1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak BolaJerman

Era Joachim Löw berakhir dengan Kekalahan dari Inggris

30 Juni 2021

Perjalanan Jerman kandas setelah kalah melawan Inggris di babak 16 besar Euro 2020. Bagi Joachim Löw, berakhirnya turnamen juga berarti akhir kariernya sebagi kepala pelatih Jerman.

Masa kepemimpinan Joachim Löw sebagai pelatih Jerman resmi berakhir
Masa kepemimpinan Joachim Löw sebagai pelatih Jerman resmi berakhirFoto: Frank Augstein/REUTERS

Turnamen terakhir Jaochim Löw sebagai pelatih Jerman berakhir antiklimaks. Inggris berhasil menumbangkan Jerman di babak 16 besar Euro 2020 yang berlangsung di Stadion Wembley, Inggris pada Selasa (29/06) dengan skor 2-0. Gol pertama Inggris berhasil dicetak oleh Sterling di menit 75 dan Kane menggandakannya di menit 86.

Löw yang pada bulan Mei lalu mengumumkan bahwa ia akan pensiun setelah Euro 2020 pun hanya bisa menyesali hilangnya kesempatan tim yang ia asuh untuk meraih kejayaan di satu turnamen terakhir itu.

"[Kekalahan] ini kekecewaan besar bagi kami,” kata Löw kepada penyiar publik Jerman, ARD. "Kami berharap lebih dan sejatinya ada keyakinan di sana. Namun, dalam pertandingan seperti ini, penting untuk menggunakan sedikit peluang yang Anda miliki,” tambahnya.

Kekalahan Jerman buah ketidakkonsistenan?

Secara historis, pertandingan kali ini sebenarnya lebih menguntungkan Jerman.

Jerman hampir tidak pernah kalah dari Inggris di turnamen besar. Kekalahan terakhir mereka terjadi di final Piala Dunia 1966. Terlepas dari inkonsistensi Jerman dan ramainya penonton tuan rumah yang datang, pertandingan babak 16 besar Euro 2020 ini seharusnya tidak berbeda.

Laga 16 besar kali ini memang diwarnai sejumlah suasana yang mengintimidasi. Sebut saja ejekan penggemar Inggris saat lagu kebangsaan Jerman berkumandang, atau saat Jerman menguasai bola lebih lama, bahkan sorak-sorai penggemar Inggris saat layar lebar menampilkan seorang gadis kecil berbaju Jerman menangis. Namun, bukan hal ini yang membuat Jerman linglung dan bingung, tapi ketidakmampuan mereka menemukan cara memenangkan pertandingan.

Seandainya Timo Werner menunjukkan lebih banyak ketenangan, Kai Havertz tidak digagalkan oleh penyelamatan hebat Jordan Pickford, dan Thomas Müller tidak melepaskan tembakan melebar di akhir pertandingan, ini mungkin akan menjadi malam yang berbeda bagi Jerman.

Namun, itu semua adalah buah dari ketidakkonsistenan Jerman, yang sudah berlangsung lama jauh sebelum Inggris mengalahkan mereka.

Upaya Timo Werner membobol gawang digagalkan oleh Jordan PickfordFoto: Catherine Ivill/REUTERS

Akhir karier panjang Joachim Löw

Pertandingan kali ini juga menjadi akhir bagi karier panjang Joachim Löw. Löw (61 tahun) pensiun setelah melatih Jerman selama 15 tahun. Ia berhasil meraih rekor nasional memimpin timnas Jerman dalam 198 pertandingan.

Di tahun 2014, Löw berhasil membawa Jerman ke puncak kejayaan memenangkan Piala Dunia di Brasil. Namun, di Euro ia tidak pernah berhasil meboyong piala, karena Jerman kalah di final pada tahun 2008 dan gugur di semifinal tahun 2012 dan 2016.

Kekalahan terhadap Inggris di Euro 2020 adalah kemunduran kedua bagi dirinya saat memimpin timnas Jerman, setelah sebelumnya Jerman juga gagal mempertahankan gelar juara Piala Dunia di tahun 2018 di Rusia.

Beberapa kemunduran ini akhirnya mendorong Löw untuk mengumumkan bahwa dirinya tidak akan memenuhi kontrak sampai Piala Dunia 2022. Namun, kekalahan Jerman melawan Makedonia Utara di kualifikasi piala dunia dan kandasnya peluang Jerman di Euro 2020 menunjukkan bahwa sudah saatnya Jerman memiliki pelatih baru.

"Dia berada di antara pemimpin di era yang luar biasa dan cukup menyedihkan bahwa hal itu selesai sekarang. Hats off,” kata Bastian Schweinsteiger mantan kapten Jerman terkait Löw kepada ARD.

Senada dengan Schweinsteiger, kapten Jerman Manuel Neuer juga berkata: "Saya sempat melihat ke arah bangku pelatih di akhir. Saya merasa sedih. Dia adalah orang yang hebat. Kita semua berhutang padanya. Dia telah membentuk era, dan sangat menyedihkan bahwa hari ini itu berakhir.”

Kini giliran Hansi Flick, asisten pelatih Löw dari tahun 2006-2014 yang akan berjuang membingkai ulang kejayaan Jerman di dunia sepak bola.

gtp/ha (dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait