1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Eropa Sumbang Jutaan Dosis Vaksin Covid-19 untuk Vietnam

7 September 2021

Vietnam adalah mitra dagang terbesar Uni Eropa di Asia Tenggara. Selain itu, Uni Eropa juga punya kepentingan geopolitik, dan ingin membalas bantuan masker dan pakaian pelindung dari Vietnam untuk Eropa di awal pandemi.

Vaksinasi di Vietnam, Maret 2021
Vaksinasi di Vietnam, Maret 2021Foto: Thanh Hue/REUTERS

Italia dan Rumania pekan lalu menyumbangkan vaksin COVID-19 ke Vietnam, setelah pada minggu-minggu sebelumnya, Polandia, Republik Ceko, Hongaria dan Prancis mengirimkan jutaan dosis vaksin ke Hanoi. DW memperkirakan bahwa negara-negara Uni Eropa sejauh ini telah menyumbangkan atau berjanji menyumbangkan seluruhnya 2,6 juta dosis vaksin ke Vietnam.

Selain bantuan langsung itu, Vietnam juga menjadi salah satu penerima besar vaksin, di samping Indonesia, dari skema COVAX, yang telah menerima sekitar sepertiga dari keseluruhan pendanaannya dari negara-negara Uni Eropa.

"Negara-negara Eropa kemungkinan punya campuran motivasi yang berbeda, gabungan antara kepentingan nasional dan altruisme," kata Carl Thayer, profesor emeritus dari University of New South Wales di Australia. "Menyediakan sumbangan vaksin COVID ke Vietnam adalah respons," tambahnya.

Sampai 30 Agustus 2021, baru 2,6% populasi Vietnam yang telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19, tingkat terendah di Asia Tenggara. Memang pemerintah Vietnam pada awalnya memilih untuk fokus pada pengembangan vaksin domestiknya sendiri - dan tidak berusaha membeli dari luar negeri. Pemerintah di Hanoi berharap bisa memproduksi vaksin sendiri pada awal 2022.

Laju infeksi Covid-19 di beberapa negara Asia sampai 28 Juli 2021

Akhirnya minta bantuan asing

Sikap menunggu dari pemerintah Vietnam bisa dipahami, karena pada awalnya negara itu berhasil meredam penyebaran virus corona. Pada 2020, Vietnam hanya mencatat 1.465 infeksi dan 35 kasus kematian, sementara ekonominya adalah salah satu dari sedikit di Asia yang mengalami pertumbuhan tahun lalu.

Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, pandemi telah melanda negara itu, diperburuk oleh penyebaran varian delta yang jauh lebih menular. Sekarang Vietnam mencatat sekitar 470.000 kasus infeksi, 96 persen kasus itu tercatat setelah 1 Juli 2021. Sejak itu, Vietnam minta bantuan luar negeri.

"Selama beberapa bulan terakhir, dalam setiap pertemuan dengan mitra asing, para pemimpin Vietnam selalu meminta mereka untuk membantu Vietnam menangani pandemi, terutama dengan berbagi vaksin," kata Le Hong Hiep, peneliti senior di Program Studi Vietnam di ISEAS – Yusof Ishak Institute.

Kepala delegasi Uni Eropa untuk Vietnam Giorgio Aliberti dalam pertemuan dengan Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc beberapa waktu lalu pun berjani mengamankan donasi vaksin dari pemerintahan Eropa.

Kepada DW Aliberti mengatakan bahwa "sumbangan baru-baru ini dari sejumlah negara anggota Uni Eropa mencerminkan, tentu saja, situasi sulit pandemi [di Vietnam] dalam beberapa bulan terakhir dan permintaan bantuan pemerintah Vietnam."

Uni Eropa balas budi Vietnam pada awal pandemi

Selain itu, Eropa juga ingin membalas budi baik Vietnam yang ditunjukkan ketika pandemi mulai berkecamuk di Eropa tahun lalu. "Pada hari-hari awal pandemi, ketika Eropa berada dalam situasi yang lebih buruk, Vietnam menyumbangkan APD dan masker ke banyak negara, termasuk negara-negara Eropa," kata Huong Le Thu, analis senior di Australian Strategic Policy Institute.

Pada April 2020 misalnya, Vietnam menyumbangkan lebih dari 550.000 masker wajah ke Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Inggris. Banyak asosiasi persahabatan Vietnam dan kelompok diaspora di Eropa juga memainkan peran kunci dalam menyumbangkan peralatan pelindung, sampai mengumpulkan uang untuk upaya bantuan lokal ketika pandemi melonjak melalui Eropa.

Kelompok-kelompok Vietnam sangat aktif di negara-negara seperti Republik Ceko, Prancis, Jerman dan Polandia, yang memiliki komunitas diaspora Vietnam terbesar di Eropa. Keempat negara inilah yang sekarang menyumbangkan banyak vaksin ke Vietnam.

Kepentingan ekonomi dan geopolitik

Tetapi para analis menduga pemerintahan di Eropa tidak didorong oleh altruisme saja. Uni Eropa juga memiliki kepentingan ekonomi agar Vietnam pulih dari pandemi secepat mungkin, dan untuk itu diperlukan vaksinasi yang luas. Vietnam saat ini adalah mitra dagang terbesar Uni Eropa di Asia Tenggara.

Selain memiliki kepentingan ekonomi, Vietnam juga merupakan salah satu aktor kunci dalam geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, di mana negara-negara Eropa sekarang hampir putus asa untuk menemukan pijakan. Menyumbangkan vaksin ke Vietnam adalah "bagian dari dorongan geopolitik yang lebih besar oleh negara-negara Eropa untuk mendapatkan pengaruh dan reputasi baik dari pemerintah Vietnam," kata Tuan Le Anh, kepala penelitian di Dragon Capital.

Jerman dan Prancis baru-baru ini misalnya terlibat dalam latihan kebebasan navigasi di wilayah maritim, yang masih disengketakan antara Cina dan Vietnam. Uni Eropa bulan ini juga diperkirakan akan merilis strategi barunya untuk kawasan Indo-Pasifik. Memiliki persahabatan yang kuat dan langgeng dengan Vietnam adalah kunci ambisi baru Uni Eropa di kawasan ini.

(hp/gtp)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait