1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Emas Hitam Sulawesi Yang Hampir Punah

Erna Dwi Lidiawati/Renata Permadi16 Januari 2008

Eboni alis kayu hitam, flora endemik Sulawesi yang semakin sulit ditemukan di tempat asalnya tumbuh. Tak ada kepastian tentang berapa jumlah tegakan eboni yang tersisa saat ini.

Diospyros Celebica, populer dengan nama eboni, merupakan flora endemik Sulawesi, hanya tumbuh di pulau ini. Warnanya hitam mengkilap dengan motif seperti kue lapis. Biasanya dibuat perabot rumah tangga, kursi, meja, jam dinding, asbak hingga gantungan kunci.

Keindahannya merupakan magnet bagi para peminat di dalam dan luar negeri. Di Jepang misalnya ada anggapan, memiliki perabotan rumah tangga dari kayu eboni, dapat menaikkan status sosial. Tidak heran kayu yang dijuluki emas hitam ini harganya tinggi, berkisar lima sampai enam juta rupiah permeter kubik. Harga di pasar gelap bisa empat kali lipat. Inilah yang membuat eboni banyak diburu orang.

Perburuan itu makin sulit dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan tahun 1990 yang intinya melarang kegiatan tebang baru terhadap pohon eboni, penjualannya ke luar pulau juga ketat diawasi. Ironisnya, baru-baru ini ditemukan kontainer berisi emas hitam Sulawesi ini senilai lebih 20 miliar Rupiah, di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.