Erdogan Berencana Kirim Pulang Satu Juta Pengungsi Suriah
4 Mei 2022
Sentimen permusuhan terhadap pengungsi Suriah tumbuh di Turki. Atas alasan taktik jelang pemilihan presiden dan parlemen tahun depan, Erdogan meluncurkan proyek untuk mendorong warga Suriah kembali ke negara mereka.
Iklan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin membujuk satu juta pengungsi Suriah untuk secara sukarela kembali ke tanah air mereka. Apartemen yang baru dibangun dan infrastruktur lokal yang lengkap diupayakan sebagai insentif yang menarik.
"Kami sedang mempersiapkan sebuah proyek untuk mengembalikan satu juta saudara dan saudari Suriah kami ke tanah air mereka," kata Erdogan dalam sebuah pidato video.
Fokusnya terutama pada daerah-daerah di Suriah utara.
"Kami akan melaksanakan proyek ini dengan 13 komunitas lokal di wilayah tersebut, khususnya di Azaz, Al Bab, Tal Abyad dan Ras-al Ayn,” kata Erdogan.
Pidato itu juga didengar oleh ratusan orang di Idlib, di barat laut Suriah. Pada saat yang sama, sebuah upacara penyerahan kunci dilakukan kepada pengungsi Suriah untuk menghuni rumah-rumah yang dibangun oleh perusahaan-perusahaan Turki.
Menteri Dalam Negeri Turki Süleyman Soylu melakukan perjalanan ke wilayah Sarmada di barat laut Suriah. Dalam pidatonya, dia meyakinkan bahwa Turki akan terus mendukung Suriah dan akan menyelesaikan pembangunan setidaknya 100.000 rumah di wilayah tersebut pada akhir 2022.
Iklan
Ada lebih dari 3,6 juta pengungsi Suriah
Turki yang memiliki hampir 85 juta penduduk, saat ini menampung sekitar lima juta pengungsi. Lebih dari 3,6 juta di antaranya adalah warga Suriah. Mereka melarikan diri ke negara tetangga di selatan setelah perang saudara pecah pada 2011.
Setelah krisis mata uang dan ekonomi yang parah di Turki, sentimen meningkat, terutama terhadap pengungsi Suriah. Di ibu kota Ankara terjadi serangan kekerasan terhadap warga Suriah, yang juga menyasar rumah dan toko mereka tahun lalu.
Erdogan khawatir isu tersebut bisa mendominasi pemilihan presiden dan parlemen tahun depan. Oleh karena itu, Erdogan ingin mengantisipasinya dengan program pemulangan kembali. Dalam pesan videonya, dia menjelaskan bahwa sekitar 500.000 warga Suriah telah kembali ke "zona aman" di perbatasan Turki-Suriah sejak 2016.
Menurut Erdogan, Turki juga ingin membantu membangun sekolah dan rumah sakit untuk para pengungsi yang kembali dan mendukung infrastruktur yang dibutuhkan oleh ekonomi lokal, "dari pertanian hingga industri".
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Kelompok masyarakat sipil dan organisasi bantuan khawatir bahwa para pengungsi dijadikan kambing hitam atas masalah di Turki dalam kampanye pemilihan 2023. Beberapa partai oposisi secara teratur menyerukan para pengungsi Suriah untuk kembali ke negara asal mereka.
Politisi dari partai oposisi terbesar Turki, CHP, bahkan mengiklankan bahwa mereka akan mengirim semua warga Suriah kembali ke tanah air mereka jika mereka memenangkan pemilihan.