Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menyerukan dukungan diberlakukannya kembali hukuman mati kepada pelaku kudeta. Erdogan juga kecam Jerman atas larangan pidato lewat video pada pengikutnya di Jerman.
Iklan
Pernyataan itu diungkapkan Erdogan di hadapan para pengikutnya yang melakukan reli besar-besaran hari Minggu (07/08) di Istanbul, memrotes percobaan kudeta yang dilakukan militer Turki dan akhirnya gagal.
"Jika rakyat mencapai keputusan itu, maka saya percaya partai politik akan mematuhi keputusan tersebut, " tandas Erdogan. "Saya akan menyetujui keputusan parlemen," tambah presiden.
Seruan Erdogan untuk memberlakukan lagi hukuman mati membenturkan Turki pada kebijakan Uni Eropa, yang menentang hukuman mati. Padahal selama beberapa dekade, Turki telah mencoba untuk bergabung dengan UE. Para pejabat Uni Eropa mengatakan pembelakuan hukuman mati akan menyulitkan Turki bergabung blok itu.
Meskipun terjadi ketegangan, Wakil Kanselir Jerman Sigmar Gabriel mengatakan, blok tersebut seharusnya tidak mengucilkan Turki. "Dalam situasi kita saat ini, kita harus mencoba setiap jalan untuk bernegosiasi dengan Turki, "katanya dalam sebuah wawancara dengan media Jerman, ARD.
Kantor berita Anadolu menyebutkan, sekitar 5 juta orang ambil bagian dalam reli hari Minggu. Diperkirakan reli hari Minggu itu menjadi demonstrasi terbesar sejak percobaan kudeta, 15 Juli.
Sejarah Kudeta Militer di Turki
Sebanyak enam kudeta dilancarkan militer terhadap pemerintah sipil sepanjang sejarah Turki. Hampir semua bermotifkan politik. Militer menganggap diri sebagai pengawal sekularisme Atatürk dan tidak jengah mengintervensi.
Foto: Reuters/O. Orsal
1960: Kudeta Demokrasi
Kepala pemerintahan pertama di Turki yang dipilih langsung oleh rakyat tidak berusia lama. Kekuasaan Adnan Menderes dan Partai Demokrat diwarnai pelanggaran HAM dan upaya untuk mengembalikan Syariat Islam ke pemerintahan Turki. Militer kemudian melancarkan upaya kudeta pertama. Setahun berselang Menderes dihukum mati oleh junta militer.
Foto: picture-alliance/AP Photo
1971: Berakhir Lewat Memorandum
Selang 11 tahun setelah kudeta terakhir, militer melayangkan memorandum yang menyebut pemerintah telah "menyeret negara dalam anarki dan kerusuhan sosial." Surat yang ditandatangani semua perwira tertinggi militer itu mengultimatum pemerintahan untuk segera membubarkan diri dan membentuk pemerintahan kesatuan.
Foto: Imago/ZUMA/Keystone
1980: Kudeta Mengakhiri Perang Proksi
Muak dengan pertikaian antara kaum kanan dan komunis kiri, panglima militer Jendral Kenan Evren melancarkan kudeta buat menyingkirkan pemerintahan sipil. Turki pada dekade 80an ikut terseret dalam arus perang dingin yang ditandai dengan konflik berdarah di level akar rumput. Hingga akhir 70an negeri dua benua itu mengalami 10 pembunuhan per hari terhadap aktivis komunis atau sayap kanan
Foto: imago/Zuma/Keystone
Darah Berbayar Duit
Kudeta 1980 membuahkan pertumbuhan ekonomi buat Turki yang nyaris bangkrut. Namun kekuasaan Jendral Evren hingga 1989 banyak diwarnai oleh penculikan dan penyiksaan terhadap oposisi dan kelompok anti pemerintah. Tahun 2014 Evren akhirnya divonis penjara seumur hidup oleh sebuah pengadilan di Ankara. Namun lantaran faktor usia, vonis tersebut cuma bersifat simbolis.
Foto: AP
1997: Intervensi Senyap
Kembali militer bereaksi ketika pemerintahan Necmettin Erbakan dinilai menanggalkan prinsip sekulerisme Ataturk. Saat itu dewan jendral, termasuk Panglima Militer Jendral Ismail Hakki Karadayi, mengultimatum pemerintah untuk melaksanakan enam butir tuntutan yang membatasi gerak kelompok Islam. Kudeta itu berhasil menjatuhkan Erbakan. Tapi para jendral yang terlibat kemudian diadili tahun 2012
Foto: Adem Altan/AFP/Getty Images
2016: Kudeta Setengah Hati
Pada Jumat malam, 15 Juli 2016, militer tiba-tiba mendeklarasikan kudeta dan mengklaim telah merebut pemerintahan dari tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Saat itu Erdogan sedang berlibur di luar negeri. Militer lalu bergerak merebut tempat-tempat strategis, termasuk kantor stasiun televisi CNN Turki di Istanbul
Foto: Getty Images/G.Tan
Balas Dendam Erdogan
Lewat pesan ponsel Erdogan memerintahkan pendukungnya untuk turun ke jalan. Aparat kepolisian dan pasukan pemerintah dikerahkan buat menghalau kelompok makar. Hasilnya ratusan orang tewas dan ribuan lain luka-luka. Kudeta di Turki dinilai berlangsung tanpa perencanaan matang. Erdogan lalu memanfaatkannya buat memberangus musuh politik yang sebagian besar simpatisan kelompok Gulen
Foto: Reuters/O. Orsal
7 foto1 | 7
Reli kali ini dihadiri oleh partai konservatif yang berkuasa AKP, bersama dengan dua partai oposisi - sayap kanan Partai Gerakan Nasionalis (MHP), yang diwakili oleh pemimpinnya Devlet Bahceli, dan kubu kiri-tengah Partai Rakyat Republik (CHP), yang diwakili pemimpin oposisi, Kemal Kilicdaroglu.
Erdogan kecam Jerman
Erdogan juga kembali mengkritik pemerintah Jerman yang tidak memungkinkannya berbicara pada para pendukungnya lewat tautan video dalam sebuah aksi demonstrasi di kota Köln. Erdogan mempertanyakan, kenapa ketika partai Kurdi PKK menyebarkan video, diperbolehkan. Dikatakannya, jika Jerman memilih untuk mendukung "teroris" itu, maka akan menjadi "seperti bumerang." Banyak warga Turki yang bermukim dan bekerja di negara Jerman.
Dari awal semua pihak di parlemen menentang kudeta militer, yang menewaskan sedikitnya 260 orang tewas dan memaksa pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat. Erdogan menyalahkan mantan sekutunya, Fethullah Gulen untuk mengorganisir kudeta yang akhirnya gagal itu.
10 Risiko Politik Paling Besar Tahun 2016
Krisis 12 bulan terakhir diperkirakan akan tambah buruk. Tahun ini sudah dibuka dengan konflik Arab Saudi-Iran. Tapi itu rupanya bukan risiko utama! Berikut prediksi risiko politik oleh Eurasia Group untuk 2016.
Foto: Reuters/M. Zmeyev
10. Turki
Setelah partainya AKP menang pemilu 2015, Presiden Erdogan akan dorong penggantian sistem parlemen jadi sistem presidensial. Kemungkinan itu tidak tercapai 2016. Tapi pendukungnya akan rusak bisnis Turki dan iklim investasi. Di bidang keamanan berakhirnya masalah PKK belum kelihatan. Tekanan AS agar Ankara akhiri sepak terjang ISIS tidak akan berhasil, sementara Turki jadi makin rentan serangan.
Foto: Getty Images/AFP/A. Altan
9. Pemilu Berkurang
Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan standar hidup rendah akan sulut ketidakpuasan dalam masyarakat. Tapi 2016 tidak banyak digelar pemilu, yang sebenarnya bisa jadi kesempatan rakyat untuk protes terhadap pemerintah. Biasanya, kurangnya pemilu bisa membuat tahun lebih tenang. Tapi mengingat situasi belakangan, kurangnya pemilu bisa tingkatkan demonstrasi di jalanan dan kekerasan.
Foto: picture alliance / dpa
8. Brasil
Presiden Dilma Rousseff bertarung bagi keselamatan posisinya, sementara krisis politik dan ekonomi Brasil diperkirakan makin buruk 2016. Jika Rousseff menang pun, pemerintahannya tidak mungkin beri dorongan politik yang perlu bagi reformasi ekonomi, untuk akhiri defisit negara. Jika ia gagal, pemerintah yang dipimpin Wapres Michel Temer juga tidak akan sukses.
Foto: Getty Images/AFP/Evaristo Sa
7. Pemimpin Yang Sulit Diperhitungkan
Sejumlah pemimpin negara terkenal dengan politik yang tidak bisa diperhitungkan, akan persulit situasi politik internasional 2016. Termasuk di antaranya: Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Erdogan, Wakil Raja Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, juga Presiden Ukraina Petro Poroshenko. Intervensi mereka saling berkaitan dan bertentangan. Tindakan mereka berimplikasi bagi dunia.
Foto: Reuters/M. Zmeyev
6. Kebangkitan Dunia Teknologi
Berbagai aktor bukan negara yang berpengaruh besar dari dunia teknologi masuk panggung politik, dan punya tujuan sendiri. Mereka ambisius dan beraneka ragam, mulai dari perusahaan Silicon Valley, kelompok hacker juga filantropi. Kebangkitan mereka di dunia politik akan desak pemerintah dan masyarakat, juga sebabkan ketidakseimbangan politik dan pasar.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Tirl
5. Arab Saudi
Negara itu semakin dirongrong situasi labil, dan isolasinya akan dorong negara itu ambil langkah lebih agresif tahun ini di Timur Tengah. Penyebab eksternal kekhawatiran Arab Saudi adalah Iran, yang segera akan bebas sanksi. Ketegangan antar kedua negara belakangan ini juga akan tampak dalam konflik Suriah, Yaman dan daerah lain di Timur Tengah. Foto: Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud
Foto: picture-alliance/dpa/Saudi Press Agency
4. ISIS dan Konconya
ISIS (Islamic State) adalah organisasi teror paling kuat di dunia. Pengikutnya dari berbagai negara. Tapi respons internasional tidak sepadan, tidak terarah dan terpecah pada kepentingan tiap pihak. 2016 masalah ini belum teratasi, dan ISIS serta konconya akan gunakan kesempatan. Negara paling rentan teror ISIS: Perancis, Rusia, Turki, Arab Saudi, AS. Juga Irak, Libanon, Yordania, Mesir, Eropa.
Foto: AFP/Getty Images
3. Pengaruh Cina
Cina adalah satu-satunya negara besar yang punya strategi ekonomi global. 2016 Cina jadi penggerak paling penting sekaligus paling tidak jelas, bagi rangkaian peristiwa ekonomi. Ini akan tambah menyulut kecemasan aktor internasional lain, yang tidak siap, tidak mengerti atau tidak setuju dengan prioritas Cina, dan tidak tahu bagaimana memberi respon terhadap Cina.
Foto: picture-alliance/dpa
2. Ketertutupan Eropa
2016 perpecahan Eropa sampai poin kritis, karena konflik timbul antara ketertutupan dan keterbukaan Eropa. Ditambah masalah kesenjangan sosial, pengungsi, terorisme, tekanan politik akar rumput. Ini jadi tantangan bagi prinsip Uni Eropa. Batas luar UE makin bermasalah. Juga Brexit. Ekonomi UE akan tetap utuh, tapi makna persatuan dan sistem sosialnya tidak bertahan.
Foto: picture-alliance/dpa
1. Aliansi Tak Bermakna
Kemitraan Trans Atlantik adalah aliansi paling penting dalam 70 tahun terakhir. Tapi sekarang melemah dan makin tidak relevan. AS tidak menentukan lagi dalam penentuan prioritas Eropa. Intervensi Rusia di Ukraina dan konflik di Suriah akan perjelas perpecahan AS dan UE. Tidak ada yang akan bisa menengahi. Foto: Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden AS Barack Obama
Foto: Reuters/M. Kappeler
10 foto1 | 10
Erdogan bidik Gulen
Beberapa kelompok oposisi anggota dan hak asasi manusia seperti Amnesty International juga telah menyatakan kekhawatiran mereka atas pelanggaran hak asasi manusia dan penyalahgunaaan kekuasaan dalam beberapa pekan terakhir.
Pihak berwenang Turki mengatakan lebih dari 60.000 pekerja pemerintahan dirumahkan atau dipecat setelah kudeta, dengan alasan pembersihan pendukung Gulen. Beberapa 20.000 guru juga telah kehilanganizim kerja mereka. Lebih dari 25.000 orang telah ditahan, lebih dari 13.000 di antaranya secara resmi ditangkap.
Gulen - seorang ulama kelahiran Turki yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat sejak tahun 1999 dan banyak memiliki pengikut - membantah tuduhan tersebut.
Para pejabat Turki menuntut ekstradisi Gulen, tapi tidak ada permintaan resmi yang diajukan ke Amerika Serikat. Hal ini menyebabkan ketegangan hubungan antara Ankara dan Washington.
6 Fakta Unik Tentang Turki
Turki memiliki banyak sisi menarik. Berada di Asia dan Eropa sekaligus. Di abad pertengahan berjaya dengan kekaisaran Usmaniyah yang menduduki sebagian Eropa. Inilah beberapa fakta yang mungkin belum Anda ketahui.
Foto: AP
Hagia Sophia: Gereja jadi Mesjid
Mesjid paling terkenal di Istanbul Hagia Sophia asalnya adalah katedral dari zaman Byzantium di abad ke 6. Selama 900 tahun menjadi gereja terpenting dalam agama Kristen. Pada abad ke 15 Mehmet II merebut kota Konstantinopel yang kemudian menjadi Istanbul,. Ia mengubah gereja jadi mesjid dengan menambah 4 minaret dan air mancur. Sekarang Hagia Sophia menjadi museum.
Foto: picture-alliance/Marius Becker
Bazar Istanbul yang Luar Biasa
Grand Bazar atau pasar besar di Istanbul mencatat rekor tersendiri. Di dalam Bazar tertutup ini terdapat 64 lorong, 4000 toko dan lebih dari 25.000 pekerja. Bazar di Istanbul merupakan daya tarik utama bagi wisatawan. Setiap tahun lebih dari 90 juta wisatawan singgah dan berbelanja di Bazar Istanbul.
Foto: CC Josep Renalias
Ankara Ibukota Turki
Banyak yang salah menduga bahwa Istanbul adalah ibukota Turki. Ankara yang ada di bagian Asia adalah ibukota Turki. Penetapan Ankara sebagai ibukota Republik Turki dilakukan tahun 1923 setelah perang kemerdekaan. Kota berpenduduk 5 juta orang ini memiliki sejarah panjang yang bisa dilacak hingga abad 10 sebelum Masehi.
Foto: imago
Santa Claus Lahir di Turki
Figur terkenal Santa Claus atau Sinterklaas berasal dari Saint Nicholas yang dilahirkan di Patara tahun 270. Saat itu Patara masuk ke dalam Kekaisaran Romawi dan di zaman modern adalah wilayah kedaulatan Turki. Legenda menyebutkan Santa Claus adalah orang suci yang membantu rakyat miskin dan kelaparan di kawasan Myra hingga namanya dikenal sebagai Saint Nicholas dari Myra.
Foto: picture-alliance/AP Photo/P. Dejong
Bunga Tulip Asalnya Untuk Obat
Bunga Tulip yang kini terkenal jadi ciri khas Belanda, sebetulnya berasal dari Turki. Kata Tulip berasal dari Turban alias sorban dalam bahasa Turki. Warga Turki di kawasan Asia Tengah sudah membudayakan Tulip sejak abad 10 untuk bahan obat-obatan. Carolus Clausius direktur taman Botani Leiden yang mula mula pada 1590 membudidayakan bunga Tulip di Belanda untuk penelitian bahan obat-obatan.
Foto: Poopak Khajehamiri
Alfabet Turki Tanpa X,Q dan W
Alfabet Turki terdiri dari 29 huruf atau lebih banyak 3 huruf dari alfabet latin. Tapi dalam alfabet Turki tidak ada huruf X,Q dan W. Dan tahukah Anda kata terpanjang dalam bahasa Turki "Muvaffakiyetsizleştiriveremeyebileceklerimizdenmişsinizcesine" yang artinya: mereka yang menganggap dirinya tidak bisa berubah secara tiba-tiba menjadi orang yang gagal. (as/vlz)