Beberapa orang terluka akibat ledakan di pemakaman Saudi, kata Kementerian Luar Negeri Prancis. Ledakan itu terjadi saat upacara peringatan berakhirnya Perang Dunia I yang dihadiri oleh para diplomat Eropa.
Iklan
Serangan ledakan saat upacara peringatan Perang Dunia I di Jeddah, Arab Saudi menyebabkan "beberapa orang" terluka pada Rabu (11/11), kata pejabat Prancis. Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa ledakan itu terjadi di pemakaman nonmuslim di Jeddah.
"Upacara tahunan untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I di pemakaman nonmuslim di Jeddah, dihadiri oleh beberapa konsulat, termasuk dari Prancis yang menjadi sasaran serangan peledak buatan (IED) pagi ini yang melukai beberapa orang," kata kementerian itu.
Para diplomat dan staf konsulat dari beberapa negara, termasuk Prancis, berkumpul di sana untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia I. "Prancis mengutuk keras serangan pengecut dan tidak dapat dibenarkan ini," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Empat orang terluka akibat ledakan tersebut, kata seorang pejabat pemerintah Yunani. "Ada semacam ledakan di pemakaman nonmuslim di Jeddah. Ada empat orang terluka ringan, di antaranya satu orang Yunani," kata pejabat Yunani itu kepada Reuters, yang menolak menyebutkan namanya.
Belum ada klaim tanggung jawab langsung atas serangan itu. Pejabat Saudi dan media yang dikelola negara juga belum mengomentari ledakan itu.
Bersatu Melawan Teror
Setelah terjadinya serangkaian serangan teror di Paris, ratusan ribu orang, termasuk lebih dari 50 pemimpin negara dan pemerintahan ikut dalam demonstrasi, untuk menunjukkan protes terhadap teror.
Foto: Reuters/Platiau
Lebih Satu Juta Menentang Teror
Diperkirakan lebih dari sejuta orang turun ke jalan-jalan di kota Paris untuk menyatakan dukungan bagi nilai-nilai kebebasan, toleransi dan pluralisme. Demonstrasi damai itu digelar untuk memperingati 17 korban tewas dalam serangan-serangan teror beberapa hari lalu di Paris.
Foto: Reuters/Platiau
Terbesar dalam 70 Tahun Terakhir
Beberapa jam sebelum dimulainya demonstrasi, yang juga dihadiri partai-partai politik Perancis kecuali Front National yang ekstrem kanan, lapangan Place de la République sudah dipenuhi orang. Diperkirakan lebih dari sejuta orang ikut dalam aksi damai tersebut, dan menjadi demonstrasi terbesar di kota itu sejak pembebasan Paris tahun 1944.
Foto: REUTERS/Youssef Boudlal
Persatuan Berbagai Negara
Sekitar 50 kepala negara dan pemerintahan ikut dalam demonstrasi itu. Dari kanan ke kiri, tampak Raja Yordania Abdullah II (ke dua dari kanan), Ratu Rania dari Yordania, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, PM Polandia Donald Tusk, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Francois Hollande, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita dan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Reuters/Herman
Tanda Solidaritas
Warga Perancis memperingati 17 korban serangan teror. Rabu (07/01/15) dua bersaudara teroris membunuh 12 orang di kantor mingguan Charlie Hebdo. Hari Jumat (09/01/15) seorang teroris lain melakukan penyanderaan di sebuah pasar swalayan Yahudi, dan menewaskan empat orang, setelah sehari sebelumnya membunuh seorang polisi. Ketiga pelaku serangan itu tewas dalam tembak-menembak dengan polisi.
Foto: Mitchell/Getty Images
Takut Serangan
Sejak terjadinya serangan, baik warga Muslim maupun Yahudi menyatakan khawatir akan diserang. "Mereka yang melakukan serangan teror bukan Muslim," demikian dikatakan Jamel yang berusia 50 tahun. Ia merasa takut. "Beberapa mesjid sudah jadi sasaran serangan," katanya.
Foto: picture-alliance/dpa/Fredrik von Erichsen
Pertemuan Bahas Kriris
Sebelum demonstrasi diadakan, para menteri dalam negeri negara-negara Uni Eropa bertemu. Gelombang serangan teror di Perancis adalah juga serangan terhadap semua negara demokratis. Demikian kata Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve. Pertemuan itu juga dihadiri Menteri Kehakiman AS Eric Holder.
Foto: picture-alliance/dpa/Guillaume
Dalam Keadaan Siaga
Walaupun pelaku serangan tewas, di Paris tetap berlaku tingkat keamanan tertinggi. Ribuan polisi dan tentara digerakkan untuk menjaga keamanan selama demonstrasi. Setelang rangkaian serangan teror, Al Qaeda dan ISIS mengancam akan mengadakan serangan baru.
Foto: Kitwood/Getty Images
Seluruh Perancis Bangkit
Di sejumlah kota besar Perancis lainnya, ratusan ribu orang juga turun ke jalan. Demonstrasi terbesar, dengan peserta sampai 200.000 orang, diadakan di Lyon, Bordeaux, Marseille (foto) dan Rennes.
Foto: picture-alliance/dpa/Florian
Brussel vs. Kebencian
Di ibukota Belgia, Brussel, sekitar 20.000 orang berdemonstrasi menyatakan solidaritas. Moto demonstrasi: bersama menghadapi kebencian. Dalam demonstrasi hadir politisi Belgia, wakil berbagai media dan organisasi.
Foto: picture-alliance/dpa/Jensen
Peringatan di Berlin
Di ibukota Jerman sekitar 18.000 orang berdemonstrasi menentang serangan teror. Walaupun badai melanda kota Berlin, warga tetap berkumpul di lapangan Pariser Platz dekat Gerbang Brandenburg, di lokasi Kedutaan Besar Perancis, juga di jalan-jalan sekitarnya. Banyak orang mengangkat spanduk bertuliskan #jesuischarlie. Organisator memperkirakan ada 6.000 yang hadir.
Foto: picture-alliance/dpa/Jensen
Solidaritas Deutsche Welle dengan Charlie Hebdo
Staf Deutsche Welle baik di Bonn (foto) dan Berlin menyatakan solidaritas kepada mingguan Perancis Charlie Hebdo, dukungan bagi kebebasan pers dan protes terhadap teror. Direktur Jenderal DW Peter Limbourg menyatakan, serangan ini juga ditujukan terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dipertahankan DW. Ia menegaskan, "nous sommes Charlie": kita juga Charlie.
Foto: DW/M. Müller
11 foto1 | 11
Serangan baru-baru ini
Serangan itu menyusul penikaman di Konsulat Prancis di Jeddah pada akhir Oktober yang menyebabkan seorang penjaga terluka ringan. Penusukan di Arab Saudi terjadi pada hari yang sama dengan serangan pisau mematikan di sebuah gereja di Kota Nice, Prancis selatan, yang menewaskan tiga orang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi reaksi keras dalam beberapa pekan terakhir karena membela penerbitan kartun Nabi Muhammad. Pada bulan Oktober, guru sejarah Samuel Paty dipenggal setelah memperlihatkan karikatur di kelas.
11 November menandai peringatan 102 tahun berakhirnya Perang Dunia I, ketika Jerman dan sekutu menandatangani gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran. Tanggal itu dirayakan oleh beberapa negara, dengan Kedutaan Besar Prancis dilaporkan menyelenggarakan acara pada hari Rabu (11/11) di Jeddah.