FBI Cari Dokumen Nuklir saat Geledah Kediaman Trump
12 Agustus 2022
Jaksa Agung AS mengatakan "secara pribadi" menyetujui penggeledahan FBI di rumah Donald Trump di Florida. Mengutip sumber anonim yang dekat dengan penyelidikan, beberapa dari dokumen itu terkait dengan senjata nuklir.
Iklan
Jaksa Agung Amerika Serikat Merrick Garland mengatakan pada Kamis (11/08) bahwa Departemen Kehakiman telah meminta pengadilan untuk membuka segel surat perintah penggeledahan ke kediaman mantan Presiden AS Donald Trump di Florida.
Dia mengutip bahwa ada "kepentingan publik yang substansial" untuk tujuan membuka segel surat perintah penggeledahan dan merinci penerimaan dari apa yang disita. Ini adalah pertama kalinya Garland berbicara di depan umum tentang penggeledahan itu.
Agen FBI menggeledah kediaman Trump di Mar-a-Lago pada Senin (08/08), untuk mencari dokumen rahasia yang seharusnya diserahkan setelah masa kepresidenan Trump berakhir.
Dokumen yang dicari terkait senjata nuklir
Menurut laporan Washington Post, mengutip sumber anonim yang dekat dengan penyelidikan, beberapa dari dokumen itu terkait dengan senjata nuklir. Operasi penggeledahan mendadak di rumah Trump adalah eskalasi politik dari penyelidikan federal tentang apakah Trump secara ilegal menghapus catatan dari Gedung Putih.
Iklan
Sejak penggeledahan itu, Garland dan departemennya menghadapi reaksi keras dari Trump dan para pendukungnya, hingga Partai Republik.
Sebelumnya pada Kamis (11/08), seorang pria yang mengenakan pelindung tubuh dan membawa senapan semi-otomatis gaya AR-15 dan pistol paku berusaha membahayakan keamanan di kantor lapangan FBI di Ohio. Pria tersebut mengalami luka dalam baku tembak, dan meninggal malam itu juga.
"Serangan tak berdasar terhadap integritas FBI mengikis rasa hormat terhadap aturan hukum dan merupakan kerugian besar bagi pria dan perempuan yang berkorban begitu banyak untuk melindungi orang lain," kata Direktur FBI Christopher Wray.
Foto-foto Saat Massa Pendukung Trump Menyerbu Gedung Capitol AS
Massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung DPR AS dalam upaya membatalkan kekalahan Trump. Foto-foto berikut ini menggambarkan insiden penyerbuan di Gedung Capitol saat perusuh bentrok dengan pasukan keamanan.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Bentrok antara pengunjuk rasa dan polisi
Massa pendukung Presiden AS Donald Trump bentrok dengan aparat keamanan di depan Gedung Capitol di Washington DC pada 6 Januari. Kongres AS sedang mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan 306-232 Presiden terpilih Joe Biden atas Presiden Trump.
Foto: Stephanie Keith/REUTERS
Demonstran yang marah menyerbu Gedung Capitol
Awalnya, pendukung Trump yang agresif berunjuk rasa di luar Gedung Capitol AS. Namun, mereka akhirnya mencoba menerobos masuk ke dalam gedung dan polisi gagal menahan massa yang marah.
Foto: Roberto Schmidt/AFP/Getty Images
Pendukung Trump menerobos masuk
Massa pendukung Trump yang marah menerobos Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021, saat Kongres mengadakan sidang untuk meratifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden dari hasil Electoral College atas Presiden Trump.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas keamanan Gedung Capitol berjaga penuh
Petugas keamanan Gedung Capitol AS berjaga penuh saat menangani kerusuhan ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber, ruangan paling inti, tempat para legislator berkumpul untuk meratifikasi pemungutan suara Electoral College.
Foto: J. Scott Applewhite/AP Photo/picture alliance
Petugas keamanan menahan para perusuh
Petugas keamanan mencoba menahan para perusuh yang berada di lorong di luar ruang Senat. Sementara, para anggota parlemen dibawa ke tempat aman.
Foto: Manuel Balce Ceneta/AP Photo/picture alliance
Mengambil alih ruang Senat
Setelah berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, seorang pengunjuk rasa berlari ke tengah ruang Senat dan meneriakkan "Kebebasan!"
Foto: Win McNamee/Getty Images
Perusuh menyerbu ruang Senat
Seorang perusuh berhasil menerobos keamanan Gedung Capitol, dan melompat dari atas galeri umum ke ruang Senat.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Anggota parlemen berlindung di House Chamber
Para anggota parlemen dengan panik mencari tempat berlindung di ruang galeri DPR, saat para pengunjuk rasa mencoba menerobos masuk. Menurut seorang jurnalis Gedung Putih, para anggota parlemen diberi masker gas yang berada di bawah kursi.
Foto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance
Pengunjuk rasa menduduki kantor anggota parlemen
Massa pendukung Trump mengambil alih kantor yang telah dikosongkan. Anggota parlemen berhasil dibawa ke tempat aman.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Petugas tak berhasil menahan
Polisi dan petugas keamanan Gedung Capitol gagal menahan pengunjuk rasa yang menerobos masuk ke Rotunda dan kantor anggota parlemen. Seorang pria bahkan memboyong podium yang biasa digunakan oleh Ketua DPR Nancy Pelosi untuk berpidato.
Foto: Win McNamee/Getty Images
Petugas menembakkan gas air mata
Petugas keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh di luar Gedung Capitol.
Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP/Getty Images
Ledakan di luar Gedung Capitol
Sebuah ledakan terjadi di luar Gedung Capitol ketika polisi berusaha menghalau laju massa pendukung Trump. Kepolisian Washington dan Garda Nasional telah dikerahkan untuk membubarkan para pengunjuk rasa.
Foto: Leah Millis/REUTERS
Upaya membubarkan pengunjuk rasa
Petugas Garda Nasional dan kepolisian Washington DC dikerahkan ke Gedung Capitol untuk membubarkan pengunjuk rasa. Jam malam di seluruh kota diberlakukan dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi. (Ed: pkp/rap)
Penulis: Kristin Zeier
Foto: Spencer Platt/Getty Images
13 foto1 | 13
Akankah Trump keberatan dengan dibukanya surat perintah itu?
Garland tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang penggeledahan atau surat perintah, tetapi menggarisbawahi bahwa departemennya tidak akan melakukan penggeledahan seperti itu dengan mudah.
Garland mengatakan dia secara pribadi menyetujui penggeledahan FBI atas properti Trump.
Trump punya waktu hingga pukul 3 sore waktu setempat pada Jumat (12/08) untuk menolak langkah Departemen Kehakiman AS untuk membuka segel surat perintah. Mosi untuk membuka segel surat perintah itu tampaknya mengonfirmasi bahwa penggerebekan itu sedang mencari dokumen rahasia.
"Terjadinya penggeledahan dan indikasi materi subjek yang terlibat sudah umum," tulis Departemen Kehakiman dalam pengajuan pengadilan, mengutip artikel New York Times tentang penggerebekan itu.
Trump dan pengacaranya memiliki salinan dokumen tersebut, tetapi belum membagikannya kepada publik.
Menyusul pengumuman Garland, Trump merilis pernyataan yang mengatakan pengacara dan perwakilannya "sepenuhnya bekerja sama."