Embargo Uni Eropa Picu Kegusaran di Iran
23 Januari 2012Dua anggota parlemen Iran menegaskan ancaman untuk menutup Selat Hormuz sebagai tindak balasan terhadap embargo minyak Uni Eropa terhadap Iran. Sebelumnya hari Senin (23/1) para menteri luar negeri Uni Eropa menyetujui embargo terkait dengan tujuan agar Iran mau melakukan perundingan dalam sengketa atom. Uni Eropa sangat mengkhawatirkan program nuklir Iran, demikian bunyi pernyataan bersama para menlu UE di Brussel. Paket sanksi meluas mengenai embargo itu akan berlaku bertahap hingga 1 Juli mendatang dan disambut baik Israel, namun dikritik Rusia.
Agar pendanaan program nuklir Iran dapat dihentikan
Setelah perundingan bertahun-tahun dan sejumlah resolusi PBB, dengan embargo itu Uni Eropa hendak menghambat pendanaan program nuklir Iran. Minyak mentah dan produk-produk minyak dari Iran tidak boleh lagi dipasok ke negara UE, dibeli, ditranspor, didanai, maupun diasuransikan. Namun kontrak yang sudah berjalan dapat diselesaikan sampai 1 Juli mendatang. Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mengutarakan alasannya: "Karena persenjataan nuklir Iran tidak dapat diterima. Iran hingga kini tetap menolak bekerjasama dengan masyarakat internasional. Karena itu sanksi UE adalah benar agar sumber keuangan Iran dapat dihambat."
Selain itu, sanksi juga mencakup pembatasan secara meluas perdagangan dan investasi bagi industri petro kimia Iran. Para menlu UE juga memutuskan larangan penjualan emas, intan dan logam mulia lainnya. Aset bank-bank Iran di UE juga akan dibekukan. Sebelumnya UE menerapkan sanksi terhadap 433 perusahaan Iran dan 113 warga Iran. Sanksi kali ini adalah yang terberat karena merupakan reaksi terhadap penolakan Iran menaati resolusi DK PBB dan penolakan untuk melakukan perundingan serius mengenai program nuklirnya, ujar Menlu Inggris, William Hague. Pihak Barat mencurigai Iran mengupayakan senjata atom. Kepala kebijaksanaan luar negeri UE, Catherine Ashton mengatakan: "Tekanan sanksi ini dibuat agar Iran memandang serius tuntutan kita untuk kembali ke meja perundingan."
Kovsari: Selat Hormuz pasti akan ditutup
Sementara itu,anggota parlemen Iran, Ismail Kovsari mengatakan hari Senin (23/1), Selat Hormuz pasti akan ditutup bila penjualan minyak Iran dihalangi. Jika selat yang sangat penting bagi jalur transportasi minyak itu ditutup, maka Amerika Serikat dan aliansinya tidak dapat membukanya lagi, tambah Kovsari. Kemudian ia memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak melakukan "petualangan militer". Kovsari adalah wakil ketua komisi bagi keamanan nasional yang sangat berpengaruh.
Sedangkan koleganya Heshmatollah Falahipisheh bereaksi dengan lebih menahan diri. Penutupan Selat Hormuz merupakan opsi yang semakin mungkin. Demikian menurut kantor berita Mehr. "Jika ada ancaman, penutupan Selat Hormuz merupakan hak Iran", ujar Falahipisheh.
Christa Saloh-Foerster/dpa,dapd,afpd
Editor: Marjory Linardy