1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAfrika

Eropa Kembalikan Artefak Jarahan Era Kolonial ke Afrika

23 Februari 2022

Akhir minggu lalu, Nigeria merayakan kepulangan perunggu Benin yang dijarah selama era kolonial ke Inggris. Belgia, Belanda dan Jerman juga mulai memulangkan barang-barang budaya rampasan era kolonial ke Afrika.

Upacara penerimaan harta jarahan era kolonialisme yang dikembalikan Inggris ke Nigeria
Upacara penerimaan harta jarahan era kolonialisme yang dikembalikan Inggris ke Nigeria, 19 Januari 2022 di kota Benin, NigeriaFoto: Tife Owolabi/REUTERS

Dua perunggu Benin dikembalikan ke rumah leluhur mereka, 125 tahun setelah tentara Inggris menjarahnya dari Afrika Barat. Upacara meriah penuh warna digelar di kota Benin, Nigeria, pada akhir minggu lalu, menandai kembalinya patung-patung perunggu itu, salah satu patung ayam jantan dan yang lainnya kepala raja, ke Istana Oba di Kota Benin, Nigeria.

"Ini bukan hanya seni, melainkan juga barang-barang yang menggarisbawahi pentingnya spiritualitas kita," kata juru bicara Istana Oba, Charles Edosonmwan.

University of Aberdeen dan Jesus College Cambridge menjadi institusi pertama di dunia yang mengembalikan perunggu Benin, yang diserahkan kembali ke Komisi Tinggi Nigeria tahun lalu.

Ketika itu, Profesor Abba Isa Tijani, Direktur Jenderal Komisi Nasional Museum dan Monumen Nigeria, mendesak "museum-museum dan institusi lain di seluruh dunia untuk mengambil peluang ini dan mengikutinya."

Patung perunggu ayam, yang dinamakan Okukur, dikembalikan ke Istana Oba di Nigeria Foto: Joe Giddens/PA Wire/picture alliance

Penjajah menjarah barang-barang budaya dalam skala besar

Selama era kolonial, banyak artefak diperoleh secara ilegal dan dibawa ke Eropa. Beberapa peneliti memperkirakan, sekitar 80% hingga 90% warisan budaya Afrika sub-Sahara berada di museum-museum negara Barat.

Musée du Quai Branly-Jacques Chirac di Paris saja menyimpan sekitar 70.000 artefak Afrika, sedangkan British Museum di London memiliki puluhan ribu lainnya.

Inggris, Belgia, Belanda dan Jerman memang telah menyetujui semua permintaan dari negara-negara Afrika untuk mengembalikan harta yang hilang. Tahun lalu, Jerman mengumumkan rencana untuk mengirim kembali ratusan artefak perunggu ke Nigeria.

Pameran harta jarahan yang dikembalikan Prancis

Pada upacara resmi hari Sabtu lalu (19/2), Presiden Benin, Patrice Talon, membuka pameran karya seni bersejarah yang dikembalikan oleh Prancis tahun lalu. Ada 26 artefak yang dicuri pada tahun 1892 oleh pasukan kolonial Prancis dari bekas kerajaan Dahomey, di selatan Benin.

''Pameran berjudul‚ 'Seni Benin Kemarin dan Hari Ini' telah mengembalikan kepada warga Benin bagian dari jiwa mereka, bagian dari sejarah dan martabat mereka," kata Menteri Kebudayaan Benin Jean-Michel Abimbola kepada kantor berita AFP.

Abimbola mengatakan diskusi saat ini sedang berlangsung untuk mengembalikan benda-benda lain, termasuk patung dewa Gou, yang masih berada di museum Louvre di Paris.

hp/pkp  (afp, rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya