BUMN: 20% Pegawai Bandara di Abu Dhabi Diisi Orang RI
3 Desember 2019
Menteri BUMN Erick Thohir tengah menjajaki kerja sama dengan Abu Dhabi. Salah satunya di sektor pariwisata. Terkait itu, Erick melobi agar 20% pekerja di Bandara di Abu Dhabi adalah orang Indonesia.
Iklan
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah menjajaki kerja sama dengan Abu Dhabi. Salah satunya di sektor pariwisata. Terkait itu, Erick melobi agar 20% pekerja di Bandara di Abu Dhabi adalah orang Indonesia.
Erick tak ingin Indonesia hanya dijadikan pasar. Dirinya ingin mendorong kerja sama yang benar-benar saling menguntungkan.
"Dalam pertemuan di Abu Dhabi kemarin ya kita juga inginkan tidak hanya kita dijadikan market tapi kita juga meminta pihak Abu Dhabi ada agreement 20% pegawai daripada airport di Abu Dhabi itu orang Indonesia," kata dia di Kompleks DPR RI, Jakarta kemarin, Senin (2/12/2019).
Dirinya pun melihat Filipina bisa seperti itu. Jadi dia meminta Abu Dhabi pun bisa merekrut 20% tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di bandara di sana.
"Jadi tidak hanya orang Filipina tapi kita minta ada guarantee (jaminan) 20%. Kalau mereka serius, ayo kita buka akses buat mereka untuk tadi tourism Timur Tengah dan Afrika yang memang suka tidak suka yang Abu Dhabi ini memang pusat," jelasnya.
Erick menilai bahwa Abu Dhabi memiliki ketertarikan untuk bekerja sama dengan Indonesia.
"Dan tentu ini juga pengembangan juga ke depan, kerja sama dengan Abu Dhabi Airport Authority bahwa mereka tertarik bekerja sama misalnya untuk meningkatkan turis Timur Tengah dan Afrika," tambahnya. (pn/detik)
Tujuh Negara Tujuan Favorit TKI
Sebanyak lebih dari 6 juta tenaga kerja Indonesia saat ini bekerja di 146 negara di seluruh dunia. Tujuh di antaranya adalah negara yang paling banyak mempekerjakan buruh asal Indonesia.
Foto: Getty Images
#1. Malaysia
Dari tahun ke tahun Malaysia menjadi tujuan utama tenaga kerja asal Indonesia. Menurut data BNP2TKI, sejak tahun 2012 sudah lebih dari setengah juta buruh migran melamar kerja di negeri jiran itu. Tidak heran jika remitansi asal Malaysia juga termasuk yang paling tinggi. Selama tahun 2015, TKI di Malaysia mengirimkan uang sebesar dua miliar Dollar AS kepada keluarga di Indonesia.
Lebih dari 320.000 buruh Indonesia diterima kerja di Taiwan sejak tahun 2012. Lantaran Taiwan membatasi masa kerja buruh asing maksimal 3 tahun, kebanyakan TKI mendarat di sektor formal. Tahun lalu TKI Indonesia yang bekerja di Taiwan menghasilkan dana remitansi terbesar ketiga di dunia, yakni 821 juta Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Chang
#3. Arab Saudi
Sejak 2011 Indonesia berlakukan moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Namun larangan itu cuma berlaku buat sektor informal seperti pembantu rumah tangga. Sementara untuk sektor formal, Indonesia masih mengrimkan sekitar 150 ribu tenaga kerja ke Arab Saudi sejak tahun 2012. Dana yang mereka bawa pulang adalah yang tertinggi, yakni sekitar 2,5 miliar Dollar AS tahun 2015
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
#4. Hong Kong
Sedikitnya 137 ribu TKI asal Indonesia diterima bekerja di Hongkong sejak 2012. Uang kiriman mereka pun termasuk yang paling besar, yakni sekitar 673,6 juta Dollar AS. Kendati bekerja di negara makmur dan modern, tidak sedikit TKI yang mengeluhkan buruknya kondisi kerja. Tahun 2014 silam ribuan TKW berunjuk rasa di Hong Kong setelah seorang buruh bernama Erwiana dianiaya oleh majikannya.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
#5. Singapura
Menurut BNP2TKI, sebagian besar buruh Indonesia di Singapura bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Sejak 2012 sebanyak 130 ribu TKI telah ditempatkan di negeri pulau tersebut. Tahun 2015 saja tenaga kerja Indonesia di Singapura mengirimkan duit remitansi sebesar 275 juta Dollar AS ke tanah air.
Foto: Getty Images
#6. Uni Emirat Arab
Lebih dari 100 ribu tenaga kerja Indonesia ditempatkan di Uni Emirat Arab sejak tahun 2012. Dana remitansi yang mereka hasilkan pun tak sedikit, yakni 308 juta Dollar AS pada tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa
#7. Qatar
Lantaran moratorium, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah banyak menurun. Qatar yang tahun 2012 masih menerima lebih dari 20 ribu TKI, tahun 2015 jumlahnya cuma berkisar 2400 tenaga kerja. Sejak 2012 sedikitnya 46 ribu buruh Indonesia bekerja di negeri kecil di tepi Arab Saudi itu. Hampir 100 juta Dollar AS dibawa pulang oleh TKI Indonesia tahun 2015 silam.