Presiden terpilih AS Joe Biden telah melewati ambang batas 270 suara dalam penghitungan electoral college, mengukuhkan kemenangannya atas Donald Trump.
Iklan
Joe Biden pada Senin (14/12) malam waktu setempat berhasil mengukuhkan kemenangannya dalam pemilihan presiden AS 2020 setelah resmi mengantongi lebih dari 270 suara electoral college.
Biden mencapai tonggak sejarah setelah presiden terpilih dari Partai Demokrat ini mendapatkan 55 suara electoral college diCalifornia. Biden secara resmi meraih 306 suara, sementara Presiden AS Donald Trump menerima 232 suara.
"Dalam pertempuran untuk jiwa Amerika ini, demokrasi menang," kata Biden dalam pidatonya setelah electoral college mengonfirmasi kemenangannya. "Kami rakyat, memilih. Kami yakin kepada lembaga institusi. Integritas pemillu kita tetap utuh,'' tambahnya.
"Itu posisi yang begitu ekstrem yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Sebuah posisi yang menolak menghormati keinginan rakyat, menolak untuk menghormati aturan hukum, dan menolak untuk menghormati konstitusi kita," kata Biden.
Biden juga mengutuk ancaman kekerasan terhadap pejabat pemilu.
"Ini adalah harapan tulus saya agar kita tidak pernah lagi melihat siapa pun yang mengalami ancaman dan pelecehan seperti yang kita lihat dalam pemilihan ini," katanya.
Pemimpin Dunia yang Belum Memberi Selamat kepada Joe Biden
Beberapa sekutu terbesar dan terdekat AS di Eropa, Asia, dan Timur Tengah dengan cepat mengucapkan selamat kepada Joe Biden. Namun, ada beberapa pemimpin negara yang memilih menahan ucapan selamat mereka. Siapa saja?
Foto: Reuters/Presidential Press Office
Presiden Rusia Vladimir Putin
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa Kremlin akan menahan diri untuk tidak mengomentari kemenangan Biden sampai gugatan hukum terhadap pemilu diselesaikan dan hasilnya sudah resmi. “Ada prosedur hukum yang muncul di sana, yang diumumkan oleh presiden petahana, oleh karena itu situasinya berbeda, jadi kami rasa hal yang benar adalah untuk menunggu pengumuman resmi.”
Foto: Alexei Druzhinin/dpa/picture-alliance
Presiden Brasil Jair Bolsonaro
Bolsonaro mengatakan dia akan jadi pemimpin pertama yang beri selamat kepada Trump. Tapi ia bungkam tentang kemenangan Biden. “Saya pikir presiden sedang menunggu keruwetan atas (tuntutan) kecurangan perhitungan suara ini diselesaikan,” kata Wakil Presiden Hamilton Mourao. Bolsonaro akan memberi selamat kepada Biden “pada waktu yang tepat” dan melihat apa yang terjadi dengan tuntutan hukum Trump.
Foto: Marcos Corrêa/Presidência da República do Brasil
Presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador
Lopez Obrador mengatakan bahwa dia terikat oleh konstitusi untuk memberi ucapan selamat kepada pemenang sampai sengketa hukum diselesaikan. “Bagaimana bisa seorang presiden Meksiko menjadi hakim dan berkata: ‘Kandidat ini menang’?” kata lopez Obrador pada sebuah jumpa pers. Dia sempat menyebut Biden sebagai “presiden terpilih potensial”, sembari menekankan bahwa Meksiko tidak memihak.
Foto: Reuters/H. Romero
Cina
13 November, Cina memberi selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya, hampir seminggu setelah dia dinyatakan sebagai presiden terpilih AS. "Kami menghormati pilihan rakyat Amerika," kata juru bicara kementerian luar negeri Cina Wang Wenbin. Dia menambahkan: "Namun, hasilnya masih akan dikonfirmasi sesuai dengan hukum dan prosedur AS."
Foto: Ju Peng/Xinhua/picture-alliance
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Di bawah kepemimpinan Joe Biden, Erdogan mungkin tidak akan bisa lagi memengaruhi keputusan Gedung Putih lewat panggilan telepon sederhana seperti yang biasa dia lakukan dengan Trump. Meski begitu, dalam komentar Turki pertama sejak kemenangan Biden, Wakil Presiden Fuat Oktay mengatakan Turki akan terus bekerja dengan pemerintah AS yang baru mengenai isu-isu yang berkaitan dengan sekutu NATO.
Foto: Reuters/Presidential Press Office
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un
Masih belum ada tanggapan dari Kim atas hasil proyeksi kemenangan Biden. Media Korea Utara bungkam tentang pemilu AS pada Senin (9/11). Tetapi perlu dicatat, Pyongyang juga tidak menyebutkan kemenangan Donald Trump pada tahun 2016 hingga dua hari setelah pemilu. Di masa lalu, Kim menyebut Biden “orang bodoh dengan IQ rendah”. Biden, sementara itu menggambarkan Kim sebagai “preman”.
Foto: Reuters/KCNA
Perdana Menteri Slovenia Janes Jansa
Pemimpin Partai Demokrat Slovenia yang secara prematur memuji Trump sebagai pemenang pemilu jauh sebelum penghitungan suara selesai, belum memberi selamat kepada Biden. Pemimpin sayap kanan anti-imigrasi itu berulang kali menuduh Partai Demokrat melakukan kecurangan atas perhitungan suara. Meksi begitu, dia menuliskan cuitan bahwa Slovenia mengharapkan “hubungan persahabatan” dengan AS. (pkp/gtp)
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Leskovsek
7 foto1 | 7
Apa itu Electoral College?
Electoral College telah mengambil peran yang lebih penting pada tahun 2020 karena Trump sejauh ini menolak untuk mengakui pemilu.
Lembaga electoral college beranggotakan 538 pemilih dari 50 negara bagian dan Washington D.C., di mana jumlah ini sama dengan jumlah anggota Kongres (DPR dan Senat). Mereka biasanya bertemu di ibu kota negara bagian masing-masing dan memilih presiden dan wakil presiden.
Setiap negara bagian dan Washington D.C., kecuali Maine dan Nebraska menganut kebijakan ''pemenang mendapatkan semua suara'', di mana kandidat dengan suara terbanyak di negara bagian mereka menerima seluruh jatah suara. Jumlah pemilih electoral college ditentukan dari luas wilayah negara bagian dan populasinya dari sensus setiap sepuluh tahun.
Maine dan Nebraska memiliki dua pemilih electoral yang memilih kandidat dengan suara terbanyak di seluruh negara bagian mereka, dan setiap distrik Kongres memilih pemilih electoral mereka sendiri yang akan mendukung pilihan di distrik tersebut. Maine memiliki tiga suara electoral college untuk Biden dan satu untuk Trump, sementara Nebraska memiliki empat suara Trump dan satu untuk Biden.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Kongres akan bertemu pada 6 Januari untuk mengesahkan suara electoral college. Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris akan dilantik pada 20 Januari 2021.