Program suplai antariksa yang dijalankan Badan Antariksa Eropa ke Stasiun luar angkasa akan berakhir seiring dengan peluncuran kapsul otonom terakhir. Kapsul itu membawa bahan bakar, kopi dan jus buah untuk para astronot
Iklan
Eropa akan menutup babak terpenting dalam sejarah penerbangan antariksanya, Selasa (29/7), dengan meluncurkan roket otonom kelima serta yang terakhir ke Stasiun Luar Angkasa Internasional, ISS.
Atomated Transfer Vehicle (ATV) yang berbobot 20 ton dan seukuran bus dua tingkat itu diluncurkan dari Amerika Selatan. Roket tersebut mengangkut bahan bakar, air, oksigen, makanan, pakaian bersih dan kopi seberat 50 kilogramm untuk enam orang astronot di ISS.
Selain itu para astronot juga mendapat hidangan sampingan berupa pudding, jus jeruk dan mangga, mie instan dan pasta gigi.
ATV Terakhir dari Eropa
Dibaptis dengan nama Georges Lemaitre, salah satu pendiri teori dentuman dahsyat, ATV yang akan diluncurkan ini merupakan yang terberat dan paling mutakhir dari empat roket serupa yang pernah diluncurkan Badan Antariksa Eropa (ESA) sejak 2008.
"Georges Lemaitre mungkin akan menjadi ATV terakhir. Tapi program ini adalah langkah pertama yang penting oleh ESA dalam mewujudkan petualangan manusia di luar angkasa," kata Direktur Penerbangan Manusia dan Operasi ESA, Thomas Reiter.
Bekas astronot Jerman itu juga meyakini, "program ATV membantu merealisasikan sejumlah teknologi kunci yang akan menjadi basis untuk program transportasi manusia ke luar angkasa di masa depan."
Bahan Bakar untuk Manuver ISS ke Ketinggian
Kapsul setinggi 10 meter itu akan menjadi wahana antariksa ATV paling berat yang pernah diluncurkan dengan roket Ariane 5 ES milik Badan Antariksa Eropa. Ia akan mengangkut pasokan seberat 6,6 ton ke stasiun luar angkasa. Di antaranya berupa 850 liter air minum dan tiga ton bahan bakar.
Sebagian bahan bakar akan digunakan untuk melancarkan manuver stasiun ISS yang terjebak dalam gaya hambat atomsfer dan sebab itu jatuh ke arah bumi dalam kecepatan 100 meter per hari. ATV kiriman ESA juga mengangkut mesin khusus yang akan digunakan untuk melakukan manuver tersebut.
Kapsul Lemaitre akan diluncurkan dari Kourou di Guinea Perancis, selasa pagi waktu setempat.
rzn/hp (afp,rtr)
Perjalanan Soyuz ke Stasiun Luar Angkasa
Setiap enam bulan, Badan Antariksa Rusia, Roskosmos melontarkan kapsul Soyuz yang mengangkut astronot ke Stasiun Luar Angkasa. Bagaimana perjalanannya?
Foto: Reuters
Dari Rel Kereta Menuju Luar Angkasa
Roket dan kapsul Soyuz dibangun oleh perusahaan Rusia, TsSKB-Progress. Semua bagian roket harus dirakit terlebih dahulu di sebuah bangunan spesial yang berjarak 2 kilometer dari lokasi peluncuran. Setelah selesai, roket beserta kapsul dipindahkan dengan menggunakan kereta api.
Foto: Reuters
Kereta Api Memanggul Roket
Kendati mengangkut salah satu roket peluncur paling apik di dunia, Rokosmos masih mempercayakan Soyuz pada teknologi lawas, yakni kereta api.
Foto: NASA, Bill Ingalls/AP/dapd
Menatap Langit
Setelah tiba di landasan peluncuran, Soyus secara perlahan dibangunkan dengan menggunakan kran hidraulik. Tanki bahan bakar kemudian diisi sepuluh jam menjelang peluncuran. Setelah pengisian bahan bakar tuntas, menara pengawas mulai menghitung mundur.
Foto: Reuters
Astronot Menaiki Roket
Sekitar dua jam jelang peluncuran ketiga astronot dan kosmonot diarak menaiki tangga menuju kapsul Soyus. Sejam kemudian menara reparasi diturunkan dan sistem penyelamatan diaktifkan. Jika peluncuran bermasalah, astronot akan dilontarkan dengan roket penyelamat ke zona aman. Sistem ini pernah digunakan untuk menyelamatkan dua kosmonot Rusia pada pertengahan 1980-an.
Foto: picture-alliance/AP Photo
10 Menit Menentukan
118 detik setelah peluncuran, roket booster dijatuhkan, 226 detik kemudian roket melakukan pelepasan muatan. Selama itu pula ketiga astronot mengalami daya gravitasi sebesar 4,3 g.
Foto: AP
Merapat di ISS
Ruang kontrol di Bumi harus menyesuaikan kecepatan dan lintasan orbit Soyuz dengan Stasiun Luar Angkasa sebelum bisa berlabuh. Baru setelah berada dalam jarak pandang, astronot bisa mengendalikan sendiri wahana tersebut buat mendekati ISS. Soyuz lalu akan berlabuh secara otomatis.
Foto: picture-alliance/dpa
Bekerja di Ruang Hampa
Sebanyak enam astronot bekerja bergantian setiap enam bulan sekali. Saat ini astronot Jepang, Koichi Wakata bertindak sebagai komandan. Secara umum Amerika pernah mengirimkan 140 astronot ke ISS, adapun Rusia 42 kosmonot. Negeri jiran, Malaysia, juga pernah mengirimkan astronotnya ke ISS, Sheikh Muszaphar Shukor yang berangkat 2007 silam.
Foto: picture-alliance/dpa/NASA
ISS, Wadah Eksperimen di Luar Angkasa
Stasiun Luar Angkasa Internasional saat ini mengorbit pada ketinggian 416 Kilometer dan terbang mengelilingi bumi dalam waktu 91 menit. ISS dioperasikan oleh empat badan antariksa, Nasa, Roskosmos, Jaxa (Jepang) dan CSA (Kanada). Sebagian besar misi astronot di ISS adalah penelitian. Untuk itu ISS dilengkapi dengan beberapa laboraturium, antara lain Destiny buatan Nasa dan Colombus milik ESA.
Foto: Nasa/dpa
Kembali ke Bumi
Soyuz menggunakan teknologi serupa yang dipakai misi Apollo untuk kembali ke bumi. Wahana pendaratan Soyuz yang cuma seluas 3,5 meter persegi itu biasanya memasuki atmosfer bumi di bagian gelap dan terbang menuju bagian yang disinari matahari. Untuk mendarat Soyuz mengaktifkan dua payung, yaitu untuk mengerem di kecepatan jatuh 240 meter per detik dan pada 90 meter per detik.
Foto: Reuters/Dmitry Lovetsky/Pool
Berjejak di Bumi
Astronot yang baru kembali dari misi luar angkasa tidak bisa berjalan atau berlari, lantaran otot dan persendian belum terbiasa dengan gaya gravitasi Bumi. Sebab itu setiap astronot harus terlebih dahulu menghabiskan beberapa hari di rumah sakit. Tampak dalam gambar astronot Nasa, Chris Cassidy (ki.), Kosmonot Rusia, Pavel Vinogradov dan Alexander Misurkin yang mendarat September 2013 silam.