1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Bereaksi Serius Hadapi Krisis Keuangan

as8 Oktober 2008

Uni Eropa mulai memberikan jawaban yang masuk akal terhadap krisis keuangan global. Sekarang sudah tiba waktunya untuk tindakan lebih berani dari bank-bank sentral di Eropa.

Index saham Jerman-DAX merosot drastis di bursa Frankfurt.Foto: AP


Reaksi negara-negara di Eropa terhadap paket penyelamatan perbankan di AS serta imbas krisis moneter global disoroti dalam tajuk sejumlah harian Eropa.


Harian Spanyol El Periodico yang terbit di Barcelona dalam tajuknya berkomentar :

Para menteri keuangan Uni Eropa memiliki kemampuan menggariskan sebuah kebijakan bersama, sebagai reaksi menghadapi krisis keuangan. Keputusan yang disepakati mengizinkan masing-masing negara anggota bertindak fleksibel. Belum diketahui bagaimana reaksi dunia perbankan. Akan tetapi kelihatannya keputusan para menteri itu sudah berada pada arah yang benar. Saat ini, penurunan suku bunga antar bank, kemungkinan merupakan obat ampuh, yang diperlukan untuk menyehatkan kembali ekonomi Eropa yang sedang sakit.


Harian konservatif Austria Die Presse yang terbit di Wina berkomentar :

Jaminan negara terhadap tabungan pribadi dan bagi kelangsungan usaha bank-bank terpenting, merupakan tindakan yang saat ini dapat menenangkan pasar. Akan tetapi tidak banyak berdampak nyata. Sebab selama ini kebijakan tsb dilakukan nyaris tanpa koordinasi. Mula-mula Irlandia yang mengumumkan kebijakannya diikuti oleh Jerman. Hal itu membuat negara lainnya merasa terpaksa mengikuti tindakan tsb. Sekarang saatnya bertindak bersama dalam tatanan Eropa, bukan hanya di tingkat bank sentral Eropa melainkan juga di tatanan pemerintahannya.


Sementara harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London terutama mengomentari tindakan bank sentral Inggris mengantisipasi krisis keuangan global.

Di masa merosot drastisnya kepercayaan, harus dilakukan langkah yang berani. Bukan hanya sekedar tindakan-tindakan kecil. Tahun-tahun sebelumnya Bank of England bersikeras menaati peraturan mengenai persaingan, defisit dan risiko, sementara di seluruh dunia aturan itu sudah diabaikan. Inggris mengahadapi risiko resesi berat. Penurunan suku bunga hanya seperempat persen adalah tindakan yang tidak ada gunanya. Para pejabat pembuat keputusan memiliki instrumen untuk bertindak. Sekarang mereka harus menggunakannya.


Dan terakhir harian Jerman Frankfurter Allgemeine yang terbit di Frankfurt am Main berkomentar :

Selama ini manajemen krisis keuangan di kalangan anggota Uni Eropa tidak dapat disebut memuaskan. Mula-mula hanya dilontarkan kritik terhadap kebijakan di AS, serta menonjolkan keunggulan dari sektor perbankan Eropa. Tapi kemudian muncul perasaan panik, ketika diketahui bahwa sektor perbankan Eropa juga bobrok dan krisis keuangan lebih gawat dari yang diduga. Reaksinya adalah kebijakan sendiri-sendiri dari masing-masing anggota. Mottonya adalah, setiap negara akan menjadi korban berikutnya. Kini muncul keputusan para menteri keuangan, yang menyebutkan memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup bank-bank yang relevan. Walaupun masih dipertanyakan apa definisi bank yang relevan, paling tidak sudah terlihat tugas koordinasi mulai ditanggapi secara serius.