Intoleransi dan kerukunan beragama menjadi agenda besar pada Pilkada di Jawa Barat. Serupa di DKI Jakarta, agama kembali diusung sebagai faktor penentu kemenangan buat empat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Iklan
Pilkada Jawa Barat 2018 mempertemukan 4 pasangan calon. Mereka adalah Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di nomor urut 1, Tb Hasanuddin-Anton Charliyan di nomor urut 2, Sudrajat-Ahmad Syaikhu pada nomor urut 3, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan nomor urut 4.
Debat perdana Pilkada Jawa Barat 2018 berlangsung pada 12 Maret 2018. Pada debat perdana itu para pasangan calon saling memaparkan visi-misi. Kemudian Deddy Mizwar mempertanyakan visi-misi Sudrajat.
"Ini menyangkut masalah visi misi. Visi agamis, aman, sejahtera untuk semua. Tapi saya tidak melihat visi tadi tergambar dalam misi. Terus emang Jabar enggak aman?" tanya Deddy Mizwar di acara debat Pilgub Jabar yang berlangsung di Gedung Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (12/3/2018) malam.
Menanggapi pertanyaan dari Deddy Mizwar, Sudrajat menyatakan fondasi utama dalam kehidupan adalah agama. Karena dia yakin dengan fondasi kuat dari sisi agama, Jabar bisa maju dan masyarakatnya sejahtera.
"Visi dan misi katakan tadi membuat Jabar maju sekaligus dasar ketakwaan setiap orang memuliakan agama masing-masing. Dari situ akan muncul kehendak Jabar yang rahmatan lil alamin," jawab Sudrajat.
Deddy merupakan Wagub Jabar untuk periode 2013-2018. Gubernur Jabar di periode tersebut adalah Ahmad Heryawan (Aher) yang merupakan elite PKS, partai pengusung Sudrajat-Syaikhu.
Selain itu pada debat perdana juga ada pertanyaan dari cawagub Anton Charliyan ke cawagub Uu tentang isu intoleransi di Tasikmalaya. Uu juga merupakan Bupati Tasikmalaya.
Inilah Provinsi Paling Rawan Pelecehan Seksual
Indonesia belakangan didaulat sedang menghadapi darurat pemerkosaan dan pelecehan seksual. Ironisnya provinsi Aceh tergolong yang paling banyak mencatat kasus pencabulan terhadap perempuan dan anak-anak.
Foto: Imago/Xinhua
Darurat Pelecehan Seksual?
Menurut data Komisi Nasional Perempuan, tahun 2016 Indonesia mencatat lebih dari 6000 kasus kekerasan seksual. Sebagian di antaranya terjadi di rumah tangga. Sementara sisanya di komunitas-komunitas sosial. Tapi provinsi mana yang paling rawan tindak kekerasan seksual?
Foto: Getty Images
#1. Aceh
Yayasan Kita dan Buah Hati mendaulat Aceh sebagai provinsi dengan tingkat kasus pelecehan seksual tertinggi di Indonesia. Korban tidak cuma perempuan. Menurut data Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak-anak, daerah Syariat Islam itu tahun 2015 mencatat 147 kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Simanjuntak
#2. Jawa Timur
Lembaga Bantuan Hukum Surabaya mencatat sepanjang tahun 2015 terdapat 116 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak di Jawa Timur. Angka tersebut sudah banyak menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 183 kasus kekerasan.
Foto: Getty Images
#3. Jawa Barat
Setiap bulan 17 perempuan di Jawa Barat mengalami pelecehan seksual. Catatan muram tersebut berasal dari Data Kekerasan Seksual yang dipublikasikan Komisi Nasional untuk Perempuan. Menurut Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, kabupaten Bandung dan Bandung Barat menjadi daerah yang mencatat kasus kekerasan seksual tertinggi.
Foto: Imago/Xinhua
#4. DKI Jakarta
Menurut data kepolisian, sepanjang 2014 Jakarta mencatat 63 kasus pemerkosaan terhadap perempuan. Sementara kasus pelecehan seksual yang melibatkan bocah di bawah umur tercatat hampir mendekati angka 300 kasus.
Foto: Ulet Ifansasti/Getty Images
#5. Sumatera Selatan
Tahun 2014 Sumatera Selatan mencatat 111 kasus pemerkosaan dan pelecehaan seksual terhadap perempuan. Jumlahnya tidak banyak berubah di tahun 2015.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
6 foto1 | 6
"Pengajian memang terjadi di Tasikmalaya. Tapi pembubaran tidak terjadi. Majelis ulama tidak mengizinkan kegiatan itu. Kami hanya mengikuti kata ulama, jadi kami tidak mengizinkan juga," kata Uu.
Berikut hasil survei Pilkada Jabar 2018 berdasarkan 3 lembaga yang terakhir merilis hasil survei:
Populi Center
Periode: 22-30 April 2018
Responden: 800 orang di 80 kelurahan/desa di 27 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat
Metode: wawancara tatap muka
Margin of error: 3,39%
Hasil:
Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 41,8%
Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi 38,6%
Sudrajat-Ahmad Syaikhu 6,4%
TB Hasanuddin-Anton Charliyan 5,3%
Tidak tahu/tidak jawab 8%
Charta Politika
Periode: 23-29 Mei 2018
Responden: 1.200 orang
Metode: wawancara tatap muka dengan kuesioner terstruktur
Margin of error: -/+ 2,83%
Hasil:
Ridwan Kamil (Emil)-Uu Ruzhanul Ulum: 37,3%
Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi: 34,5%
Tb Hasanuddin-Anton Charliyan: 7,8%
Sudrajat-Ahmad Syaikhu: 7,6%
Tidak tahu/tidak jawab: 12,8%
Indo Barometer
Periode: 7-13 Juni 2018
Responden: 1.200 orang
Metode: multistage random sampling
Margin of error: +/- 2,83%
Hampir separuh penduduk miskin Indonesia hidup di pulau Jawa. Data jumlah penduduk miskin yang dirilis Badan Pusat Statistik tidak cuma mengungkap ketimpangan demografi, tapi juga masalah pengagguran yang berakar.
Foto: DW/R. Nugraha
1. Jawa Timur
Dengan sekitar 4.775.000 kaum berpenghasian rendah, provinsi Jawa Timur berada di urutan teratas daerah yang memiiki penduduk miskin terbanyak di Indonesia. Lebih dari 3,2 juta di antaranya berada di perdesaan. Sementara 1,5 juta tersebar di kota-kota besar. Batas penghasilan bulanan untuk sebuah keluarga miskin di Jawa Timur berkisar di angka 318.000 Rupiah.
Foto: Getty Images/AFP/J. Kriswanto
2. Jawa Tengah
Meski lebih dari 20 ribu penduduk terangkat dari garis kemiskinan sejak awal tahun, Jawa Tengah tetap memiliki jumlah penduduk miskin terbesar kedua di Indonesia, yakni 4.505.780 juta. Batas pendapatan untuk kategori miskin di provinsi ini berkisar 310 ribu Rupiah per bulan.
Foto: picture-alliance/Nur Photo/P. Utana
3. Jawa Barat
Tidak berbeda jauh dengan Jawa Tengah, Jawa Barat mencatat 4,48 juta penduduk miskin tahun 2016. Namun tidak seperti provinsi lain di pulau Jawa, kebanyakan kaum miskin Jawa Barat hidup di perkotaan, jumlahnya mencapai 2,7 juta penduduk. Untuk dikategorikan miskin, seseorang harus berpenghasilan maksimal 319 ribu per bulan.
Foto: Imago/Xinhua
4. Sumatera Utara
Data jumlah penduduk miskin yang dilansir Badan Pusat Statistik mengungkap ketimpangan demografi antara pulau Jawa dan pulau-pulau lain di Indonesia. Sumatera Utara yang berada di peringkat empat dalam daftar provinsi berpenduduk miskin terbanyak, mencatat 1,5 juta penduduk yang berpenghasilan maksimal 352 ribu per bulan.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
5. Sumatera Selatan
Sebagian besar kaum miskin di Sumatera Selatan hidup di wilayah perdesaan. BPS mencatat, terdapat sekitar 1,12 juta penduduk yang cuma berpenghasilan 380 ribu Rupiah per bulan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
6. Lampung
Sekitar 80% penduduk miskin Lampung yang berjumlah 1,1 juta hidup di wilayah perdesaan. Mereka dikategorikan miskin karena cuma berpenghasian maksimal 380 ribu per bulan. Bandingkan dengan Upah Minimum Regional sebesar 1,7 juta yang ditetapkan pemerintah provinsi.
Foto: Robertus Pudyanto/Getty Images
7. Nusa Tenggara Timur
Sebanyak 1,16 juta penduduk di Nusa Tenggara Timur saat ini digolongkan sebagai kaum miskin. Mereka yang hampir seluruhnya berada di perdesaan cuma berpenghasilan 290 ribu Rupiah per bulan. Masalah terbesar NTT adalah angka pengangguran yang tinggi, sebagaimana lazimnya provinsi di timur Indonesia. UMR untuk NTT dipatok di kisaran 1,6 juta Rupiah/bulan.
Foto: Imago/Zuma Press
8. Papua
Papua adalah provinsi terluas di Indonesia dengan jumlah penduduk tidak lebih banyak ketimbang Surabaya. Namun dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 898 ribu orang, hampir sepertiga penduduk Papua hidup dengan pendapatan di bawah 390 ribu Rupiah per bulan. Padahal pemerintah provinsi telah menetapkan UMR sebesar 2,4 juta Rupiah
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
9. Sulawesi Selatan
Sebanyak lebih dari 864 ribu penduduk Sulawesi Selatan hidup di bawah garis kemiskinan, dengan upah bulanan yang tidak mencapai 254 ribu Rupiah. Ironisnya wilayah di timur itu tercatat sebagai salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia.
Foto: DW/H. Pasuhuk
10. Aceh
Aceh sering dianggap provinsi berprestasi rendah, kendati bermandikan Rupiah berupa dana otonomi khusus dan pendapatan asli daerah yang nyaris mencapai 2 trilun Rupiah, provinsi paling barat Indonesia ini masih mencatat 859 ribu penduduk miskin. Selain itu Aceh juga tercantum sebagai provinsi ketujuh paling miskin di Indonesia versi Badan Pusat Statistik.