1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

FAO: Enam Juta Anak Meninggal Setiap Tahunnya Karena Kelaparan

24 November 2005

Perang melawan kelaparan di seluruh dunia ternyata tidak berjalan seperti yang dicanangkan dalam target millenium Perserikatan Bangsa-Bangsa. Terlalu lambat segala upayanya Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, FAO. FAO memperkenalkan laporan terbarunya di hadapan negara anggotanya.

Enam juta anak meninggal akibat kelaparan dan kurang gizi
Enam juta anak meninggal akibat kelaparan dan kurang giziFoto: AP

Sebuah laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa, FAO, mengatakan target millenium memerangi kelaparan oleh masyarakat internasional tampaknya belum tercapai. Direktur Jenderal FAO, Jaques Diouf di Roma menyatakan:

„Bila upaya memerangi kelaparan tetap berjalan seperti sekarang, maka sampai 2015 Amerika Selatan dan negara-negara Karibik sajalah yang dapat mengurangi jumlah penderita kelaparan sampai separuhnya. Sementara tidak mungkin semua negara dapat mewujudkan target millenium seutuhnya.“

Data-data statistik yang dilampirkan FAO dalam laporannya, merupakan hasil studi penelitian yang menganalisa situasi kawasan yang dilanda kelaparan dan menguraikan dampak dari kekurangan makanan serta penderitaan lainnya. Direktur Jenderal FAO, Jaques Diouf di Roma menambahkan:

„Kelaparan dan kurang gizi tidak hanya menyebabkan kemiskinan, tetapi juga buta huruf, angka kematian anak yang tinggi dan penyakit.“

Sudah enampuluh tahun Organisasi Pangan dan Pertanian PBB didirikan, tetapi angka penderita kelaparan di seluruh dunia masih berjumlah 850 juta lebih. Laporan FAO menunjukkan, enam juta dari 11 juta anak yang meninggal dunia setiap tahunnya berumur di bawah lima tahun dan menderita kelaparan dan kurang gizi. Wakil Direktur FAO, Hartwig de Haen mengutarakan:

„Seandainya anak-anak itu tidak kekurangan gizi, kemungkinan besar mereka masih hidup. Badan mereka lemah, sehingga rentan penyakit yang sebenarnya dapat disembuhkan, bila saja tubuh mereka lebih kuat karena cukup gizi. Jika persentase anak-anak yang kekurangan gizi dapat diturunkan lima persen saja, itu berarti, angka kematian anak-anak bisa berkurang 30 persen.“

Jika melihat dari angka total penderita kelaparan dan kurang gizi, Asialah yang menempati rangking teratas. Tetapi, kalau dari angka persentasenya, Afrika bagian selatan gurun Sahara malah yang paling gawat. Itu sebabnya, Sambia sehubungan dengan kegagalan panen dan kekeringan di negaranya, dan 55% warganya menderita kelaparan presiden Zambia meminta bantuan internasional.

FAO juga menjelaskan, bahwa perang melawan kelaparan di tahun 90-an berjalan lebih cepat dari yang sekarang. Untuk merintanginya Direktur FAO, Jaques Diouf, merencanakan reformasi dalam organisasi itu. Dalam konferensi FAO yang ke-33 yang sedang diselenggarakan, ia mengusulkan, agar ke-189 negara anggota menyetujui rencananya untuk mempersingkat proses birokrasi sekaligus menuntut flexibilitas. Sementara itu, Diouf sendiri Sabtu lalu dikukuhkan kembali sebagai Direktur FAO untuk enam tahun mendatang.