1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Europol: Awas Penipuan Terkait Corona!

28 Maret 2020

Ketakutan masyarakat akan virus corona dimanfaatkan oleh para penipu untuk mengeruk untung, kepolisian Uni Eropa memperingatkan. Kejahatan mulai dari obat hingga perangkat tes palsu.

Petugas Europol sedang lakukan razia obat-obatan palsu
Petugas Europol sedang lakukan razia obat-obatan palsu Foto: Europol

Banyak sektor bisnis di seluruh Eropa kini terganggu sebagai dampak krisis virus corona. Namun sepertinya ada satu bidang usaha yang sedang naik daun: penipuan.  

Para penipu menjalankan bisnis dengan mengeksploitasi ketakutan masyarakat terkait pandemi Covid-19. Demikian diperingatkan oleh kepolisian Eropa, Europol, di Den Haag, Belanda. Direktur Europol, Catherine De Bolle, mengatakan pada Jumat (27/03) bahwa kesigapan para penjahat dalam mengembangkan model penipuan mereka sungguh tidak dapat dipercaya. 

"Sementara banyak orangsedang berjuang melawan krisis dan membantu para korban, ada penjahat yang mengeksploitasi krisis ini. Kita tidak dapat menerima itu. Model usaha begini saat terjadinya krisis kesehatan dapat sangat berbahaya dan mengancam nyawa manusia," ujar De Bolle lebih lanjut. 

Europol mengkoordinasi pasukan kepolisian Uni Eropa dan bertanggung jawab atas tugas investigasi lintas batas. 

Obat-obatan palsu 

Europol memperingatkan banyaknya obat-obatan palsu yang diklaim bisa melawan corona dan bisa dibeli di Internet. Dalam operasi di 90 negara di seluruh dunia bersama dengan otoritas kepolisian lainnya, ditemukan lebih dari 2.000 situs internet yang menawarkan pil, semprotan atau salep yang samasekali tidak efektif melawan virus corona. 

Empat juta unit obat telah disita sebagai hasil dari operasi Pandea oleh pihak kepolisian, di antaranya obat antivirus atau obat malaria palsu yang tidak mengantungi izin. Ditemukan juga situs yang menjual respirator palsu yang tidak efektif atau mahal. Pada awal Maret, 34.000 masker bedah yang terbuat dari bubuk kertas juga telah ditarik dari peredaran, demikian laporan Europol. 

Direktur Europol Catherine de BolleFoto: picture-alliance/dpa/T. Roge

Tidak hanya konsumen swasta yang rentan tertipu, lembaga pemerintah juga bisa dikibuli. Di Belgia, pemerintah memerintahkan pembelian masker pernapasan dari sebuah pabrik di Turki dengan harga lima juta Euro namun masker tidak pernah diterima, tulis surat kabar Belgia, Le Soir. Sementara surat kabar Spanyol, El Pais, mengutip sumber anonim menulis, pemerintah Spanyol telah menggunakan 640.000 alat tes corona yang tidak efektif di Madrid. Tes itu menunjukkan terlalu banyak hasil negatif. Unit tes tampaknya berasal dari sebuah perusahaan di Cina. 

Komisi Uni Eropa memperingatkan agar hati-hati 

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, dalam pesan video kepada warga Uni Eropa pada hari Selasa (24/03) juga telah memperingatkan tentang kasus penipuan terkait virus corona. “Setiap orang harus benar-benar yakin akan keamanan dan kepercayaan toko online sebelum memutuskan untuk membeli. Janji-janji bahwa vaksin corona kini tersedia dan dapat dibeli sudah pasti tidak benar”, tegas presiden komisi Eropa itu. 

“Jika vaksin telah berhasil dikembangkan dan disetujui, Anda akan tahu dari sumber tepercaya," kata von der Leyen menambahkan. Pemerintah dan lembaga publik akan mengumumkan hal ini pada waktu yang tepat. 

Perampok dengan modus lakukan tes 

Departemen Kepolisian Eropa juga memperingatkan peningkatan kejahatan pencurian dan perampokan di rumah-rumah. Upaya perampok dan penipu untuk bisa masuk ke rumah-rumah warga semakin meningkat. Para penjahat berpura-pura menjadi pejabat atau petugas medis untuk melakukan tes virus corona atau pemeriksaan rutin. Perhatian para korban kemudian teralihkan dan mereka dirampok. 

Tidak hanya di Eropa, di Amerika Serikat sudah ada situs internet palsu memanfaatkan wabah corona. Sebuah perusahaan di Los Angeles yang secara otomatis mendaftarkan situs baru, kini mengumumkan bahwa mereka tidak lagi mengizinkan situs internet dengan kata kunci corona atau Covid.  

Seorang hakim di Texas sebelumnya telah memerintahkan sebuah situs internet agar ditutup atas permintaan Departemen Kehakiman AS. Di situs itu, dijual kaleng vaksin seharga 4,95 dolar AS (sekitar Rp 80 ribu) yang diduga berasal dari Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Operator situs ini berniat curang untuk mendapatkan data kartu kredit pelanggan yang tidak curiga dengan modus meminta biaya pengiriman. 

Bernd Riegert (ae/as) 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait