1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Facebook Blokir Video Kanker Payudara

21 Oktober 2016

Facebook meminta maaf setelah memblokir video iklan layanan masyarakat untuk tingkatkan kesadaran bahaya kanker payudara dari Swedia. Animasi menunjukkan payudara berupa dua lingkaran.

Infovideo Swedish Cancer Society "Breast School"
Foto: Youtube/Swedish Cancer Society

Permintaan maaf Facebook disampaikan setelah publik di Swedia melancarkan aksi protes atas pemblokiran video penyuluhan bahaya kanker payudara dari Swedish Cancer Society. Platform media sosial itu beralasan, citra yang ditampilkan bisa ditafsirkan porno dan "ofensiv". Facebook menyatakan, tindakan itu sebagai sebuah "error"

Dalam film animasi itu ditunjukkan dua lingkaran bewarna "pink" untuk menggambarkan payudara. Animasi sepanjang 13 detik dari Swedish Cancer Society menunjukkan cara untuk melacak adanya pertanda kanker payudara pada perempuan. Facebook kemudian mengkategorikan animasi itu sebagai pornografi dan memblokirnya.

Swedish Cancer Society memprotes aksi platform media sosial itu. Mereka juga menyindir, dengan membuat animasi serupa, tapi mengganti dua lingkaran pink dengan dua kotak pink. "Kami harap ini merupakan solusi tepat dan tidak dianggap ofensif", tulis yayasan amal peduli kanker Swedia itu.

Tema ini tiba-tiba kembali mencuat, setelah Gedung Putih juga menggunakan warna pink, sebagai tema bagi bulan peduli kanker payudara.

Seorang jurubicara facebook mengakui melakukan kesalahan. "Tim kami harus memeriksa jutaan iklan dan gambar setiap minggu, dan banyak yang melanggar ketentuan terkait iklan pornografi", demikian alasan Facebook.

Facebook pada bulan September juga melakukan pemblokiran foto bersejarah "gadis napalm" dari perang Vietnam, yang menunjukkan foto seorang gadis telanjang yang terbakar bom napalm berlari di jalanan Vietnam. Tapi akhirnya raksasa medsos itu mencabut kembali blokade. Facebook saat ini merajai dunia media sosial dengan memiliki 1,7 juta user di seluruh dunia.

as/ml (afp)

 

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait