Tim penyelamat berjuang mencari korban di desa-desa yang hangus, setelah letusan gunung Sinabung. Sedikitnya 7 orang tewas dan banyak korban lain menderita luka bakar parah.
Iklan
"Para penduduk desa yang berhasil bertahan hidup berlarian panik, berusaha menyelamatkan diri," kata Agustatius Sitepu, Komandan Distril Militer (Dandim) Tanah Karo kepada kantor berita AFP hari Senin (23/05).
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meletus hari Sabtu (21/07) dan menyemburkan gelombang panas serta batu-batuan, menghanguskan beberapa desa dan menghancurkan lahan pertanian.
Awan panas yang mengalir cepat, dengan suhu sampai 700 derajat Celcius, membakar apa saja yang diterjangnya.
"Hanya ada beberapa puluh orang. Mereka ketakutan. Tubuhnya tertutup abu," kata Agustatius Sitepu.
Letusan Sinabung begitu hebat, sampai desa di radius 12 kilometer ditutupi lapisan abu tebal abu, tambahnya.
Yang juga terkena dampak terburuk adalah semua lahan pertanian dalam "zona merah" - kawasan sekitar empat kilometer dari Sinabung yang kini dinyatakan sebagai kawasan tertutup.
Enam mayat ditemukan hari Minggu, tiga orang lainnya dilarikan ke rumah sakit dengan luka bakar parah. Satu korban meninggal pada malam hari akibat lukanya, sehingga jumlah korban tewas yang tercatat bertambah menjadi tujuh, kata Nata Nail, Kepala Bidang Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo kepada AFP.
"Dua lagi masih di unit perawatan darurat, menderita luka bakar hingga 90 persen tubuh mereka," kata dia.
Nail mengatakan, tim penyelamat masih mencari korban pada hari Minggu selama menyapu rumah dan peternakan di desa Gamber.
Desa Gamber sudah pernah dievakuasi tahun 2014 karena risiko tinggi dari aliran lava, abu padat dan batu vulkanik dari Sinabung.
Tetapi beberapa warga ternyata kembali ke rumahnya, dengan alasan bosan tinggal di tempat penampungan pengungsi dan tidak bisa mengolah lahan pertanian mereka.
"Kami berharap karena bencana ini, mereka yang tinggal di dekat Sinabung, dan wisatawan, akan menyadari bahwa Sinabung masih sangat berbahaya," kata Nail.
Desa Hantu di Kaki Sinabung
Letusan dahsyat gunung Sinabung lima tahun silam menyisakan desa hantu tak bertuan. Inilah rekaman mengenai detik-detik terakhir kehidupan penduduk sebelum bencana melanda.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Rumah Tuhan
Hampir tidak ada yang tersisa dari desa Simacem di Sumatera Utara. Kecuali sebuah gedung gereja yang remuk redam dihajar awan panas, hampir semua rumah penduduk rata dengan tanah
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Rekaman Kengerian
Puncak Sinabung menjulang dari balik jendela rumah penduduk di desa Simacem. Kondisi di desa-desa sekitar gunung api ini merekam detik-detik terakhir ketika kehidupan penduduk terhenti secara tiba-tiba menyusul letusan tahun 2010 silam.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Alam Merebut Kembali
Rumah-rumah penduduk di desa Sibintun yang kini ditinggalkan mulai ditumbuhi tanaman liar. Sejak letusan besar 2010 silam, penduduk yang tinggal di radius tujuh kilometer dari gunung Sinabung tidak diizinkan kembali ke desanya. Mereka direlokasi secara permanen
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Terbangun Lalu Binasa
Geliat Sinabung setelah lelap selama 400 tahun mengejutkan ilmuwan. Sejak letusan terbesar 2010 silam, gunung setinggi 2460 meter itu berulangkali memuntahkan awan panas. Awal tahun lalu sebanyak 17 orang meninggal dunia akibat debu vulkanik. Sedikitnya delapan desa terpaksa ditinggalkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Sisa Eksodus
Penduduk tidak punya waktu untuk mengosongkan seisi rumah ketika evakuasi. Kebanyakan cuma membawa benda-benda berharga. Sebanyak 30.000 orang dipindahkan dari kampung halamannya saat letusan pertama tahun 2010.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Bahaya di Ufuk
Kendati tidak hancur oleh abu vulkanik, desa Sukanulu juga terpaksa dikosongkan karena tingginya potensi erupsi. Sinabung bisa meletus setiap saat tanpa peringatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Tertinggal dan Dilupakan
Proses evakuasi yang berlangsung cepat tidak mengizinkan pemilik rumah membawa serta perlengkapan elektronik di rumahnya. Salah satunya adalah tape recorder yang hangus dilumat abu panas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Saksi Bisu
Rongsokan mobil di desa Simacem ini menjadi saksi bisu keganasan sebuah letusan gunung berapi. Tapi lima tahun setelah letusan Sinabung, ribuan penduduk masih bertahan di penampungan sementara. Mereka dijanjikan rumah permanen oleh pemerintah yang sayangnya hingga kini belum juga terwujud
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
Tembok Tanpa Atap
Gereja di desa Kuta Gugung ini cuma tersisa tembok tanpa atap. Sinabung meletus berulangkali pada tahun 2010. Awalnya penduduk yang dievakuasi diizinkan kembali saat ada letusan kecil di bulan Agustus. Tapi sebulan berselang Sinabung mengamuk dan penduduk tidak lagi punya waktu untuk berkemas.
Foto: picture-alliance/AP Photo/B. Bakkara
9 foto1 | 9
Sinabung meletus kembali pertama kali tahun 2010 setelah 400 tahun tidak erupsi. Sejak itu, vulkan ini menjadi sangat aktif.