FBI Pimpin Aksi Global Atasi Kriminalitas Internet
27 Juni 2012![ILLUSTRATION - Zwei Kreditkarten stecken am 18.11.2009 in Frankfurt am Main in einer Geldörse. Die Kreditkartenanbieter Mastercard und Visa setzen ebenso auf das sogenannte kontaktlose Bezahlen wie die Sparkassen. Ungeachtet aller technischen Neuerungen kramen die meisten Menschen in Deutschland an der Kasse in ihren Geldbörsen allerdings nach passendem Bargeld statt zum Plastikgeld zu greifen. Foto: Marius Becker dpa/lhe (zu dpa "Einkaufen im Vorbeigehen: Modernes Plastikgeld" vom 23.12.2011) +++(c) dpa - Bildfunk+++](https://static.dw.com/image/15643278_800.webp)
Menurut keterangan Polisi Federal AS, FBI komplotan itu mengincar data 411.000 kartu kredit. Dengan aksi tersebut kerugian 205 juta dollar AS (sekitar 164 juta Euro) berhasil dihindari. Ini merupakan aksi terbesar dalam memerangi pelaku data ilegal dalam sejarah kriminal, demikian disampaikan FBI di New York.
Operasi yang meliputi lebih dari 30 pemeriksaan itu merupakan hasil penyidikan selama dua tahun di bawah pimpinan FBI. Di Jerman para penyidik AS bekerja sama dengan dinas rahasia Jerman, BKA. Di antara orang yang ditangkap terdapat satu warga Jerman. Penipu kartu kredit juga ditangkap di Inggris, Bosnia, Bulgaria dan Norwegia.
Tersangka yang diciduk di Amerika Serikat rata-rata berusia 20 tahun. Bahkan dua orang di bawah umur juga menjadi incaran para penyidik. Anggota sindikat itu berusaha membobol rekening orang dengan kartu kredit curian atau data kartu kredit yang dicuri lewat internet .
FBI Memancing Sindikat di Internet
Anggota sindikat saling menjual data rekening bank dan kartu kredit tersebut. Karena mereka menggunakan forum internet dalam bertukar informasi, FBI juga membuka forum semacam itu, yang menjadi ajang bisnis para penipu kartu kredit. Forum internet itu aktif di AS, Asia, Eropa dan Australia. Mei lalu situs internet itu ditutup dan kini dilakukan operasi penggerebekan.
"Jika kriminalitas internet semakin bersifat internasional, kami juga harus menjawabnya secara global dan lebih tegas", demikian dikatakan jaksa Manhattan, Preet Bharara. Aksi antar negara itu menunjukkan, "hacker dan penipu tidak dapat memperhitungkan, bisa bersembunyi secara anonim di internet". Demikian Bharara.
DK/ML/dpa/afp