan kegiatan yang tidak perlu secara substansial akan tetapi perlu secara sosial, dan ini yang dilakukan para artis. Penjelasan Risa Permanadeli tentang budaya masyarakat Jawa dalam bukunya Dadi Wong Wadon saya pinjam untuk menganalisis kegiatan ini. Bahwa nampang dengan menunjukan barang branded ataupun jalan-jalan ke Arab atau Eropa menunjukan bahwa konsumsi diperlakukan sebagai alat komunikasi yang membuat masyarakat melihat kemampuan masing-masing orang. Simbol-simbol yang dikenakan para artis mempunyai makna sosial yang mencoba menjelaskan posisi mereka, membedakannya dengan masyarakat biasa.
Kita tahu kehidupan para artis biasanya identik dengan kehidupan mewah dan eksklusif, tidak ada yang hilang dengan kesan tersebut namun ada hal simbolis lain yang dibeikan yakni kesalehan beragama. Tidak jarang barang-barang konsumsi itu berbentuk pakaian Muslimah untuk dikenakan sehari-hari ataupun pergi umroh dan haji. Penggunaan ekspresi kata-kata Islami seperti, "Bismillah” atau "Alhamdulilah” yang dilakukan sebagai pelengkap atau pada kasus yang lebih ekstrem, mereka terafiliasi dengan organisasi keislaman tertentu dan akhirnya berkat kepopulerannya menjadi juru bicara bagi organisasinya seperti yang dilakukan oleh Peggy Melati Sukma.
Indonesia Bakal Jadi Pusat Hijab Dunia?
Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai pusat mode Muslim di tingkat Asia pada 2018 dan tingkat dunia pada 2020. Sejauh ini ekspor busana Muslim Indonesia masih kalah jauh dibanding Cina dan India.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
US$ 230 milyar belanja busana Muslim dunia
Data Thomson Reuters dalam State of the Global Islamic Economy 2015 menunjukkan nilai belanja yang dikeluarkan masyarakat untuk belanja busana (termasuk sepatu) Muslim cukup fantastis: yakni sekitar 230 milyar dollar AS pada tahun 2014. Atau, sekitar 11 persen dari total belanja busana warga dunia, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,8 persen per tahun.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Indonesia no-5
Berdasarkan data tahun 2014, negara dengan tingkat konsumsi pakaian Muslim tertinggi adalah: Turki (US$25 milyar), Uni Emirat Arab (US$ 18 milyar), Nigeria (US$15 milyar), Arab Saudi (US$14,7 milyar) dan Indonesia ($US 12,7 milyar).
Foto: picture-alliance/Pacific Press/Azwar
Cina eksportir terbesar
Cina menempati posisi utama sebagai negara pengekspor terbesar ke negara-negara anggota OKI(Organisasi Negara Islam) yakni sebesar US$ 28,7 juta. Disusul India (US$3,87 juta) dan Turki (US$2,3 juta).
Foto: picture alliance/CPA Media
Memanfaatkan momen Ramadhan
Jelang Ramadhan 2016, para desainer sudah berlomba menampilkan karya-karya busana Muslim terbarunya. Di antaranya lewat ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) yang berlangsung di Jakarta.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
#ScreenshotTheLooks
Sekitar 200 desainer, termasuk perancang dari 40 dari usaha kecil menengah ikut ambil bagian dari ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (MUFFEST) ini. Tema MUFFEST 2016 adalah #ScreenshotTheLooks.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Partisipasi dari manca negara
Bukan hanya perancang busana Muslim dari tanah air yang tampil dalam MUFFEST 2016, melainkan juga para desainer dari negara-negara lain seperti Turki, Italia, Rusia, Malaysia dan Bangladesh.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Cintai produk lokal
Panita ajang fashion show busana Muslim mengatakan, MUFFEST 2016 menitikberatkan pada kecintaan akan produk lokal, kepedulian sosial dan lingkungan hidup. Para desainer Indonesia yang tampil di antaranya Norma Hauri, Monika Jufry, Najua Yanti dan Itang Yunasz.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Lirik pangsa pasar internasional
Pemerintah berharap, ajang MUFFEST 2016 diharapkan bisa menjadi batu loncatan bagi dunia fashion Indonesia untuk meluaskan pasar ke tatanan internasional dan dalam jangka panjang sebagai pusat mode busana Muslim dunia. Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai pusat mode Muslim di tingkat Asia pada 2018 dan tingkat dunia pada 2020.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Ekspor meningkat
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menyatakan, kinerja ekspor busana Muslim pada 2014 nilainya mencapai US$ 4,63 miliar, naik 2,3 % dibandingkan tahun sebelumnya. Sempat turun tipis tahun lalu menjadi US$ 4,57 miliar. Namun pada Januari kemarin kembali naik 2,13% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Negara tujuan ekspor
Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor produk busana Muslim Indonesia adalah Amerika Serikat, Kanada,, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Inggris, Australia,Uni Emirat Arab, Belgia, dan Cina.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Hackenberg
10 foto1 | 10
Keislaman sebagai ekspresi budaya pop
Tapi ke mana arah keislaman ini? Dalam penelitian yang saya lakukan pada akhir tahun 2016 di Depok, saya mewawancarai beberapa perempuan di usia remaja, dewasa dan tua yang memutuskan untuk menggunakan jilbab. Mereka menyatakan mereka menggunakan jilbab dengan alasan keinginan sendiri dan paparan lingkungan. Paparan lingkungan dicurigai oleh saya sebagai alasan yang paling besar. Dalam salah satu wawancara saya dengan narasumber, yang dikelilingi oleh teman-temannya yang juga berjilbab, narasumber menyatakan bahwa mereka mendoakan salah satu temannya sebagai satu-satunya perempuan yang ‘belum hijrah' menggunakan jilbab.
Bagaimana jika analisis panjang tersebut ditarik ke ranah sehari-hari? Hampir 90 % narasumber saya yang ‘baru' mengenakan jilbab tidak terafiliasi dengan organisasi Islam manapun. Oleh karena itu saya mengambil kesimpulan bahwa keislaman yang terjadi hanya sebatas budaya populer. Keislaman lebih disponsori oleh industri yang mengkomodifikasi Islam sebagai budaya populer dan dikonsumsi oleh rumah tangga dan artis Instagram sebagai agennya. Identitas Islam digunakan sebagai pembeda khususnya secara moral, itu sebabnya wacana keislaman budaya populer terbatas pada wacana moral dan menekankan sesuatu yang sifatnya simbol seperti jilbab, menikah muda dan keluarga sakinah atau penggunaan istilah-istilah Islam.
Baceprot! Hijaber Garut Ini Menggebrak Dunia Dengan Band Metal
Suara berisik atau bawel, demikian band 'metal funky' asal Garut ini menamai dirinya dalam campuran bahasa Inggris-Sunda: Voice of Baceprot. Bersama, mereka berkarya sekaligus menentang tabu.
Foto: Reuters/Str
Ramai-ramai “headbanging..!”
Mengenakan busana Muslimah, tidak menjadi penghalang bagi kelompok band muda ini untuk mengejar impiannya menjadi musisi heavy metal. Sejumlah festival mereka jajaki. Ketiganya dengan cepat memesona para penggemarnya untuk bergoyang dan ‘headbanging’ di depan panggung.
Foto: Reuters/Str
Memecah hening….’Baceprot’!
Mereka menamakan diri sebagai band "Voice of Baceprot" VoB atau jika diartikan dalam bahasa Sunda: suara bawel atau berisik. Dibentuk tahun 2014 di Garut, anggota band remaja ini dulunya dipertemukan di sekolah. Anggota band ini: Firda Kurnia (gitaris dan vokalis), Widi Rahmawati (bassist) dan Euis Siti Aisyah (drummer).
Foto: Reuters/Str
Bermula dari hobi
Band ini terbentuk dari sebuah kegiatan ekstrakurikuler di Madrasah Tsanawiyah Al-Baqiyatussholihat Banjarwangi. Band yang beranggotakan hijaber berusia belasan tahun ini beberapa kali menjuarai beberapa kompetisi musik lokal. Mereka mendefinisikan band mereka sebagai band pelajar perempuan yang mencoba menyuarakan kegelisahan hati akan dunia remaja yang kian hari kian kehilangan warnanya.
Foto: Reuters/Str
Mendobrak tabu, mengusung kesetaraan
Mereka menggunakan musik untuk memerangi stereotipe perempuan sebagai orang yang patuh atau tidak bersuara. Salah satu anggota band, gitaris dan penyanyi, Firdda Kurnia menyebutkan: "Saya pikir kesetaraan gender harus didukung, karena saya merasa harus mengeksplorasi kreativitas saya, sementara pada saat bersamaan tidak mengurangi kewajiban saya sebagai seorang perempuan Muslim.”
Foto: Reuters/Str
Jatuh cinta pada metal
Euis Siti Aisyah beraksi menggebuk drum. Menurut para hijaber ini, genre musik heavy metal bisa mewakili mereka bertiga dalam berekspresi. Awalnya mereka sempat memainkan lagu-lagu tren. Namun, setelah mengenal genre musik hip metal funky seperti yang dimainkan Rage Against The Machine, Linkin Park, System of a Down, mereka jatuh cinta pada genre musik metal.
Foto: Reuters/Str
Kritik sosial
Inilah penampilan para musisi metal hijaber ini di atas panggung. Selain memainkan musik band-band nge-top seperti Metallica dan Slipknot, band ini membawakan lagu mereka sendiri mengenai berbagai isu, seperti soal pendidikan di Indonesia. Lagu ‘The Enemy of Earth is You’ bercerita tentang orang-orang yang mencitrakan diri baik tapi sebenarnya adalah musuh dan penghancur bumi atau lingkungan.
Foto: Reuters/Str
6 foto1 | 6
Tubuh perempuan sebagai arena pertarungan wacana
Dalam dunia marketing dikenal tiga kategori target pasar yang paling potensial untuk dibidik yakni anak muda, perempuan dan netizen. Dengan berubahnya pola hiburan yang semula hanya bergantung pada televisi kini dilengkapi oleh sosial media bernama instagram. Sebanyak 63 juta orang pengguna internet dan 22 juta orang memiliki akun instagram. Dengan meningkatnya tren Islami menikah muda di bawah usia 25 tahun dan ini menimbulkan implikasi lain, berubahnya status anak muda (kini media senang melabelkannya sebagai millenials) menjadi ibu muda. Dan mereka selalu tertarik pada hiburan di televisi dan instagram. Maka, lengkaplah ketiga label tersebut: ibu muda netizen.
Ibu muda netizen ini akrab dengan internet dan wacana di dalamnya. Wajar saja apabila pada demo 212 kemarin banyak ibu-ibu yang ikut serta walaupun tidak sepenuhnya setuju dengan vonis mati untuk penista agama seperti yang diteriakan FPI selaku event organizer. Informasi disebarkan tidak melalui iklan televisi melainkan media lain yakni Instagram dengan poster-poster menarik mata dan pesan berantai Whatsapp.
Sedangkan tubuh perempuan adalah penampakan nyata pertarungan wacana politik. Bukan pada opini di media massa tapi bagaimana tubuh perempuan mengartikulasikan wacana tersebut. Tubuh perempuan lahan nyata untuk menentukan dan mengintepretasi wacana politik yang sedang berlaku. Sejarah membuktikannya bahkan sebelum Indonesia berdiri sebagai sebuah negara.
Ketika ‘modernisasi' melalui kolonialisme dan penyebaran agama Islam menganggap payudara sebagai bagian yang harus ditutup untuk menjadi modern, kebiasaan bertelanjang dada mulai tergerus dan diganti dengan kemben dan kebaya. Ketika Indonesia berdiri dan di bawah kekuasaan Soeharto, kebaya dan sanggul dijadikan pakaian kebangsaan resmi dan menjadi saksi budaya Jawa mendominasi kebudayaan Indonesia lain. Belum lagi dampak revolusi Iran tahun 1974 yang mulai menggeser kudung menjadi jilbab yang menutup bagian leher dan telinga dan kini, peneterasi keislaman yang semakin keras membungkus tubuh-tubuh perempuan sebagai wilayah utama yang terdampak.
Foto Terlarang Seronoknya Perempuan Iran
Mengoperasi hidung, mewarnai rambut, banyak perempuan Iran meniru gaya barat. Namun mereka menutupi kecantikannya di bawah chador. Dalam seri fotonya "Among Women" Samaneh Khosravi menunjukkan rahasia perempuan Iran.
Foto: Samaneh Khosravi
Meniru artis barat
Kerudung dikenakan menutupi rambutnya yang dipirang, sementara chador dikenakan menyelimuti pakain gaya barat. Perempuan Iran ini bersiap keluar rumah. Kecantikan di Iran menyelaraskan tradisi dan modernitas. Ini terpapar dalam jepretan fotografer Samaneh Khosravi. Banyak perempuan Iran meniru tampilan aktris Hollywood yang mereka amati via internet atau televisi satelit.
Foto: Samaneh Khosravi
Melonggarkan aturan
Sejak Revolusi Islam pada tahun 1979, perempuan di Iran harus menutupi rambut dan tubuhnya di muka publik. Perempuan muda melonggarkan aturan itu, misalnya memakai jilbab, namun sebagian rambut dapat terlihat. Tampak dalam foto, kelompok perempuan muda yang sedang berjalan bersama di Tochal, sebuah gunung di utara Teheran.
Foto: Samaneh Khosravi
Wajah boleh terlihat
Kaum agamis di Iran menafsirkan aturan ketat tata cara berpakaian, dimana perempuan harus berhijab. Menutup wajah tak diwajibkan. Dahulu, dari tahun 1936 sampai 1941, raja Reza Shah Pahlevi melarang perempuan mengenakan jilbab di depan umum.
Foto: Samaneh Khosravi
Jaket Marilyn Monroe
Banyak orang Iran berbelanja lewat internet - ketika mencari model-model unik seperti jaket Marilyn Monroe ini. Khosravi mengatakan: "Desainer muda mempublikasikan pakaian mereka dengan mudah di Facebook atau Instagram dan menjualnya dari rumah."
Foto: Samaneh Khosravi
Operasi hidung laku di Iran
Perempuan Iran banyak mengeluarkan uang untuk penampilan mereka. Operasi plastik booming. Setiap tahun, dilakukan 60.000-70.000 operasi hidung di Iran - lebih tinggi jumlahnya dibanding negara-negara lain di dunia. Fotografer Samaneh Khosravi menemani pemudi Iran yang hidungnya dioperasi, katanya: "Dia sangat senang dengan hasilnya."
Foto: Samaneh Khosravi
Tiap tahun angkanya naik
Dari statistik ditemukan, angka operasi hidung di Iran setiap tahun meningkat. Tampak seorang gadis muda masih dengan perban di hidung berjalan-jalan di Taman Kota Mashhad, melihat-lihat kerajinan tangan,
Foto: Samaneh Khosravi
Menggabungkan tradisi dengan modernitas
"Kecantikan model Barat memainkan peran yang sama pentingnya dengan tradisi," ujar Khosravi. Fashion di Iran dipengaruhi oleh gabungan tradisi dan modernitas ini.
Foto: Samaneh Khosravi
Perawatan kecantikan di rumah
Bahkan layanan kecantikan bisa dilakukan di rumah. Dalam foto tampak seorang penata rambut mencabuti rambut-rambut halus pelanggannya dan mewarnai rambut mereka. "Semakin banyak perempuan yang ingin mengecat rambut menjadi pirang," kata fotografer Khosravi.
Foto: Samaneh Khosravi
Hobi menikur-pedikur
Samaneh Khosravi juga mengunjungi salon kecantikan besar di Iran. Di sana, perempuan bisa lebih bebas, karena laki-laki tidak diperbolehkan masuk ke salon ini. Banyak perempuan Iran menganggap perawatan kecantikan kuku sebagai hal penting, kata fotografer itu.
Foto: Samaneh Khosravi
Tak selalu hitam
Khosravi menampilkan gambar yang menepis anggapan klise tentang busana perempuan Iran. "Banyak perempuan dengan taat menutup diri, tapi tetap mengenakan warna-warna cerah. Beberapa kalangan berpikir bahwa mereka selalu berjalan dengan hijab hitam.
Foto: Samaneh Khosravi
Jaga kesehatan lewat olahraga
Gadis-gadis muda Iran tampak berolahraga di sebuah lapangan olahraga di Teheran. Kecantikan juga diselaraskan dengan kebugaran.
Foto: Samaneh Khosravi
Merayakan kultus kecantikan
Terutama di kota-kota besar, kultus kecantikan dirayakan. "Generasi muda telah berhasil menemukan keselasaran ideal antara modernitas dan tradisi," kata Khosravi. Meskipun demikian, mereka tetap menghormati batasan-batasan sosial.
Foto: Samaneh Khosravi
12 foto1 | 12
Teknologi sebagai penyebaran wacana
Hal yang patut diperhatikan selanjutnya adalah bagaimana perempuan mau menutup tubuhnya dengan pakaian Muslimah secara sukarela. Dari berbagai aliran keislaman mulai dari Salafi, Tarbiah, Muhammadiyah, Kultural dan artis memiliki gaya berjilbabnya masing-masing dan semakin konservatif pemahaman tentang Islam, akan semakin terbungkus tubuh perempuan tersebut. Dari mana informasi bahwa berpakaian Islami adalah sebuah nilai yang baik? Jawabannya adalah melalui penyebaran informasi melalui media sosial salah satunya oleh Instagram yang menyediakan komunikasi tidak hanya berbentuk kalimat tapi juga gambar.
Instagram seperti media sosial lainnya berupaya menjadi distributor di mana tiap-tiap akun/individu memproduksi sendiri kontennya dan mereka bertindak sebagai perantara untuk menyebarkan. Hal yang tidak boleh dilupakan selanjutnya adalah sistem algoritma di balik setiap reaksi di media sosial. Internet mencatat hastag, like dan kunjungan kita pada konten-konten yang telah mereka klasifikasi, untuk itu media sosial menyaring pos-pos macam apa yang mungkin kita sukai dan terus-terusan menayangkan postingan yang potensial untuk disukai oleh kita. Dan ini menciptakan sebuah circle, selain itu kita juga dapat memilih sendiri akun mana yang akan kita follow dan tidak sukai. Dengan demikian, media sosial yang kita saksikan setiap hari bukanlah satu-satunya kenyataan informasi, ia lebih pada akumulasi hal-hal yang memang kita ingin tahu.
Perempuan Afghanistan - Dulu dan Sekarang
Situasi perempuan di Afghanistan banyak mengalami kemunduran sejak dekade 1960an. Ironisnya foto-foto masa lalu ini justru menunjukkan kehidupan modern kaum hawa yang kini tertutup dan terisolir berkat kekuasaan Taliban.
Foto: picture-alliance/dpa
Bebas Berkarya
Dua mahasiswi kedokteran di Universitas Kabul menyimak penjelasan dosen (ka) tentang sebuah organ manusia. Gambar ini diambil tahun 1962. Dulu kaum perempuan aktif berkarya di Afghanistan dan tidak kesulitan mengenyam pendidikan tinggi.
Foto: Getty Images/AFP
Tertutup dan Terisolasi
Sejak Taliban berkuasa, semua perempuan diwajibkan mengenakan burka di tempat-tempat umum. Saat kekuasaan kelompok radikal itu runtuh seiring invasi militer Amerika Serikat, perempuan dibebaskan. Tapi hingga kini cuma sedikit yang berani melepaskan burka.
Foto: Getty Images/A. Karimi
Mode Barat di Jalan Ibukota
Dua perempuan berbusana modern meninggalkan gedung Radio Kabul pada Oktober 1962. Sejak Taliban berkuasa pada dekade 1990an, semua instansi pemerintah dipaksa memecat pegawai perempuan.
Foto: picture-alliance/dpa
"Sumber Malapetaka"
Seorang jurubicara Taliban pernah berucap, wajah perempuan "adalah sumber malapetaka buat laki-laki yang bukan muhrim." Tidak banyak yang berubah di Afghanistan sejak demokrasi berjejak.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Morenatti
Persamaan Hak
Pertengahan dekade 1970an perempuan masih menjadi pemandangan normal di lembaga pendidikan tinggi. 20 tahun kemudian universitas dilarang menerima mahasiswi. Kini konstitusi baru Afghanistan menggariskan persamaan antara perempuan dan laki-laki.
Foto: Getty Images/Hulton Archive/Zh. Angelov
Pendidikan Dini
Empat miliar Dollar AS dikucurkan buat memperbaiki situasi kaum perempuan di Afghanistan sejak 2001. Kini organisasi nirlaba Oxfam mencatat sebanyak empat juta bocah perempuan duduk di bangku sekolah. Namun tekanan sosial terhadap perempuan tidak banyak berubah.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Tanpa Batasan Gender
Mahasiswi di Kabul tahun 1981 tidak jengah berkumpul dengan teman laki-lakinya. Dua tahun sebelumnya serdadu Uni Soviet menyerbu negara itu. Invasi Soviet berujung pada sepuluh tahun perang berdarah. Setelahnya, Taliban merebut kekuasaan.
Foto: Getty Images/AFP
Bukan Cuma Burka
Masalah perempuan di Afghanistan tidak banyak berhubungan dengan burka. Tapi kaum perempuan hingga kini masih dibatasi dalam hubungan sosial. Buat mereka ada aturan tak tertulis tentang apa yang boleh dibicarakan, siapa yang boleh ditemui dan kemana seorang perempuan boleh berpergian.
Foto: W.Kohsar/AFP/GettyImages
Perempuan Bersenjata
Sekelompok serdadu perempuan Afghanistan terlibat dalam perayaan setahun revolusi April tahun 1979. Generasi pertama perempuan di militer ini kelak akan menjadi salah satu tulang punggung angkatan bersenjata baru yang dibentuk setelah invasi AS.
Foto: picture-alliance/Bildarchiv
Berjilbab di Medan Perang
Dalam hal ini cuma penampilannya saja yang berubah. Sejak dibentuk kembali tahun 2001, militer Afghanistan kembali menerima perempuan. Khatol Mohammadzai bahkan menjadi perempuan pertama yang mencapai pangkat jendral bintang empat di Hindukush.
Foto: imago/Xinhua
10 foto1 | 10
Gerak budaya populer kita kurang lebih ditentukan dengan sistem algoritma tersebut. Kita yang tidak mengetahui sistem ini dan mempercayai informasi yang tersaji pada layar sebagai kebenaran satu-satunya dan seperti trending topic, hal yang panas berganti cepat sekali. Hari ini kita menonton viral cover lagu Justin Bieber – Despacito dalam bahasa Jawa padahal beberapa hari yang lalu kita lihat viral balita gendut yang berjoget Shape of You – Ed Sheeran. Keislaman yang tumbuh nampaknya cepat sekali karena pengaruh media sosial mungkin akan luntur, karena keislaman tersebut didasari oleh nilai yang sedang berlaku sebagai trending topic. Walau begitu, tubuh perempuan selalu jadi wilayah utama pertarungan wacana baik yang ditentukan oleh pemerintahan maupun disebarkan melalui media sosial.
Penulis:
Nadya Karima Melati
Essais dan Peneliti Lepas. Koordinator SGRC (Support Group and Resource Center on Sexuality Studies). Tertarik pada topik sejarah sosial, feminologi dan seksualitas.
@Nadyazura
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis
Sensor Malaysia Nilai Despacito "Tidak Islam"
Malaysia melarang pemutaran video lagu Despacito, yang jadi hit di banyak negara, di media milik pemerintah, karena dinilai "cabul" dan "tidak Islam." Sebelumnya sudah ada kasus-kasus serupa.
Foto: Youtube
Bernyanyi Tanpa Mengerti
Lirik lagu Despacito, yang dinyanyikan penyanyi Luis Fonsi, dalam bahasa Spanyol. Partai Islam Amanah yang mengecam lagu itu berargumentasi, "banyak anak kecil menyanyikan lagu itu tanpa mengerti kata-katanya.
Foto: picture alliance/AP Photo/L.Sladky
Ada Yang Lolos
Tapi sejumlah orang Malaysia berkomentar di media sosial, bahwa ada lagu-lagu lain yang juga cabul tapi lolos sensor, karena liriknya tampak tidak berbahaya. Misalnya "Milkshake" oleh Kelis, "Whistle" oleh Flo Rida, atau hit tahun 1997 "Barbie Girl" oleh Aqua.
Foto: picture-alliance/dpa
Sering Diputar
Sejumlah situs juga memberikan daftar lagu yang sebaiknya ditarik dari daftar pemutaran karena sering terdengar diputar di media. Misalnya "Bang Bang" oleh Ariana Grande, Jessie J and Nicki Minaj. Sebuah situs menambahkan catatan untuk lagu ini: "bukan tentang tembakan senjata."
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sayles
Urusan Politik
Sensor tidak hanya terbatas karena isi yang "berbau" seks, narkotika, alkohol atau tidak senonoh. Kata-kata "Mazel Tov", yang dalam bahasa Ibrani berarti "semoga beruntung" disensor di Malaysia dari lagu band Black Eyed Peas yang berjudul "I Gotta Feeling." Penyebabnya: Malaysia tidak mengakui negara Israel, tidak punya hubungan diplomatis dan melarang warganya untuk berkunjung ke Israel.
Foto: picture alliance / abaca
Jangan Ikutkan Kepercayaan
Kata-kata Halleluyah dalam lagu Justin Bieber "As Long As You Love Me" juga jadi korban sensor Malaysia. Tapi lagu "Take Me To Church" oleh Hozier boleh diputar. Sebuah situs online mengutip perkataan seorang mantan DJ radio milik negara yang mengatakan, jika liriknya "rancu" bisa lolos dari sensor.
Foto: Getty Images/AFP/T. A. Clark
Terlalu Linglung untuk Punya Adat?
Lagu Lady Gaga yang berjudul "Born This Way", yang liriknya antara lain berbunyi: "tidak peduli homoseksual, heteroseksual atau bi, lesbian, transgender, aku dalam jalan yang benar" dinilai "menghina jika dipandang dari segi ketaatan sosial dan agama." Itu pernah menyulut kemarahan si penyanyi, juga kelompok LGBT di Malaysia.
Foto: picture alliance/dpa/F. von Erichsen
Kami Pilih "Tidak"
Tahun 2011, Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia melarang "Undilah" (yang bermakna "pergi berikan suara") karena isinya dinilai "menghina segmen-segmen masyarakat tertentu. Lirik lagu ini adalah campuran bahasa Malay, Inggris dan Mandarin. Videonya menampilkan sejumlah tokoh lokal (dan beberapa politisi oposisi), dan isinya mendorong rakyat untuk mendaftarkan diri dan memberikan suara.
Foto: Youtube
Satu Bahasa Saja
2004 lagu-lagu Malaysia yang berisi lirik dalam bahasa Inggris dilarang setelah pemerintah dikritik dan dituduh mengizinkan mereka "mencemari kemurnian dan kesucian bahasa Malaysia." Ironisnya, sensor terhadap Despacito menyulut tumbuhnya cover version dan parodi, misalnya lagu berjudul "Incognito", lagu lucu versi Malaysia tentang pria yang diputus pacar (foto). Penulis: Brenda Haas (ml/hp)