Volume otak mamalia diketahui berkorelasi dengan kecerdasannya. Beragam mamalia kembangkan volume otak berbeda saat evolusi, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Sebuah penelitian berusaha ungkap rahasianya.
Iklan
Ahli biologi evolusi Sandra Heldstab dari Universitas Zürich melakukan riset untuk mengetahui kecerdasan mamalia berdasarkan volume otaknya. Dia meneliti tengkorak beragam binatang. Untuk mengukur perbedaan volume otaknya, ia mengisi tengkorak dengan kelereng kecil dari timah. Ini sebuah metode lawas yang terpercaya.
Heldstab menunjukkan tengkorak seekor monyet Makaka. Volume otaknya sekitar 100 mililiter, jadi tergolong besar jika dibandingkan dengan marmot. "Tengkoraknya hanya muat 15 mililiter kelereng kecil dari timah. Jadi delapan kali lipat lebih kecil. Ini harus dimasukkan ke dalam bank data," demikian dijelaskan Heldstab
Hingga kini risetnya sudah menghimpun data volume otak dari 1.200 binatang menyusui yang berbeda-beda dalam sebuah bank data. Sebagian besar merupakan hasil pengukuran Sandra Heldstab dan rekan sekerjanya. Selama beberapa bulan, mereka mendatangi sejumlah museum di berbagai kota Amerika Serikat dan mengukur bermacam tengkorak mamalia dengan metode lawas itu.
Heldstab mengungkap, yang paling memesona adalah tengkorak paus, yang sempat ia ukur bersama timnya. "Tepatnya tengkorak paus sperma", kata Heldstab. "Kami memasukkan kelereng timah untuk mengukur volume otaknya menggunakan ember ukuran 10 liter, dan itu hanya separuh penuh."
Tim peneliti tidak punya cukup banyak kelereng timah untuk mengisi seluruh ruang otak. "Kerangkanya sangat besar, tengkoraknya saja lebih besar dari tubuh kami. Dan itu kami isi dengan kelereng kecil timah" papar ahli biologi evolusi itu.
Iklan
Melacak rahasia perkembangan volume otak
Heldstab ingin menemukan, di bawah persyaratan apa, dalam kerangka sejarah evolusi, volume otak bisa tumbuh membesar. Yang sudah jelas, otak memerlukan sangat banyak energi. Dan untuk tumbuh membesar, otak harus terus mendapat asupan.
Dalam beragai buku ilmiah, pakar biologi evolusi tersebut mencari kemungkinan, faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perkembangan volume otak satu jenis binatang dan menarik relasinya. Apa yang dimakan binatang itu? Bagaimana kehidupannya? Tapi juga diteliti faktor sosialnya, seperti perilaku kelompok dan sistem reproduksinya. Misalnya, binatang yang melakukan hibernasi saat musim dingin, umumnya punya otak lebih kecil, dan binatang pemakan daging secara umum punya volume otak lebih besar dibanding pemakan tumbuhan.
Bahwa volume otak memiliki korelasi dengan kecerdasan, sudah berulang kali dibuktikan. Juga dalam riset ini, yang membandingan 39 jenis binatang menyusui pemakan daging. Terlihat dengan jelas, semakin besar volume otak dibanding volume tubuh, semakin pintar bintangnya.
Temuan Besar dalam Misteri Evolusi Manusia
Fosil manusia purba yang ditemukan di Israel menjadi bagian terbaru dalam perkembangan evolusi manusia. Studi pada fosil yang terkenal, menjelaskan silsilah nenek moyang manusia dan migrasinya yang luas.
Foto: Avi Levin/AP/picture alliance
Cabang baru pada pohon silsilah keluarga
Fosil spesies manusia yang belum pernah diketahui ini, ditemukan saat penggalian pada lubang goa di Israel. Mereka hidup berdampingan dengan nenek moyang kita sekitar 100 ribu tahun lalu. Temuannya berupa fosil bagian tengkorak dan rahang manusia purba yang hidup 140 ribu sampai 120 ribu tahun lalu.
Foto: Ammar Awad/REUTERS
Spesies manusia purba terbaru
Dinamai Homo Nasher Ramla, peneliti meyakini fosil ini merupakan spesies manusia purba terakhir yang selamat, dan kemungkinan berkerabat dekat dengan manusia purba Neandertal di Eropa. Ilmuwan juga meyakini spesies manusia purba ini telah berkelana hingga ke India dan Cina, karena fosil yang ditemukan di Asia Timur, punya kemiripan fitur dengan fosil terbaru ini.
Foto: Yossi Zaidner/AP Pictures/picture alliance
Citra Neandertal yang ketinggalan zaman
Budaya pop mencitrakan Neandertal secara keliru, sebagai makhluk bungkuk buas yang membawa pentungan kayu. Ini berdasarkan kajian lama sebuah fosil temuan 1908, yang rangka tulang belakangnya alami deformasi dan lutut bengkok. Definisi Neandertal di kamus Oxford adalah: “makhluk primitif, tidak beradab, atau terbelakang,” atau manusia “konservatif secara politik atau sosial” atau “Lelaki Sauvinis”
Foto: Federico Gambarini/dpa/picture alliance
Lagu The Beatles jadi nama manusia purba
Lagu “Lucy In the Sky With Diamonds” diputar berulang kali saat pesta perayaan penemuan fosil perempuan. Karena itulah, fosil Australopithecus afarensis ditasbihkan sesuai judul lagu The Beatles tsb. Lucy, fosil kenamaan berusia 3,2 juta tahun, ditemukan 1974 oleh paleontolog Donald C. Johanson di Hadar, Etiopia, dan menjadi salah satu fosil spesies manusia purba tertua yang ditemukan.
Foto: Jenny Vaughan/AFP/Getty Images
Flo alias Hobbit
Hobbit atau manusia kerdil alias Flo, diberi nama dari kependekan pulau Flores di Indonesia, tempat ditemukannya fosil perempuan spesies Homo floriensis. Diperkirakan berusia 18 ribu tahun, manusia purba ini tingginya hanya 1,1 meter. Dijuluki hobit, karena mirip dengan gambaran manusia kerdil di film “Lord of The Rings” yang sedang naik daun pada saat penemuannya tahun 2004.
Foto: AP/STR/picture alliance
Rekonstruksi via DNA
Tahun 2008, arkeolog Michael Shunkov menemukan hominin tak dikenal di gua dalam di gunung Altai, di perbatasan Rusia-Kazakhstan. Pakar genetika melacak mitokondria DNA mereka dengan membandingkannya pada manusia purba yang tidak dikenal. Dinamakan berdasarkan nama guanya, Denivosans diyakini bermigrasi keluar Afrika secara terpisah dengan nenek moyang Neandertal dan Homo sapien.
Foto: Maayan Harel/AP/picture alliance
Kerabat baru Homo sapiens?
Lebih dari 1,500 fossil tulang dari 15 orang, mulai dari balita hingga lansia spesies Homo Naledi ditemukan oleh penjelajah gua, di dalam ceruk yang sulit dimasuki di gua Rising Star di daerah terpencil Afrika Selatan pada 2015 silam. Para peneliti masih bersilang pendapat menyangkut, apakah ini manusia purba atau spesies awal Homo erectus?
Tahun 2021, Arkeolog Indonesia dan Australia menemukan lukisan gua tertua di dunia di Sulawesi.. Lukisan babi prasejarah di Indonesia, dibuat menggunakan oker, mineral anorganik yang tidak bisa dilacak umurnya lewat deteksi karbon. Peneliti kemudian melacak umur stalaktit dan stalagmit di sekitar lukisan, dan menyimpulkan lukisan tertua itu dibuat sekitar 45.500 tahun silam. (mh/as)
Foto: Maxime Aubert/Griffith University/AFP
8 foto1 | 8
Yang penting bukan jenis makanan saja
Bukan hanya jenis makanan, melainkan juga seberapa handal mereka mendapatkannya saat masih muda, jauh lebih penting untuk pertumbuhan otak, dibandingkan anggapan sebelumnya.
Sandra Heldstab mengemukakan, hal baru yang berhasil mereka ungkap adalah, mamalia harus punya pasokan makanan yang handal. Sesama anak binatang misalnya, sering membawa makanan ke sarangnya. Tapi jika binatang ini melihat, tidak ada yang mengamati, dia akan memakannya sendirian.
Berbeda dengan induk binatang, yang terus membawa makanan, bahkan dalam kondisi cuaca buruk. "Induk binatang membawa makanan lebih banyak untuk anak-anaknya, walaupun mereka sendiri sebetulnya juga lapar", papar Heldstab.
Makanan kaya kalori yang pasokannya handal, perkembangan evolutif dan pembelajaran sosial. Semua faktor ini mendukung pertumbuhan volume otak lebh besar dan juga kecerdasan pada binatang. (ml/as)