1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaIndonesia

Evakuasi Korban Runtuhan di Sidoarjo Berkejaran dengan Waktu

1 Oktober 2025

Tim penyelamat hanya memiliki celah waktu yang sempit demi menyelamatkan korban runtuhnya bangunan pondok pesantren al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Kerentanan situasi juga memaksa tim SAR urung gunakan alat berat.

Evakuasi korban di Sidoarjo
Proses evakuasi korban reruntuhan di SidoarjoFoto: Trisnadi/AP Photo/picture alliance

Badan SAR Nasional (Basarnas) mengungkap 7 korban dari 15 titik korban reruntuhan bangunan Ponpes Al Khoziny, di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, masih merespons. Tim Basarnas kini berkejaran dengan waktu.

"Sesuai teori, memang 72 jam (3 hari), namun pada saat kami sudah bisa menyentuh korban: kami sudah bisa menyuplai minuman, vitamin, infonya sudah bisa kami berikan. Ini memungkinkan yang bersangkutan bisa bertahan lebih lama," ujar Kepala Basarnas Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dilansir detikJatim, Rabu (1/10/2025).

Berdasarkan sejumlah sumber yang dihimpun detikJatim, golden time adalah istilah yang menjadi prosedur wajib untuk penyelamatan korban bencana alam apakah gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, dan tsunami.

Istilah ini mewakili kondisi orang atau korban bencana yang hanya memiliki waktu bertahan selama 3 hari tanpa makan dan minum di tengah situasi seperti terjepit reruntuhan.

Batas waktu tiga hari itulah yang harus dimaksimalkan dengan tindakan pencarian dan penyelamatan yang cepat dan terukur demi menyelamatkan nyawa para korban bencana.

Tim SAR terus mengoptimalkan evakuasi demi mengejar golden time 72 jam atau 3 hari sejak kejadian agar korban yang masih hidup bisa diselamatkan. Peristiwa ini terjadi Senin (29/9) sore sekitar pukul 15.00 WIB, maka golden time yang tersisa tinggal sehari hingga Kamis (2/10) sore pukul 15.00 WIB.

Selengkapnya...

Tim SAR tidak menggunakan alat berat, seperti crane, saat mengevakuasi santri dari reruntuhan karena mempertimbangkan keselamatan korban.Foto: Sahlan Kurniawan/Xinhua/picture alliance

Tanpa alat berat

Tim SAR tidak menggunakan alat berat, seperti crane, saat mengevakuasi santri dari reruntuhan bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, meski sudah disiagakan di lokasi. Alasannya, tim SAR mempertimbangkan keselamatan korban dan petugas.

"Pola runtuhannya adalah pancake, jadi material bangunan bertumpuk, tidak stabil. Kalau langsung diangkat dengan crane, bisa terjadi runtuhan susulan. Itu berbahaya. Korban yang mungkin masih selamat bisa justru kehilangan nyawa," ujar seorang anggota Tim SAR, Ega Prasutia, dilansir detikJatim, Rabu (1/10/2025).

Menurutnya, dengan kondisi runtuhan seperti itu, evakuasi lebih aman dilakukan secara manual menggunakan metode shifting atau rolling, yaitu memindahkan material sedikit demi sedikit. Metode ini memang membutuhkan waktu lebih lama, tapi akan memaksimalkan keselamatan korban.

"Evakuasi dilakukan dengan alat khusus, bukan crane. Ini supaya korban yang mungkin masih hidup bisa tetap diselamatkan. Selain itu, tim SAR juga mengejar golden time, waktu krusial, untuk menemukan korban selamat," jelasnya.

Senada dengan Ega, Kapusdatin dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan hal yang sama. Abdul mengatakan pihaknya tidak memakai alat berat karena khawatir korban yang sedang berjuang di balik runtuhan bangunan.

"Alat berat sudah disiagakan namun penggunaannya sementara belum dapat dilakukan karena dikhawatirkan getaran dapat memperparah kondisi reruntuhan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima.

Hingga kini, tim SAR masih terus melakukan evakuasi secara manual dengan dukungan relawan dan aparat setempat. Di lokasi kejadian sudah ada 332 personel SAR gabungan dari BASARNAS dan BPBD Jatim, kemudian ada personel Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri telah dikerahkan dengan metode kerja bergantian untuk menjaga ketahanan tim.
 

Baca, Detiknews
Selengkapnya, "Alasan Tim SAR Tak Pakai Alat Berat Saat Evakuasi Korban Ponpes Sidoarjo"

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait