1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ini Perbandingan Emisi Karbon Populasi Terkaya dan Termiskin

20 November 2023

Laporan Oxfam International pada Minggu (19/11) mengungkap bahwa jumlah emisi karbon oleh 77 juta populasi terkaya di dunia, setara dengan jumlah emisi karbon oleh lebih dari lima miliar populasi termiskin di dunia.

Foto jet pibadi
Oxfam menyerukan kebijakan iklim progresif yang mengenakan pajak lebih tinggi kepada negara-negara penghasil emisi karbon terbanyakFoto: Karolis Kavolelis/Scanpix/imago images

Sebuah laporan yang diterbitkan oleh organisasi nirlaba Oxfam International pada Minggu (19/11) mengungkap bahwa jumlah emisi karbon oleh 1% populasi terkaya di dunia, sama dengan jumlah emisi karbon dari dua pertiga atau lima miliar populasi termiskin di dunia.

Meskipun memerangi krisis iklim merupakan tantangan bersama, tidak semua orang memiliki tanggung jawab yang sama dan kebijakan pemerintah harus disesuaikan, kata Max Lawson, salah satu penulis laporan itu kepada AFP.

"Semakin kaya Anda, semakin mudah untuk mengurangi emisi pribadi dan investasi Anda,” katanya Lawson.

"Anda tidak perlu mobil ketiga, atau liburan keempat, atau Anda tidak perlu berinvestasi di indsutri semen,” tambahnya.

Laporan bertajuk "Climate Equality: A Planet for the 99%” itu didasarkan pada penelitian yang dikumpulkan oleh Stockholm Environment Institute (SEI) tentang konsumsi emisi oleh kelompok dengan pendapatan yang berbeda-beda hingga tahun 2019.

Laporan ini diterbitkan ketika para pemimpin dunia tengah bersiap melakukan pertemuan dalam KTT Iklim COP28 di Dubai akhir bulan ini. Hingga saat ini, kekhawatiran semakin meningkat bahwa tujuan membatasi pemanasan jangka panjang hingga 1,5 derajat Celsius mungkin akan mustahil untuk dicapai.

Temuan utama

Secara lebih rinci, laporan tersebut mengungkap bahwa 1% populasi terkaya di dunia, yaitu sekitar 77 juta jiwa, bertanggung jawab atas 16% emisi global yang terkait dengan konsumsi mereka.

Jumlah itu setara dengan emisi dari 66% populasi dengan pendapatan terendah, yaitu sekitar 5,11 miliar jiwa.

Laporan itu menyesuaikan ambang batas pendapatan dari 1% populasi terkaya di dunia berdasarkan negara dengan menggunakan paritas daya beli. Misalnya, di Amerika Serikat, ambang batasnya adalah US$140.000 (setara dengan Rp2,15 miliar), sedangkan di Kenya, ambang batasnya sekitar US$40.000 (setara dengan Rp616,6 juta).

Laporan Oxfam ini juga memberikan analisis per negara. Di Prancis misalnya, jumlah karbon yang dikeluarkan oleh 1% populasi terkaya di negara itu dalam satu tahun, setara dengan jumlah karbon yang dikeluarkan oleh 50% populasi termiskin dalam 10 tahun.

Bernard Arnault, seorang miliarder pendiri Louis Vuitton, yang merupakan orang terkaya di Prancis, diketahui memiliki jejak karbon 1.270 kali lebih besar dibandingkan rata-rata orang Prancis. Itu tidak temasuk karbon yang terkait dengan investasinya.

Pesan utama

Menurut Lawson, pesan utama yang ingin disampaikan oleh laporan ini adalah tindakan kebijakan harus progresif.

"Kecuali pemerintah memberlakukan kebijakan iklim yang progresif, di mana kita bisa melihat orang-orang yang mengeluarkan emisi terbesar diminta melakukan pengorbanan terbesar, maka kita tidak akan pernah mendapatkan politik yang baik dalam hal ini,” katanya.

Menurutnya, kebijakan itu bisa mencakup misalnya terkait pajak atas penerbangan yang dibebankan lebih dari 10 kali setahun atau pajak atas investasi non-hijau yang dibebankan jauh lebih tinggi dibanding pajak investasi ramah lingkungan.

Laporan Oxfam International saat ini memang hanya berfokus pada karbon yang terkait dengan konsumsi individu saja, tetapi "konsumsi pribadi orang-orang super kaya jauh lebih kecil dibandingkan emisi yang dihasilkan dari investasi mereka di perusahaan,” demikian temuan laporan tersebut.

gtp/ha (AFP)

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang akan kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Kirimkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite. 

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait