Estonia ingin Uni Eropa menemukan dan mendanai lebih banyak amunisi untuk Ukraina. Komisi Eropa meyakini bahwa pengalamannya baru-baru ini dengan vaksin COVID-19 juga akan berhasil untuk rudal yang dibutuhkan Ukraina.
Iklan
Estonia mengatakan rencananya untuk mengatasi kekurangan amunisi Ukraina adalah sederhana, yaitu dengan menunjukkan uang kepada produsen senjata dan diproses dengan cepat.
Estonia meminta Uni Eropa menyisihkan empat miliar euro untuk mengamankan satu juta butir amunisi yang akan dikirimkan dalam enam bulan ke depan.
Dalam sebuah dokumen yang beredar di kalangan pemerintah Uni Eropa dan dilihat oleh DW, Estonia berpendapat bahwa suntikan dana sebesar itu dapat meningkatkan kapasitas industri manufaktur Eropa hingga tujuh kali lipat. Tidak hanya itu, upaya itu juga memungkinkan pengiriman amunisi dalam jumlah yang signifikan dalam waktu setengah tahun, bukan empat tahun yang diperkirakan dalam kondisi saat ini.
Skala penggunaan amunisi
Kemampuan produksi gabungan maksimum produsen amunisi Eropa saat ini mencapai 230.000 peluru per tahun, menurut dokumen Estonia. Ukraina, yang saat ini sedang berperang dengan Rusia, menggunakan hampir sebanyak itu setiap bulannya.
Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan kepada DW bahwa pemerintahnya telah menerima umpan balik positif atas proposal tersebut, yang ia yakini sebagai solusi yang saling menguntungkan bagi militer dan industri Ukraina dan Eropa, dan, ia berharap, akan merugikan Rusia.
"Satu hal adalah (ini) satu juta peluru untuk Ukraina," jelas Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur. "Namun, hal lainnya adalah bahwa akan ada proyek berkelanjutan untuk negara-negara Eropa, untuk militer Eropa, untuk memperoleh lebih banyak amunisi di masa depan. Ketika industri (meningkatkan) kemampuan produksi, mereka juga dapat (mempertahankan) kemampuan ini untuk waktu yang lebih lama," tambahnya.
Iklan
Industri menunggu pesanan
Upaya untuk mempercepat proses tersebut tampaknya masih tidak cukup.
Tiga hari sebelum peringatan satu tahun perang di Ukraina, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, dan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba bertemu untuk pertama kalinya.
Seperti yang dikatakan Stoltenberg, "untuk melihat apa yang bisa kita lakukan bersama untuk memastikan Ukraina memiliki senjata yang dibutuhkan." Aliansi ini juga akan membantu Ukraina membangun sistem pengadaannya sendiri yang "efektif, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan."
Hingga hal itu terjadi, produsen mengatakan seharusnya tidak ada harapan bagi mereka untuk mendanai sendiri investasi spekulatif dalam pengembangan kapasitas. "Jika pemerintah ingin melihat lebih banyak kapasitas produksi, kami perlu melihat pesanan yang masuk," kata seorang perwakilan produsen amunisi yang tidak mau disebutkan namanya karena sensitivitas politik.
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
Rencana pendanaan Prancis akan mendukung perusahaan-perusahaan Uni Eropa
Ada juga rencana lain yang sedang dibahas, yang satu ini mencontoh program bantuan untuk Ukraina yang telah digunakan di Perancis. Nathalie Loiseau, Ketua Sub Komite Keamanan dan Pertahanan Parlemen Eropa dan anggota parlemen Perancis Benjamin Haddad, Ketua Komite Persahabatan Perancis-Ukraina di parlemen, merekomendasikan untuk menyiapkan dana sebesar satu miliar euro dengan negara-negara anggota yang berkontribusi berdasarkan PDB mereka. Ukraina dapat menggunakan uang ini untuk membeli apa pun yang dibutuhkannya dari produsen Eropa, dan mengembalikan uang tersebut ke dalam industri Uni Eropa.
Haddad berpendapat bahwa perbandingan dengan kampanye vaksin adalah tepat. "Kami menyadari dalam beberapa tahun terakhir bahwa ketika kami menempatkan sumber daya, modal, dan kemauan politik untuk melakukan sesuatu, kami benar-benar dapat memproduksi dan mendistribusikan jauh lebih cepat daripada yang kami harapkan," katanya, seraya mencatat bahwa pada awalnya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin, tetapi hal itu dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Estonia berharap proposalnya disetujui pada KTT Uni Eropa berikutnya yang dijadwalkan pada akhir Maret atau bahkan lebih awal, kata Menteri Pertahanan Pevkur. "Jadwal saya adalah besok," katanya. "Tapi untuk Ukraina, itu kemarin."