1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Skeptis dengan Perpustakaan Digital Google

8 September 2009

Google menyatakan, semua mendapat keuntungan dari perpustakaan digital ini; pembaca, penulis juga percetakan. Tapi Eropa meragukan proyek digitalisasi buku-buku ini.

Seorang user sedang membaca satu buku yang tersedia di perpustakaan online milik GoogleFoto: AP

Komisi Uni Eropa menggelar acara dengar pendapat dengan para pakar selama dua hari mulai Senin (07/09) di Brussel, Belgia, membahas dampak dari perpustakaan digital global Google. Pemicunya adalah kompromi antara Google dengan perhimpunan pengarang Amerika Serikat yang menyebabkan keresahan di kalangan pengarang Eropa. Komisaris Media Uni Eropa, Viviane Redding, juga akan melakukan pertemuan dengan perwakilan Google, para pengarang dan penerbit. Mereka akan membicarakan kemitraan antara perusahaan dan institusi publik. Redding mengatakan alasannya, “Hanya satu persen buku-buku di perpustakaan yang telah didigitalisasi. Siapa yang akan mendigitalisasi sisanya? Hal itu menelan biaya besar. Ini merupakan tugas raksasa Eropa. Insititusi publik tidak akan mampu membayarnya.“

Betapa mahalnya proyek ini, ditunjukkan dari kerjasama antara Google dengan Perpustkaan Lyon di Perancis. Direktur perpustakaan Lyon, Patrick Bazin, mengizinkan Google melakukan digitalisasi 500.000 buku koleksi perpustakaan yang berasal dari abad 15 hingga 19. Ongkos scanning satu lembar halaman buku antara 12 hingga 80 sen Euro. Biaya digitalisasi ini seluruhnya akan ditanggung Google. Sementara perpustakaan Lyon juga tidak perlu membayar sesenpun untuk publikasinya di situs internet Google.

Sementara anggota parlemen Eropa dari Partai Hijau, Helga Truepel, mendukung digitalisasi karya kesusastraan, agar memungkinkan lebih banyak orang dapat mengaksesnya. Pertanyaannya, bagaimana dengan buku-buku yang baru saja terbit tahun-tahun belakangan? “Hanya diizinkan digitalisasi buku yang hak ciptanya masih berlaku, jika hak itu benar-benar dihormati. Jelasnya, harus dibuat kontrak. Semuanya kan bisa diatur,“ papar Truepel.

Para pengarang di AS telah menyepakati sebuah kompromi dengan Google. Menyangkut kompromi ini, pengadilan AS masih harus membuat keputusannya. Jika disetujui, aturan ini juga akan berlaku bagi para pengarang lainnya di seluruh dunia. Keberatan atau sanggahan dari para pengarang masih dapat disampaikan hingga hari Selasa (08/09) ini. Menteri Kehakiman Jerman Briggite Zypries tampil mewakili para pengarang Jerman. Namun pengarang AS, James Gleick, menyatakan skeptisme dari Eropa itu sulit dimengerti. “Uang pendapatannya akan mengalir kepada mereka yang memiliki hak ciptanya. Google hanya mendapat bagiannya, jika disamping naskah tersebut terdapat iklan.“

Juga penanggung jawab proyek perpustakaan digital Google, Santiago de la Mora, berusaha meredam keresahan pengarang Eropa. “Kami ingin memperbaiki mesin pencari. Google Books merupakan sumber informasi luar biasa. Baik kualitas maupun kuantitasnya.“

Tentu saja pemecahan konflik ini tidak dapat diharapkan ditemukan hari ini. Komisi Uni Eropa menyatakan, perdebatan harus dimulai dan dapat berlangsung bertahun-tahun.

Christoph Prößl/Agus Setiawan

Editor: Yuniman Farid