Eropa Mendua Dalam Isu Guantanamo
27 Januari 2009Harian Belanda de Volkskrant berkomentar:
Kebanyakan anggota Uni Eropa tidak berminat menampung eks tahanan dari Guantanmo, menyusul keputusan Obama menutup kamp tahanan itu. Hal ini terlihat dalam pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa. Portugal mengimbau agar pemerintah Amerika Serikat dibantu, tapi usulan itu tidak diterima dengan antusias. Beberapa negara, diantaranya Inggris, hanya ingin menerima warganegaranya atau orang yang sudah lama tinggal di Inggris. Belanda sama sekali menolak. Menurut menteri luar negeri Belanda Maxime Verhagen, Amerika Serikat yang terutama bertanggung jawab menampung penghuni Guantanamo. Ia juga menyatakan, pemerintah Bush ketika mendirikan kamp tahanan itu tidak meminta nasehat uni Eropa.
Harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung menulis:
Apakah para menteri luar negeri Uni Eropa tidak punya pekerjaan lebih baik, sehingga secara terbuka dan sukarela mendiskusikan penampungan tahanan Guantanamo? Amerika Serikat sampai sekarang belum menyatakan permintaan ke arah itu. Dan soal ini tidak bisa disepakati begitu saja. Para tahanan akan sangat sulit berintegrasi. Juga masih ada resiko keamanan. Ada kesan, tawaran menampung tahanan Guantanamo adalah semacam sambutan selamat datang kepada presiden baru AS. Tapi ini sebenarnya tidak perlu. Penutupan kamp tahanan di Kuba itu adalah urusan AS.
Harian Austria die Presse berkomentar:
Apakah seorang penganut wahabi asal Yaman, yang keinginan terbesarnya mendirikan sebuah negara Islam, perlu ditampung di Austria? Ya, jika ia memang sampai sekarang tidak bersikap tercela, jika ia terancam penyiksaan di negaranya, atau hukuman mati atau tekanan serupa, dan ia tidak bisa pergi ke tempat lain. Itu adalah tuntutan moral. Siapa yang menuntut penutupan Guantanamo, sebagaimana dilakukan para politisi dari berbagai kubu, harus menunjukkan kontribusinya sekarang, setelah ada keputusan penutupan. Justru Austria, yang sering menekankan netralitasnya, harus menunjukan solidaritas internasionalnya.
Harian Luxemburger Wort yang terbit di Luxemburg menulis:
„Bahwa Uni Eropa akan menerima kembali warganegaranya, itu memang wajar, bahkan suatu kewajiban menurut hukum internasional. Tapi tidak semua tahanan di Guantanamo Bay adalah orang yang tidak bersalah. Beberapa dari mereka tidak bisa diajukan ke pengadilan bukan karena terbukti tidak bersalah, melainkan karena bukti-buktinya kurang. Penerimaan mereka mengandung resiko keamanan yang sulit diperhitungkan. Sekalipun jika mereka tidak terlibat aksi terorisme, tidak ada jaminan mereka suatu hari tidak terlibat propaganda fundamentalistis atau anti barat. Tiga puluh satu tahun lalu, Perancis memberi suaka politik pada Ayatollah Khomeini. Hasilnya bisa kita lihat di Iran. (hp)