1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

FAA Evaluasi Kemungkinan Cacat Desain pada Boeing 737 MAX

15 November 2018

Otoritas penerbangan AS mengevaluasi cetak biru dan piranti lunak milik Boeing 737 MAX menyusul adanya kemungkinan kesalahan desain. Lion Air menuding Boeing membisu ihwal fitur bermasalah pada pesawat.

Pesawat Boeing 737 MAX 8
Pesawat Boeing 737 MAX 8 Foto: picture alliance/ZUMA Press/L. Faerberg

Tekanan terhadap raksasa kedirgantaraan AS Boeing, seputar kecelakaan pesawat 737 MAX milik Lion Air yang menewaskan 189 penumpang, kian menggunung. Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA) menyatakan sedang mengevaluasi kemungkinan kesalahan pada desain pesawat dan apakah program pelatihan untuk pilot mencukupi untuk menerbangkan jet anyar itu secara aman.

"FAA dan Boeing masih mengkaji kebutuhan perubahan pada piranti lunak atau desain pesawat, termasuk prosedur pengoperasian dan pelatihan," tulis lembaga pengawas keselamatan penerbangan itu dalam pernyataan persnya seperti dilansir The Seattle Times.

Kepada CNN, Lion Air sendiri mengaku tidak mendapat peringatan khusus mengenai fitur anti-stall yang ditengarai menyebabkan jatuhnya pesawat bernomor penerbangan JT610 tersebut. "Kami tidak menemukannya di dalam buku manual Boeing 737 MAX 8. Sebab itu kami tidak memiliki pelatihan khusus untuk situasi spesifik itu," kata Zwingli Silalahi, Direktur Operasi Lion Air.

Baca juga:Boeing Dituding Rahasiakan Fitur Bermasalah pada 737 MAX 

Hal serupa sebelumnya diungkapkan Asosiasi Pilot untuk maskapai American Airlines dan Southwest Airlines. Mereka menilai Boeing merahasiakan keberadaan fitur bermasalah tersebut. "Hal ini tidak pernah kami pelajari di berbagai pelatihan. Ini tidak ada di buku manual. Maskapai American Airlines juga tidak memilikinya," kata Dennis Tajer, pilot 737 dan jurubicara Serikat Pilot American Airlines.

Menurut berbagai pakar penerbangan, Boeing menggunakan mesin yang lebih besar dan memposisikannya lebih ke depan pada sayap 737 MAX 8. Akibatnya jet anyar tersebut ditengarai menjadi kurang stabil ketika Angle of Attack pesawat membesar alias pada saat pesawat menengadah ke atas.

JT610 Alami Kerusakan Speed Indicator

01:06

This browser does not support the video element.

Piranti lunak MCAS (Maneuvering Characteristics Augmentation System) pada pesawat 737 MAX didesain untuk membantu pilot mengoreksi fenomena tersebut. Sistem ini secara otomatis membuat hidung pesawat menukik ketika terbang dalam kecepatan rendah.

Namun pakar penerbangan memperkirakan fitur tersebut turut mempengaruhi perangai pesawat yang berbeda dengan apa yang pilot alami pada penerbangan normal atau simulator.

Biasanya pilot akan menarik tuas pesawat jika fitur anti-stall milik 737 MAX mulai aktif dan menurunkan hidung pesawat, kata Bjorn Ferhm, analis teknologi penerbangan kepada The Seattle Times. Tapi dalam kasus tertentu, MCAS akan menolak perintah tersebut dan tetap mengarahkan pesawat ke bawah untuk menghindari stall.

Kesalahan teknis tersebut diperkirakan menyebabkan jatuhnya pesawat Lion Air JT610.

Baca juga: Boeing dan Otoritas AS Akan Peringatkan Maskapai Soal 737 MAX

"Biasanya Anda tidak akan pernah punya satu kesalahan yang bisa menempatkan Anda dalam bahaya," kata Dwight Schaeffer, bekas teknisi senior Boeing yang ikut mengembangkan piranti lunak untuk pesawat 737. "Saya tidak pernah melihat sistem semacam itu," imbuhnya.

Sementara itu Boeing bersikeras pesawat 737 MAX aman untuk dioperasikan. Seorang jurubicara perusahaan mengatakan pihaknya telah membarui buletin keselamatan untuk semua operator di seluruh dunia yang menekankan prosedur yang sudah ada tentang bagaimana mematikan fitur anti-Stall pada MCAS. "Kami sangat percaya diri atas keamanan 737 MAX," kata dia," keselamatan tetap merupakan prioritas utama kami."

rzn/vlz (ap, rtr, theseattletimes, cnbc, times, cnn)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya